News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerindra Akan Tinggalkan Anies di Pilkada DKI? Ini Indikasinya Menurut Pengamat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam peluncuran buku Potret Jakarta 2020 Koaborasi Melawan Pandemi secara daring, Sabtu (30/1/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin menilai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa saja ditinggal oleh Gerindra dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI mendatang.

Indikasi ini tercium dari sikap Gerindra yang mendukung pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta pada 2024 mendatang.

"Kalau Gerindra mendukung Anies, seharusnya Gerindra ngotot direvisi UU itu sehingga Pilkada di 2022," ucapnya, Sabtu (6/2/2021).

Pembahasan soal revisi UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu saat ini tengah dibahas oleh DPR RI.

Dalam draf revisi, DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang bakal menggelar Pilkada pada 2022 mendatang.

Namun, banyak fraksi di DPR RI yang tetap menginginkan Pilkada serentak dilakukan pada 2024 sesuai dengan UU No 7/2017.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Anies Diduga Lobi Gerindra untuk Dukungan di Pilkada DKI

Salah satunya ialah Gerindra yang notabene merupakan partai pendukung Anies dalam Pilkada DKI 2017 lalu.

Hal ini pun menuai polemik lantaran banyak pihak yang menilai pengunduran Pilkada DKI ini sebagai upaya menjegal karier politik Anies.

"Sikap Gerindra ini tetap mendukung usulan pemerintah yang ingin Pilkada di 2024," ujarnya saat dikonfirmasi.

"Artinya saya melihat, Gerindra belum tentu mencalonkan Anies, baik di Pilkada DKI maupun Pilpres," tambahnya menjelaskan.

Terlebih, jika Pilkada DKI digelar di 2024, maka Gerindra sudah tak memiliki ikatan lagi dengan Anies.

Sebab, masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta bakal berakhir pada 2022 mendatang.

"Di 2022 Anies sudah beres dan Ariza sudah beres. Artinya Gerindra tidak punya kepentingan lagi terhadap Anies ketika dia sudah tidak menjabat," tuturnya.

"Jadi, kemungkinan mendukung Anies, bisa juga yang lain," sambungnya.

Sebelumnya, Ketua DPD DKI Jakarta Gerindra Ahmad Riza Patria menegaskan komitmen partainya untuk tetap mendukung Gubernur Anies Baswedan hingga masa jabatannya berakhir pada 2022 mendatang.

Hal ini dikatakan Ariza ketika ditanya soal isu keretakan hubungan Anies-Gerindra yang belakangan mencuat.

"Pak Anies diusung oleh Partai Gerindra dan tugas kami mengawal kepemimpinan pak Anies-Sandi dan sekarang Anies-Ariza sampai berhasil, sampai 2022," ucapnya, Sabtu (6/2/2021).

Meski demikian, ketika ditanya soal kelanjutan hubungan Anies-Gerindra dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI selanjutnya, Ariza enggan menjawab.

Menurutnya, masih sangat prematur membahas Pilkada DKI mendatang untuk saat ini.

Terlebih, kelangsungan Pilkada DKI belum ada kepastian, apakah digelar pada 2022 atau diundur ke 2024.

"Kita tunggu saja, kalau memang Undang-undangnya 2022 ya baru kita bicara. Itu pun masih lama. Kalau undang-undangnya tahun 2024 itu lebih lama lagi," ujarnya.

"Jadi pada saatnya ya kita harus proporsional, jangan ditarik ke depan. Belum waktunya," tambahnya menjelaskan.

Dibanding berbicara soal Pilkada DKI, Ariza menyebut, Girindra saat ini fokus membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19.

"Kami sekarang bagaimana bersama memastikan seluruh jajaran kita di pemerintah, di partai politik, DPRD, seluruhnya elemen masyarakat bahkan masyarakat terkecil, bagaimana kita berupaya mencegah dan mengendalikan Covid-19," tuturnya.

Anies Bertemu Prabowo

Sementara itu, Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pekan lalu.

"Benar pekan lalu (melakukan pertemuan)," ujar Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).

Namun, Dahnil tidak menjelaskan topik pembicaraan yang dibahas Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Ia meminta persoalan tersebut ditanyakan kepada Anies Baswedan secara langsung.

Dihubungi terpisah, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan, pertemuan tersebut hanya silahturahmi antar kedua belah pihak, tanpa membicarakan isu Pilkada DKI Jakarta.

"Silahturahmi biasa, tidak ada hal yang khusus," ucap Dasco.

Diketahui, tevisi RUU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas) prioritas 2021 yang akan dibahas DPR.

RUU tersebut menggabungkan UU Pemilu Nomor 7 tahun 2017 dan UU Pilkada Nomor 10 tahun 2016.

Naskah revisi UU pemilu salah satunya mengatur pelaksanaan Pilkada pada 2022 dan 2023.

DKI Jakarta turut menjadi daerah yang menggelar Pilkada tersebut.

Dalam UU Pemilu sebelumnya, Pilkada serentak di seluruh provinsi, kabupaten dan kota digelar pada 2024 bersamaan dengan pemilihan anggota DPR, DPRD, DPD dan presiden.

Tiga fraksi di DPR menginginkan Pemilu nasional dan daerah dilaksanakan pada 2024, di antaranya PDIP, PPP, dan PKB.

Tidak Menutup Kemungkinan PDIP Usung Anies di Pilkada DKI Jakarta

Diketahui, hubungan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan salah satu partai pengusungnya yaitu Gerindra sedang diterpa isu negatif.

Keduanya pun disebut-sebut para pengamat politik sudah tidak harmonis lagi.

Hal ini tentu bisa menghambat upaya Anies dalam pencalonan dirinya kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI yang akan datang.

Pasalnya, praktis hanya PKS yang kini berada di belakang mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Lalu bagaimana peluang Anies kembali merengkuh kursi DKI satu?

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Gembong Warsono mengatakan tak mau terlalu jauh mencampuri urusan Anies dan Gerindra.

Namun, tidak menutup kemungkinan PDI Perjuangan bakal mengusung Anies dalam Pilkada DKI mendatang.

Meski selama ini dikenal vokal dan kerap mengkritisi kebijakan Gubernur Anies Baswedan, tapi bukan kemustahilan PDIP bakal mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

"Ya politik itu kan tidak ada yang tidak mungkin, ini kan soal politik," ucapnya saat dikonfirmasi, Kamis (4/2/2021).

Terlebih, partai berlambang banteng itu pernah takluk dari Anies saat Pilkada DKI pada 2017 lalu.

Saat itu, Anies-Sandi yang diusung Gerindra dan PKS unggul jumlah suara dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang disokong PDIP, Golkar, Hanura, dan NasDem.

Walau berbeda haluan politik, bukan mustahil PDIP merangkul Anies dalam Pilkada DKI mendatang.

"Politik itu tidak ada yang tidak mungkin. Pertanyaannya apakah tidak mungkin mengusung Anies? Ya ini kan politik, tidak ada yang tidak mungkin," ujarnya.

Selain Anies, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI ini menuturkan, sebenarnya banyak kader partainya yang berpotensi maju dalam Pilkada.

Namun, enggan memberi bocoran kader PDIP yang dimaksud PDUP tersebut.

"PDIP banyak calonnya, enggak usah khawatir. Stoknya banyak," tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Hanya Sampai Tahun 2020, Ini Indikasi Kemungkinan Anies Ditinggal Gerindra di Pilkada DKI

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini