TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedari awal sudah angkat bicara siap menjadi orang pertama di Indonesia yang divaksin Covid-19.
Kini Jokowi kembali menegaskan dirinya sebagai orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19 Sinovac.
Hal itu diungkapkan Jokowi dalam sambutan pemberian bantuan modal kerja di halaman tengah Istana Merdeka, Rabu (6/1/2021).
"Insyaallah mulai minggu depan mulai disuntik vaksinnya, yang pertama disuntik nanti saya," ungkap Jokowi dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Jokowi menyebut hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan keamanan vaksin.
"Sehingga yang lain menjadi yakin vaksinnya ini aman dan halal," kata Jokowi.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan minimal 70 persen masyarakat Indonesia harus divaksin.
"Paling tidak minimal 70 persen harus divaksin, ketemunya 182 juta orang harus divaksin, bayangkan."
"Tapi memang virus ini harus ditangani dengan cara itu, semua negara sama," ungkap Jokowi.
Jokowi mengatakan setiap orang akan disuntik vaksin sebanyak dua kali.
"Berarti butuh vaksin dikalikan dua, inilah keadaan yang harus saya sampaikan apa adanya."
"Pekerjaan yang tidak mudah, tapi saya meyakini Insyaallah kita bisa melakukan ini," ungkap Jokowi.
Jokowi mengajak masyarakat berdoa agar keadaan bisa kembali normal.
"Kita berdoa bersama agar semua segera bisa normal kembali, ekonomi normal, usaha bapak ibu normal, itu kehendak kita semua," ungkap Jokowi.
Rabu 13 Januari 2021, Jokowi Divaksin Covid-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan disuntik vaksin Covid-19 pada 13 Januari 2021 mendatang.
Vaksin yang digunakan Jokowi merupakan vaksin Sinovac, yang telah tiba di Indonesia pada 6 dan 31 Desember 2020 lalu.
"Iya, Sinovac," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa, (5/1/2021).
Hal yang sama diungkapkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.
Menurutnya, penyuntikan perdana vaksin Covid-19 akan dilakukan kepada Jokowi bersama sejumlah pejabat kementerian atau lembaga yang berusia di bawah 60 tahun.
Hal itu lantaran vaksin yang digunakan adalah Sinovac yang diperuntukan bagi warga 18-59 tahun.
"Penyuntikan perdana tanggal 13 (Januari), hari Rabu depan, itu nanti di tingkat pusat oleh Bapak Presiden langsung yang pertama, beberapa menteri lain, pejabat tingkat pusat yang pimpinan Kementerian/Lembaga, usia di bawah 60 tahun, karena ini yang dari Sinovac, 18-59 tahun," kata Tito dalam rapat koordinasi persiapan vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Kantor Kemendagri.
Wali Kota Bogor Bima Arya Pernah Positif Covid-19, yang Divaksin Wakilnya
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 di Kota Bogor.
Diketahui Kepala daerah akan menjadi penerima vaksin pertama di daerahnya masing-masing.
Karena Wali Kota Bogor Bima Arya pernah positif Covid-19 sebelumnya, sehingga penyuntikan vaksin pertama kota hujan itu akan dijalani oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Bima Arya Sugiarto mengatakan vaksinasi di Kota Bogor akan dilakukan pada 14 Januari 2021.
"Kami sudah tetapkan daftar penerimanya siapa saja, nanti kami akan sosialisasikan, mungkin 10 persen dari target penerima atau usia produktif," katanya Rabu (6/1/2021).
Bima mengatakan, kepala daerah diminta untuk yang pertama yang menjalani vaksin namun dengan catatan adalah kepala daerah yang belum pernah terkena Covid-19.
"Jadi di Kota Bogor yang akan pertama disuntik vaksin adalah Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim," ujarrnya.
Dilokasi terpisah Dedie A Rachim mengatakan secara mental dirinya siap untuk menjalani vaksinasi Covid-19
"Salah satu syaratnya adalah sehat dan belum pernah terinfeksi virus Covid-19, secara mental saya siap," tegasnya.
Bupati Bogor Ade Yasin Siap Divaksin, Tapi Pernah Positif Covid-19
Bupati Bogor Ade Yasin mengaku siap jadi orang pertama yang menerima vaksin Covid-19 di Kabupaten Bogor.
Namun, hal itu nanti akan ditentukan oleh dokter yang memeriksanya sebelum divaksin.
"Saya sih siap. Tapi tergantung dari hasil pemeriksaan dokter. Semua juga, TNI, Polri, nakes juga, saat mau divaksin ya diperiksa dulu dong, gak langsung maen suntik aja," kata Ade Yasin kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).
Terlebih, Ade mengaku tak ingin lagi terpapar Covid-19 seperti yang pernah dia alami sebelumnya.
"Kalau saya sih siap saja. Apalagi saya sudah pernah ngalamin gak enaknya jadi positif Covid-19. Pasti gak mau lagi terkena," katanya.
Ade mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meragukan vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah ini.
Program ini dikeluarkan pemerintah untuk melindungi masyarakat dari virus corona atau Covid-19.
"Imbauan kepada masyarakat bahwa vaksin itu aman. Tidak mungkin negara mencelakakan masyarakatnya. Jadi, vaksin itu aman dan melindungi semua. Supaya tidak gampang tertular ya harus divaksin," pungkasnya.
Wali Kota Bekasi Siap Divaksin Kapanpun
Ditanya kesediaan divaksin Covid-19, jawaban Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi: Pemimpin itu belakangan.
Sebanyak 11.983 vaksin Covid-19 bakal dialokasikan ke Kota Bekasi.
Vaksin tersebut saat ini diprioritaskan khusus untuk tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, tenaga kesehatan yang telah terdaftar harus bersedia untuk divaksinasi.
"Kalau nakes wajib divaksin, akan baik buat diri dia sendiri maupun bagi orang lain," kata Rahmat saat dikonfirmasi, Rabu (6/1/2021).
Saat ditanyakan siapa orang pertama yang bakal disuntik vaksin di Kota Bekasi, Rahmat menyatakan kesediaannya.
"Kalau ke saya (yang pertama) juga boleh, kapan saja boleh," ungkapnya.
Meski begitu, Rahmat lebih memprioritaskan agar vaksin diberikan oleh para tenaga kesehatan.
"Tapi kan harusnya pemimpin itu belakangan, tidak mementingkan kepentingan bahwa pemimpin harus divaksin duluan, sementara nakesnya belakangan. Tinggal melihatnya dari sisi mana," ujar Rahmat.
Mendahulukan nakes untuk divaksin Covid-19, sambung Rahmat, merupakan mandat dari pemerintah pusat sehingga ia pun bersedia apabila divaksin di kesempatan lain.
"Kalau saya sih melihatnya, jangan dianggap nanti takut, yang penting dulu, siapa yang setiap hari berhubungan dengan pandemi. Berarti kan tenaga kesehatan," tutur Rahmat. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com/TribunJakarta.com)