TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat Islam kembali kehilangan pendakwah panutan, Syekh Ali Jaber yang meninggal di Rumah Sakit Yarsi, Jakarta, Kamis (14/1/2021) pagi.
Ulama kharismatik kelahiran Madinah, 3 Februari 1976, ini memiliki nama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber adalah sosok pendakwah yang teduh, hafiz Al-Quran, dan kebaikannya mengilhami banyak orang.
Kabar meninggalnya Syekh Ali Jaber dibenarkan oleh Yayasan Syekh Ali Jaber melalui laman resmi Instagram @yayasan.syekhalijaber pada Kamis (14/1).
"Kami berduka atas wafatnya Syeikh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber pada Kamis pukul 08.30 WIB," demikian tulis akun tersebut.
Baca juga: Mengenang Syekh Ali Jaber, Mengalah Tak Pakai Ponsel Selama 2 Tahun Karena Istri Pencemburu
Kepergian Syekh Ali Jaber meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam. Kebaikan almarhum akan selalu dikenang dan menjadi teladan.
Maafkan Pemuda yang Menusuknya
Tahun lalu perhatian publik tersita karena Syekh Ali Jaber menjadi korban percobaan pembunuhan pemuda inisial AA.
Saat itu Syekh Ali Jaber mendapat luka tusuk saat berdakwah di Lampung, eptember 2020 lalu.
Ketika massa yang hadir ingin mengeroyok, pelaku malah mendapat perlindungan Syekh Ali Jaber.
Baca juga: Pesan Telak Sule pada Teddy Sibuk Urus Warisan Lina Jubaedah: Saya yang Cari Uangnya Tak Mengungkit
Baca juga: Rekam Jejak Syekh Ali Jaber yang Meninggal Dunia pada Kamis Pagi, Dianugerahi Status WNI oleh SBY
Baca juga: Syekh Ali Jaber Wafat, Ustaz Yusuf Mansur: Kehilangan Sosok Pejuang Alquran
Tempo hari, AA meminta maaf secara langsung kepada Syekh Ali Jaber saat bertemu secara daring di persidangan.
Permintaan maaf itu disampaikan AA sebelum persidangan yang digelar secara daring di Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Kamis (26/11/2020).
"Saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada Syekh Ali Jaber atas apa yang sudah saya lakukan," kata AA dalam persidangan.
Baca juga: Banyak Pelayat yang Datang, Salat Jenazah Pramugara Okky Bisma Dilaksanakan Dua Kali
Syekh Ali Jaber yang juga dihadirkan secara daring menanggapi permintaan maaf itu dengan mengatakan bahwa dia sudah memaafkan AA sejak hari pertama kejadian.
"Dari hari pertama sejak kejadian, kamu (terdakwa AA) sudah saya maafkan," kata Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber pun menyempatkan bertanya mengenai keadaan dan kondisi kesehatan AA.
"Kamu baik-baik saja di sana? Tetap jaga kondisi ya," kata Ali Jaber.
Di persidangan kali ini itu Syekh Ali Jaber dimintai keterangan sebagai saksi korban.
Ia menjelaskan dirinya saat ditusuk sedang memebrikan tausiyah di Masjid Falahudin, Kelurahan Sukajawa, Bandar Lampung.
Syekh Ali Jaber sedang menguji bacaan Al-Quran salah satu santri putri.
Selesai menguji, orangtua santri itu meminta swafoto dengan Syekh Ali Jaber.
Lantaran memori ponsel orangtua santri penuh, Syekh Ali Jaber meminta kepada jemaah yang hadir untuk meminjamkan ponselnya.
Ketika itulah AA datang naik ke panggung lalu menusuk Syekh Ali Jaber.
Kuasa hukum Ardiansyah mengatakan, permintaan maaf yang disampaikan Syekh Ali Jaber bisa menjadi pertimbangan meringankan bagi terdakwa AA.
"Pertimbangan lain tidak ada niat dari terdakwa untuk membunuh atau menikam organ vital korban," kata Ardiansyah.
Umrahkan Pemulung Asal Garut
Syekh Ali Jaber juga perhatian terhadap Muhammad Gifari Akbar (16), pemulung asal Garut.
Fotonya Gifari viral sedang membaca Al-Quran di emperan Jalan Braga, Bandung. Di sisinya ada sebuah karung.
Belakangan, Gifari bisa bertemu dan membuat Syekh Ali Jaber terenyuh.
Keduanya sempat berkomunikasi ketika sebuah stasiun televisi swasta menggelar wawancara.
Pertemuan tatap muka bisa terwujud di Muslimah Center Nuurun Nisa, Cihanjuang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (11/11/2020).
Gifari sengaja didatangkan dari Garut pada Selasa (10/11/2020) dan kehadiran Akbar itu menjadi kejutan bagi Syekh Ali Jaber.
Sebab Syekh Ali Jaber sudah mempunyai agenda untuk mendatangi Gifari langsung ke rumahnya di Garut.
Di lokasi, suasana haru menyelimuti pertemuan Syekh Ali Jaber dengan Gifari. Keduanya saling berpelukan disaksikan jemaah.
Syekh Ali Jaber pun tak sungkan langsung mencium pipi dan kepala Gifari serta memeluknya kembali.
Gifari kemudian diminta membacakan surat Alfatihah, sementara Syekh Ali Jaber duduk di sampingnya.
Lantunan suara merdu Gifari meluluhkan hati Syekh Ali Jabar yang tak bisa menahan air mata.
Gifari tak menyangka bisa bertatap langsung dengan Syekh Ali Jaber apalagi sampai dipeluk dan dicium.
"Ketemu Syekh Ali Jaber perasaannya senang sekali, tidak menyangka. Saya kira ini mimpi, ternyata ini kenyataan," ucap Gifari.
Ia merasa terharu dan sempat mendengar kabar akan dijadikan anak angkat dan berangkat umrah bersama Syekh Ali Jaber.
"Katanya memang mau dijadikan anak angkat dan diumrahkan. Tapi belum tahu kapan."
"Saya ketemu dengan Syekh saja sudah bahagia. Saya akan mendoakan yang terbaik buat Syekh Ali Jaber semoga selalu dilindungi Allah SWT," ungkap Gifari.
Syehk Ali Jaber juga akan memenuhi semua kebutuhan keluarga Gifari.
"Tidak hanya umrah bersama saya. Tapi juga soal pendidikanya. Mengapa umrah, ini menjadi awal yang baru bagi Muhammad Gifari Akbar," ujar Syekh Ali Jaber.
Syekh Ali Jaber berharap kelak Muhammad Gifari Akbar bisa menjadi imam besar. Dia pun akan membimbing langsung pendidikan Muhammad Gifari Akbar.
Berkah dari membaca Al-Quran yang dirasa Gifari tak sampai di situ.
Ternyata, Syekh Ali Jabar ikut mengantar langsung Gifari ke rumahnya di Garut.
Gifari menangis saat bertemu dengan kakek dan neneknya di rumahnya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota.
Kedatangan Syekh Ali Jaber tersebut untuk bersilaturahmi dengan keluarga Akbar.
Saat itu, Syekh ALi Jaber memohon izin untuk membawa akbar ke pesantrennya di Cipanas, Cianjur.
"Saya bangga sekali bisa bertemu langsung dengan keluarga Akbar di Garut. Saya memohon pamit, izin untuk bisa bawa Akbar, dibina," ucap Syekh Ali Jaber di rumah kakek Akbar.
Di rumah semi permanen itu, Syekh Ali Jaber berbincangan dengan kakek Akbar yang duduk di sampingnya.
"Insya Allah akan kami bina di pesantren kami di Cipanas (Cianjur) selama satu bulan. Setelah itu akan dibawa berangkat umrah," katanya.
Syekh Ali Jaber juga mengajak keluarga Akbar untuk beribadah umrah.
Namun dengan peraturan umrah saat ini di tengah pandemi Covid-19, kakek dan nenek Akbar belum bisa pergi umrah bersama di tahun ini.
"Nanti kita pergi umrah bersama. Menunggu kondisi sudah umum kembali," kata Syekh Ali Jaber ke kakek dan nenek Akbar.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mengenang Kebaikan Syekh Ali Jaber: Maafkan Pemuda Penusuknya, Umrahkan Pemulung Pembawa Al-Quran