TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DKI Jakarta dan daerah penyangga kini mengalami kondisi yang sama.
Mayoritas fasilitas kesehatan atau faskes, ketersediaan ruang ICU dan tempat tidur untuk pasien Covid-19 kian menipis.
Berikut fakta kondisi faskes di sejumlah daerah :
1. DKI Jakarta: Kapasitas Tersisa 13 Persen Lagi untuk Menampung Pasien Covid-19
Kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di DKI Jakarta terus menipis.
Berdasarkan informasi dari akun instagram Pemprov DKI (@dkijakarta), ketersediaan tempat tidur, baik itu isolasi maupun ruang Intensive Care Unit (ICU) hanya tersisa 13 persen.
"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulisnya dalam unggahan itu.
Tingginya angka okupasi ini disebutnya imbas dari banyaknya warga luar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19 di ibu kota.
Tak main-main, jumlahnya pun mencapai 24 persen dari total tempat tidur di 101 rumah sakit rujukan yang sudah terpakai.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan angka Bed Occupancy Rate (BOR) di Jakarta mencapai 87 persen.
"Bila hanya mempertimbangkan warga dalam satu provinsi, yaitu warga DKI Jakarta maka angkanya sebesar 63 persen," ujarnya.
Baca juga: Istana Tidak Mengetahui Menteri Airlangga Sempat Terpapar Covid-19
Angka BOR 63 persen ini pun lebih rendah dibandingkan provinsi lain di sekitar Jakarta, seperti Banten (79 persen), Jawa Barat (73 persen), DI Yogyakarta (78 persen), dan Jawa Timur (69 persen).
Untuk itu, masyarakat diminta disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, khususnya terkait 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan).
Masyarakat juga diminta mengurangi aktivitas di luar rumah.
Jika tidak ada kepentingan mendesak, warga diminta tetap di rumah.
Terlebih, saat ini Pemprov DKI tengah menerapkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 25 Januari 2021 mendatang.
Atasi Krisis Tempat Tidur RS, Komisi E DPRD Minta Pemprov DKI Batasi Pasien Covid-19 dari Daerah
Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria meminta Pemprov DKI membatasi jumlah pasien dari luar Jakarta yang dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19.
Pasalnya, DKI Jakarta kini tengah mengalami krisis ketersediaan tempat tidur khusus bagi pasien Covid-19.
Ia pun menyarankan, pasien tanpa gejala atau bergejala ringan yang saat ini dirawat di Jakarta untuk dirujuk ke rumah sakit yang ada wilayah tempat tinggalnya.
"Andaikan memang bisa dirujuk ke RS dimana dia berada dalam keadaan dijamin oleh dokter bahwa dia tidak akan parah dalam perjalanan, kalau bisa dikembalikan ke daerah awal," ucapnya, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Rombongannya Sempat Terjang Banjir Sebetis di Kalsel, Presiden Jokowi Kini Sudah di Jakarta
Politisi Gerindra ini pun meminta Pemprov DKI berkoordinasi dengan wilayah sekitar agar proses pemindahan tersebut bisa berjalan dengan lancar.
"Bukan dilepaskan gitu aja, tapi dibantu koordinasi kalau memang enggak ada dibantu gitu," ujarnya saat dihubungi.
Meski demikian, ia mengakui, tak mudah untuk membatasi pasien dari luar Jakarta yang dirawat di RS rujukan Covid-19 di ibu kota.
Pasalnya, fasilitas kesehatan yang ada di wilayah penyangga ibu kota umumnya belum memadai dan tak secanggih di Jakarta.
"Memang hal ini tidak bisa dinampikkan, karena semua masyarakat itu harus bisa dibantu, karena kita berurusan dengan nyawa," kata dia.
"Tapi memang harus ada juga kriteria-kriteria yang bisa diterapkan," tambahnya menjelaskan.
Pimpinan DPRD DKI Jakarta: Maksimalkan Hotel yang Tak Terpakai untuk Pasien Covid-19
Pimpinan DPRD DKI Jakarta meminta kepada pemerintah daerah menggandeng pemilik hotel demi menyediakan tempat tidur isolasi bagi pasien Covid-19.
Hal ini berkaca pada ketersediaan tempat tidur isolasi Covid-19 yang kian menipis di Jakarta.
“Sekarang kita harus punya satu terobosan, yaitu fasilitas hotel yang sekarang banyak sekali nggak bisa operasional, yang nganggur akibat Covid-19 ini difungsikan,” kata Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pada Selasa (19/1/2021).
“Saya yakin mereka bisa menerima kok (untuk isolasi pasien Covid-19) karena membantu ekonomi juga. Saya melihat kondisi seperti ini dan saya mengajukan kepada Pak Gubernur,” tambah Politisi PDI Perjuangan ini.
Menurutnya, wabah Covid-19 di Ibu Kota kian mengkhawatirkan yang dipicu beberapa faktor.
Satu di antara yang paling utama karena adanya masyarakat yang berlibur ke daerah lain saat libur panjang Natal dan Tahun Baru 2021.
Kepergian mereka memicu penularan Covid-19, apalagi banyak orang yang positif namun berkategori tanpa gejala. “Liburan kemarin ini sangat luar biasa karena orang ke luar kota, pulang ke Jakarta, daerah penunjang semua minta ke Jakarta, mengecek RSDC Wisma Atlet sampai penuh saat ini,” ujar Prasetyo.
2. Kota Bekasi: Ruang ICU Hampir Penuh
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menambah kapasitas tempat tidur isolasi untuk penanganan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Stadion Patriot Candrabhaga.
Hal ini dilakukan menyusul peningkatan kasus Covid-19 yang menyebabkan ruang ICU dan ruang rawat inap isolasi di sejumlah rumah sakit hampir penuh.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya saat ini telah melakukan penambahan kapasitas RSD Stadion Patriot dari yang semula 55 tempat tidur menjadi 65 tempat tidur.
"Kami lakukan penambahan di RSD Stadion Patriot, di Gate 7 dibuka ruang isolasi baru untuk penanganan pasien Covid-19," kata Rahmat.
Penambahan kapasitas tempat tidur di RSD Stadion Patriot tidak hanya sampai di situ, Pemkot Bekasi berencana menambah 19 tempat tidur lagi untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
"Kemarin sudah ada penambahan dan beroperasi, tinggal 19 tempat tidur lagi kalau enggak salah untuk di RSD Stadion agar kapasitasnya meningkat," jelas dia.
Di samping itu, Pemkot Bekasi juga masih mengupayakan percepatan operasional RSUD Tipe D Bekasi Utara untuk penanganan pasien Covid-19.
"Harusnya Minggu kemarin sudah dibuka, tapi karena ada kendala di tahap penganggarannya, tapi penganggarannya saya lihat sudah selesai tinggal pengadaannya ini harus cepat," tegas dia.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Rina Oktavia mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, tingkat keterisian ICU untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit mencapai 100 persen.
"ICU isolasi untuk penanganan Covid-19 di seluruh rumah sakit Kota Bekasi sebanyak 85 tempat tidur, saat ini kapasitas yang tersesia nol atau terisi semua," kata Rina saat dikonfirmasi.
Sementara untuk keterisian ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di rumah sakit Kota Bekasi, saat ini sebanyak 1492 tempat tidur dari total 1605 kapasitas yang ada.
"Isolasi yang kosong ada 113 tempat tidur per hari ini," jelasnya.
Dinkes Kota Bekasi Siapkan Ruang ICU Tambahan untuk Pasien Covid-19 di RSUD Tipe D
Ruang Intesive care unit (ICU) di Kota Bekasi untuk penanganan pasien Covid-19 penuh, Dinas Kesehatan (Dinkes) tambah kapasitas di dua Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kota Bekasi Rina Oktavia mengatakan, penambahan ICU isolasi untuk pasien Covid-19 berada di RSUD Jatisampurna dan Bantargebang.
"Kami dari Dinkes berupaya melakukan pengembangan ICU isolasi di RSUD Tipe D," kata Rina saat dikonfirmasi, Senin (18/1/2021).
Baca juga: Daging Mahal dan Mogok Jualan, Lapak Pedagang Daging Sapi di Pasar Kranji Bekasi Kosong
Rina menambahkan, Kota Bekasi memiliki tiga RSUD Tipe D, dari jumlah tersebut, baru RSUD Tipe D Pondok Gede yang sudah memiliki ICU isolasi untuk penanganan Covid-19.
"Untuk ICU isolasi RSUD Tipe D Jatisampurna, Rabu (20/1) mulai operasional dan HCU (Hight Care Unit)nya sudah siap untuk menerima pasien covid," terangnya.
Selain itu, pihaknya juga berupaya melakukan koordinasi dengan sejumlah rumah sakit di luar Kota Bekasi terkait ketersediaan ICU isolasi untuk pasien Covid-19.
"Memang saat ini baik ICU isolasi RS DKI dan RS kabupaten Bekasi dalam keadaan full," terang dia.
Rina tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah kapasitas ruang ICU isolasi tambahan untuk pasien Covid-19 di RSUD Tipe D.
3. Kota Bogor: Fasilitas Kesehatan Kritis
Pemerintah Kota Bogor terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dan pengananan terhadap pasien Covid-19.
Saat ini kondisi kapasitas fasilitas kesehatan pun terus menipis bahkan kondisinya sudah kritis.
Fasilitas kesehatan untuk isolasi pun terus diperbanyak namun tetap masih belum mencukupi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan bahwa setiap hari banyak warga yang tidak mampu untuk difasilitasi dan tidak sedikit juga ada yang tidak bisa mendapatkan ICU hingga menyebabkan meninggal.
"Jadi saya harus katakan ini kritis, makanya kita prihatin apabila ada warga yang masih ingin hiburan masih ingin jalan-jalan masih ingin berkumpul berkerumun, saya aja larang keras acara ceremoni engga usah lagi upacara-upacara ga usah acara-acara yang enggak penting di kurangi semua, kurangi mobilitas hindari kerumunan," ujarnya, Senin (18/1/2021).
Bima juga berpesan agar masyarakat ikut memikirkan para tenaga kesehatan yang berjuang keras dan berkorban untuk banyak hal.
Untuk itu pihaknya mengingatkan bahwa liburan masyarakat membuat para tenaga kesehatan lebih keras berkorban.
"Jadi liburan berbanding lurus dengan bertambahnya korban nakes. Makin bnyak warga yang berlibur makin tinggi korban di tenaga kesehatan ini kan ironis, jadi jangan sampai ini terjadi, jadi kalau bicara seberapa darurat sangat darurat saya harus katakan itu kepada masyarakat," katanya.
Bima juga menyampaikan setiap hari banyak keluarga yang menangis karena keluarganya tidak mendapatkan perawatan karena memang kondisi rumah sakit sudah benar benar penuh.
Untuk itu pihaknya terus berupaya untuk terus menambah kapasitas fasiltas kesehatan.
"Jadi begini ikhitiar kita yang pertama adalah menambah baik ruang ICU maupun isolasi di rumah sakit rujukan Covid di seluruh Kota Bogor," katanya.
Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor Miliki 68 Tempat Tidur, 70 Persen Pasien Covid-19 Warga Kota Bogor
Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor telah diresmikan pada Senin (18/1/2021).
Rumah sakit tersebut miliki total 68 tempat tidur. Sebanyak 70 persen pasien Covid-19 warga Kota Bogor.
Sisanya merupakan pasien Covid-29 dari luar Kota Bogor.
Meski demikian jumlah tenaga perawat masih kurang.
Saat ini baru 44 perawat, sedangkan kebutuhan 60 tenaga perawat.
Permasalahan tersebut akan diselesaikan pada pekan ini dengan merekrut tenaga perawat.
Dipastikan pada pekan kedua Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor sudah beroperasi maksimal.
"Rekrutmen tenaga perawat selesai pada pekan ini. Jadi pekan depan suda maksimal," kata Kepala Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor, Yeti Hariyati, kepada wartawan, Senin (18/1/2021).
Yeti mengatakan, Rumah Sakit Lapangan akan menerima pasien positif Covid-19 hasil rujukan yang disertai hasil positif swab test.
Pasien Covid-19 ditangani 11 dokter umum yang siaga 24 jam.
Kemudian area Rumah Sakit Lapangan yang memiliki dua lantai tidak bebas untuk dikunjungi.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, petugas Rumah Sakit Lapangan dilakukan swab tes secara periodik.
Dalam peresmian Rumah Sakit Lapangan Kota Bogor yang terletak di GOR Pajajaran atau di Jalan Pemuda No.4, Tanah Sareal, Kota Bogor disaksikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melalui zoom.
4. Kabupaten Bogor: Covid-19 Terus Meningkat, Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di RS Kabupaten Bogor Hampir Penuh
Penularan Covid-19 di Kabupaten Bogor makin ganas.
Hingga Minggu (17/1/2021) total ada 6.656 kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah ini.
Rinciannya, kasus sembuh ada 5.636 orang, meninggal 79 orang, dan probable meninggal 266 orang.
Saat ini masih ada 935 kasus konfirmasi aktif, 306 kasus suspek dan 4 kasus probable.
Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor tersebar hampir merata di semua kecamatan.
Dari 40 kecamatan, hanya ada satu zona oranye yaitu Kecamatan Tenjo. Sisanya, masuk zona merah.
Baca juga: 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor Zona Merah, Nakes di RSUD Leuwiliang dan Megamendung Gugur
Meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor membuat tingkat hunian ruang perawatan di berbagai rumah sakit makin penuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike Kartalina, mengatakan, tingkat hunian pasien Covid-19 di rumah sakit maupun pusat isolasi saat ini telah mencapai 92 persen.
“Angka ini jauh dibawah standar World Health Organization (WHO),” papar Mike, Senin (18/1/2021).
Untuk mengatasi penuhnya ruang perawatan dan isolasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor berencana memakai Wisma Atlet di Cilidong.
“Besok kami akan survei lokasi Wisma Atlet yang berada di Markas Divif 1 Cilodong," papar Mike.
Selain survei, Dinkes juga akan membahas kerjasama dengan Komandan Markas Divif 1 Kostrad Cilodong secara lebih detil.
"Kami akan membahas apa saja yang perlu dipersiapkan Pemkab Bogor untuk perlengkapan Wisma Atlet ini,” pungkasnya.
5. Kota Depok: RS Rujukan Covid-19 di Depok Penuh
Dinas Kesehatan Kota Depok menyebutkan bahwa soal penuhnya RS rujukan Covid-19 perlu ada perbaikan.
Untuk mengatasinya, maka dari hulunya yang harus diperbaiki.
Ledakan kasus Covid-19 dirasakan sejumlah wilayah lainya.
Kota Depok juga mengalami hal serupa, sehingga menyebabkan penuhnya rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok Novarita saat dihubungi Warta Kota.
Novarita mengatakan, saat ini RS rujukan hampir tak sanggup lagi menampung jumlah pasien Covid-19.
Kondisi itu disebabkan beberapa waktu terakhir jumlah warga Depok yang terinfeksi Covid-19 terus meroket, sementara daya tampung RS dan dapat mengimbangi.
"Kami sudah berusaha untuk terus melakukan penanganan, salah satunya dengan menambah ruang dan tempat tidur," aku Novarita, Minggu (17/1/2021).
Namun, Novarita menegaskan, penambahan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tak akan pernah sanggup untuk mengakomodir jumlah pasien yang menyentuh angka ribuan tersebut.
Baca juga: Kasus Corona Meningkat, Pangdam Jaya Terus Gencarkan Patroli Prokes di Masyarakat
Untuk itu, Novarita meminta kesadaran masyarakat agar sama-sama memerangi pandemi yang hampir setahun melanda Indonesia ini.
"Dari hulunya yang harus di perbaiki, kesadaran masyarakat dalam hal ini sangat diperlukan. Jangan selalu menyalahkan pemerintah,"
"Kalau pemerintah sudah berusaha maksimal tetapi masyarakat tidak peduli atau tidak menerapkan protokol kesehatan, maka sulit untuk mengatasi masalah Covid-19 ini," tuturnya.
Beragam cara dikatakan Novarita telah ditempuh Pemkot Depok dalam menekan penyebaran Covid-19.
Di antaranya terus menyosialisasikan protokol kesehatan 3 M, termasuk mengeluarkan kebijakan perihal pembatasan kegiatan masyarakat.
Pemkot Depok Tambah 50 Persen Ruang ICU untuk Warga Kota Depok
Pemkot Depok menambah 50 persen ruang ICU.
Meski demikian ada kendala yang dihadapi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, mengatakan, hingga saat ini Kota Depok telah memiliki 67 ruang ICU yang ada disejumlah rumah sakit.
Jumlah ruangan ICU tersebut merupakan hasil dari upaya Pemkot Depok dalam menangani Covid-19.
"Sebelum Covid-19 Depok hanya punya sekitar 30 ICU, tapi sekarang sudah bertambah seiring penanganan yang kami lakukan," paparnya saat dihubungi Warta Kota, Minggu (17/1/2021).
Meski mengatakan pihaknya masih terus berupaya melakukan penambahan, Novarita menyebutkan bahwa ada sejumlah hambatan atau kendala yang dihadapi dalam menambah ruang ICU ataupun tempat tidur untuk ditempatkan di ruang perawatan.
Selain karena gedung atau bangunan yang digunakan untuk lokasi ICU maupun ruang perawatan, ada hal yang perlu diperhatikan bila ingin menambah ruangan.
"Kalau menambah ruangan itu kan juga harus menambah jumlah nakes (tenaga kesehatan), kalau ruangannya ada tapi nakesnya ngga ada ya ngga bisa juga (ditambah), begitu juga sebaliknya," akunya.
Baca juga: Digugat ke Pengadilan Negeri Depok Soal Protokol Kesehatan, Pengacara Raffi Ahmad Angkat Bicara
Menurut Novarita, penambahan ruangan memang diserahkan kepada kemampuan masing-masing rumah sakit.
Akan tetapi, hampir seluruh rumah sakit, kata Novarita, selalu memiliki kendala terpenting yakni soal kemampuan gedung atau bangunannya dalam menambah ruang dan juga ketersediaan nakesnya.
Saat ini pihaknya tengah melakukan proses penambahan jumlah tempat tidur khusus bagi perawatan pasien Covid-19.
Jumlah tersebut sekitar 50 tempat tidur lebih yang akan disiapkan Pemkot Depok demi bisa menangani warganya yang terinfeksi Covid-19.
"Saat ini penambahannya kita lakukan di RSUD, masih berproses. Tapi ya yang tadi saya bilang, selain tempat tidur, kami juga perlu memerhatikan ketersediaan nakesnya," tutur Novarita.
6. Kota Tangerang: Fasilitas Covid-19 Penuh, Wali Kota Tangerang Larang ASN ke Luar Kota
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah meminta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Tangerang untuk dapat lebih bekerja sama dalam upaya pendisiplinan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Bina wilayah kembali digalakkan, agar masyarakat paham dan taat terhadap aturan yang sudah ditetapkan selama masa PSBB," kata Arief dalam keterangannya yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (17/1/2021).
Ia juga meminta agar ASN Pemkot Tangerang mampu bahu membahu dalam kegiatan Bina Wilayah dan tidak memandang perbedaan instansi demi kesehatan dan keselamatan masyarakat.
"Tingkat hunian rumah sakit maupun RIT sudah sangat tinggi. Instruksi saya sangat jelas untuk memprioritaskan masyarakat agar selamat dari Pandemi Covid-19," tegas Arief.
"Mengingat kasus pasien positif Covid-19 masih terus meningkat jumlahnya," tambahnya.
Arief mengimbau agar ASN Pemkot Tangerang tidak bepergian ke luar kota jika tidak ada keperluan yang sifatnya darurat dan mendesak selama berlakunya PPKM Jawa Bali 11 - 25 Januari 2021.
"Upaya ini harus berjalan maksimal agar kasus Covid-19 di Kota Tangerang bisa jauh berkurang," pintanya.
Sebagai informasi, Pemerintah Kota Tangerang telah menyediakan sebanyak 1.672 tempat tidur pasien Covid-19 baik di rumah sakit maupun Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) se-Kota Tangerang.
"Jumlah tersebut masih kurang dan sedang diupayakan penambahan di Puskesmas dan RSUD Kota Tangerang," pungkas Arief.
7. Tangsel : Kasus Covid-19 Melonjak, RLC Kota Tangsel Tambah Fasilitas Bernuansa Perkemahan
Melonjaknya kasus Covid-19 di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membuat Rumah Lawan Covid-19 Kota Tangsel melakukan pembangunan zona dua fasilitasnya.
Koordinator RLC Kota Tangsel, Suhara Manullang, mengatakan, pembangunan zona dua tersebut bakal meliputi penambahan sejumlah fasilitas khusus rujukan pasien bergejala ringan infeksi virus corona.
Menurutnya, pembangunan zona dua itu mulai dilakukan pihaknya pada hari ini Selasa, 19 Januari 2021.
"Ya jadi hari ini bersyukur bahwa tahapan pembangunan sudah dimulai. Nah, kita hari ini lakukan pembatasan dulu, kemudian juga pasti akan kasih arahan atau briefing," kata Suhara saat ditemui di kawasan RLC Kota Tangsel, Serpong, Kota Tangsel, Selasa (19/1/2021).
"Para tenaga-tenaga pembangunan pasti perlu dijelaskan bagaimana tata cara hubungan jangan sampai tertular selama melakukan pembangunan zona dua," tambahnya.
Baca juga: Potret Pelanggar Protokol Kesehatan di Tangsel Kena Sanksi Sosial, Ziarah ke Makam Korban Covid-19
Suhara menjelaskan, konsep yang digunakan pada zona dua tersebut berupa pembangunan yang bernuansa berkemah atau glamour camping (glamping) saat menjalankan isolasi dan perawatan medisnya.
Konsep tersebut digunakan guna memberikan nuansa nyaman bagi para pasien infeksi covid-19 mengingat penyakit tersebut memerlukan ketenangan batin dalam kesembuhannya.
"Konsepnya glamping, kalau di singkat glamour camping walaupun glamour ini mohon untuk tidak dimaknai bukan untuk glamour mewah, tapi pendekatan kemanusiaan lah. Jadi diharapkan mode glamping ini seperti liburan lah," jelasnya.
Adapun pembangunan zona dua itu bakal menambahkan sebanyak 150 tempat tidur yang berbentuk nuansa perkemahan. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com)