TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Ma, Zakiah keluar sebentar."
Itulah kalimat terakhir yang diucapkan Zakiah Aini alias ZA kepada ibunya saat berpamitan hendak keluar rumah pagi hari.
ZA merupakan pelaku penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sekira pukul 16:30 WIB.
Hal itu diungkap salah seorang warga tempat tinggal Zakiah Aini di Gang Taqwa RT 03 RW 010, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur bernama Tiuria.
"Kata bapaknya, Zakiah sempat pamit ke ibunya dan bilang seperti itu," ucap Tiuria.
Sebelum melakukan penyerangan, Zakiah Aini pamit dari rumah sekira pukul 09:00 WIB.
Kepada orangtuanya, Zakiah Aini yang sempat menjadi Mahasiswa Gunadarma ini mengaku pergi ke luar sebentar.
Orangtua tak tahu, ternyata Zakiah Aini pamit dari rumah untuk melakukan penyerangan di Mabes Polri.
Dua hari lalu, Zakiah Aini datang ke Mabes Polri dengan membawa senjata api dan sempat melepaskan tembakan di area parkir.
Hal itu terlihat jelas dari rekaman CCTV sekitar Mabes Polri.
Zakiah Aini datang mengenakan pakaian panjang berwarna hitam dan menggunakan penutup kepala berwarna biru.
Setelah terjadi baku tembak, Zakiah Aini berhasil dilumpuhkan oleh polisi dan tewas di tempat.
Tak lama setelah peristiwa tersebut, Mabes Polri mengungkap Zakiah Aini merupakan lone wolf dan berideologi ISIS.
Hal itu diketahui polisi dari postingan perempuan berusia 25 tahun ini di media sosial.
Beberapa jam sebelum aksi, Zakiah Aini sempat buat khawatir orangtuanya, M Ali.
Pasalnya sejak pamit pagi hari, Zakiah Aini belum juga kembali ke rumah sampai siang hari hari dan tak ada kabar.
M Ali mengkhawatirkan putrinya. Diceritakan M Ali kepada Tiuria, kondisi Zakiah Aini saat ini sakit-sakitan.
Bahkan saking khawatirnya tak juga mendapat kabar, M Ali berniat melaporkan putrinya tersebut ke polisi.
"Dia mau lapor itu kirain putrinya itu engga pulang," cerita Tiuria.
Upaya demi upaya terus dilakukan oleh pihak keluarga, termasuk menghubungi nomor telepon Zakiah Aini.
Sayangnya, lantaran nomor telepon Zakiah Aini yang kerap berganti membuat usaha sia-sia.
"Engga jadi lapor, itu kalau dia engga pulang setelah 24 jam baru dia lapor polisi. Kan pamit ke ibunya,"
Belum sempat melapor, M Ali akhirnya mendengar kabar tentang Zakiah Aini sore hari.
"Ternyata sorenya dia sudah dapat kabar gitu," sambung Tiuria.
Hingga kepergian anak bungsunya, M Ali bercerita masih tak percaya bila kejadian tersebut diperbuatnya seorang diri.
M Ali menduga ada orang lain yang terlibat dibalik penyerangan anaknya ke Mabes Polri.
"Iya memang benar. Kami sebagai warga sekitar pun tidak percaya. Katanya ada orang yang menuntun dia ada yang bawa dia bapaknya bilang gitu,"
"Karena anak seperti itu masih labil lah ketika diajak, ya dia mau," ungkapnya.
Pamit di WhatsApp keluarga
Tak hanya tinggalkan surat wasiat, Zakiah Aini pamit lewat WhatsApp grup keluarga.
Pesan itu dikirim Zakiah Aini pagi sebelum melakukan aksi penyerangan di Mabes Polri.
Sebelum melakukan aksi penyerangan, Zakiah Aini diketahui meninggalkan surat wasiat.
Surat itu ditemukan polisi di kediaman Zakiah di Jalan Lapangan Tembak, Gang Taqwa RT 03 RW 010 Nomor 3, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.
Surat wasiat tersebut diketahui terdiri dari dua lembar kertas.
Dari surat wasiat tersebut , Zakiah Aini memberikan pesan untuk keluarganya seakan berpamitan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Wasiat kepada orang yang saya cintai karena Allah," tulis Zakiah Aini di awal surat.
Rupanya tak hanya melalui surat wasiat, Zakiah Aini juga berpamitan melalui WA di grup keluarga.
Hal itu diungkapkan, Ketua RT tempat tinggal Zakiah Aini, Tioria, Kamis (1/4/2021) dikutip dari Tribunnews.com.
Tioria sempat mendapatkan cerita dari ayah Zakiah Aini, Ali soal pesan WhatsApp tersebut.
Pesan itu dikirimkan Zakiah Aini pagi hari sebelum melakukan aksi penyerangan sore harinya.
Dikatakan Tioria, Ali sempat curiga saat mendapatkan pesan dari Zakiah Aini.
Namun Ali mengaku terlambat untuk merangkul dan menghentikan aksi teror Zakiah Aini di Mabes Polri.
"Dia (Zakiah Aini) kirim group keluarga kalau berpamitan. Saya sempat tanya ke bapaknya, 'kenapa enggak kamu rangkul dan ambil'," kata Tioria.
"Tadi Pak Ali bilang 'kita belum sempat'," tambahnya.
Sementara itu, Tioria juga mengatakan Ali tak mengetahui kapan putrinya menulis surat wasiat.
"Surat kapan ditulis, juga enggak tau," ucap Tioria menirukan perkataan Ali.