News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Jakarta

Politisi Gerindra Nilai Anies Sukses Tangani Banjir DKI, Ini Kata Pengamat Tata Kota

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat mengunjungi permukiman warga RW 04 Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, Selasa (9/2/2021)

Namun, hal itu justru semakin ditinggalkan sejak Anies menjabat sebagai orang nomor satu di DKI.

"Perlu dicatat bahwa sudah ada rencana pembenahan empat sungai prioritas yang sudah disepakati Pemda DKI-BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane), Kementerian PUPR, dan Bank Dunia yang terpaksa berhenti sejak 2017 karena pak Anies tidak mau melanjutkan," ujarnya.

Adapun empat sungai yang dimaksud ialah Sungai Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, dan Sunter.

Ia pun memprediksi, hingga akhir masa jabatannya, Anies tak akan mau melanjutkan program tersebut.

Terlebih, belakangan santer dikabarkan Anies menghapus program normalisasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2017-2022.

"Bisa jadi sampai 2022 tidak akan dilanjutkan," tuturnya.

Gubernur Anies Baswedan Dinilai Berhasil

Politisi Gerindra Syarif menilai, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sukses mengatasi banjir di awal tahun 2021.

Anggota DPRD DKI Jakarta ini menyebut, penilaian ini bukan tanpa alasan, ada beberapa indikator yang menjadi tolak ukurnya.

Pertama soal durasi banjir, dimana rata-rata genangan yang timbul bisa surut dalam waktu kurang dari enam jam.

"Perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya, sekarang pak Anies sudah bekerja dengan baik memberikan arahan kepada bawahannya supaya banjir tidak boleh lebih dari enam jam dan itu berhasil," ucapnya, Minggu (14/2/2021).
Ia mengakui, ada genangan di sejumlah wilayah yang tak bisa surut dalam waktu enam jam, seperti di wilayah Kampung Melayu, Pejaten Timur, hingga Rawajati.

Namun, menurutnya tempat-tempat itu bisa dikecualikan lantaran berada di wilayah rendah dengan kontur tanah cekung.

Belum lagi, banjir yang menerjang kawasan itu hingga berhari-hari disebabkan oleh air kiriman dari wilayah hulu.

"Bagaimana dengan beberapa tempat yang di atas enam jam? Itu cekungan, itu dibutuhkan terobosan radikal di tempat itu," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini