Di sana, Risma bertemu para gelandangan dan pemulung yang bermukim dengan rumah semi permanen.
Risma melihat secara langsung hunian dengan kasur gulung lusuh, lemari butut, alat-alat mandi, serta sandal jepit terserak.
Mantan Wali Kota Surabaya itu bahkan berbincang dengan seorang pemulung yang mengaku memperoleh penghasilan sebesar Rp 800.000 setiap bulan.
Risma lantas menjanjikan tempat tinggal yang layak dan mengajari para pemulung untuk memiliki usaha mandiri
"Bapak-ibu saya carikan ‘rumah’ jadi enggak perlu ada biaya ngontrak.
Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau terus kaya gini, ya. Mau ya," kata Risma.
Tak hanya janji tempat tinggal layak, Risma juga menyatakan rencana meyulap kolong fly over menjadi taman.
Dia pun akan merekolasi gelandangan dan pemulung yang tinggal di kolong fly over.
Meskipun begitu, Lurah Pegangsaan Parsiyo mengatakan, rencana Risma mendapat penolakan dari warga setempat.
Sebab, mereka menilai lokasi rumah baru jauh dari tempat kerja mereka.
"Warga ditawarkan belum ada jawaban mau. Intinya mereka menolak," ucapnya.
Parsiyo pun kemudian menyampaikan ke Risma bahwa Pemprov DKI Jakarta juga sudah berkali-kali menawarkan warga kolong flyover itu untuk pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.
Namun, warga selalu menolak karena lokasinya yang jauh. Keesokan harinya yakni 29 Desember 2020, semua bangunan bedeng di kolong fly over dibongkar petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU). B
Kolong fly over itu rencananya akan disulap menjadi taman dan tempat rekreasi warga.
Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, penataan kolong jembatan ini terinspirasi dari Terowongan Kendal.