TRIBUNNEWS.COM - Cendekiawan muda A.M Khairan bersama Syekh Essam Al Mezgagi, imam dan Hafiz Quran asal Arab Saudi, menyelenggarakan Roadshow Tahsin Al Fatihah.
Acara itu mereka gelar dalam rangka mendorong lebih banyak lagi masyarakat, khususnya anak yatim, untuk membaca Al Quran.
A.M Khairan bersama Syekh Essam berniat mendatangi 10 titik di wilayah Jabodetabek untuk memulai program ini.
“Ini konsepnya private sih, misal kita dateng ke panti asuhan.. tidak ramai, tapi intimate, biar bisa jaga protokol kesehatan, singkat tapi bermakna," kata Khairan.
Alumni Homeschooling Kak Seto yang pernah menempuh pendidikan di Amerika Serikat itu terinspirasi dari kegemaran Nabi Muhammad S.A.W membentuk Halaqah, yang artinya duduk melingkar, membentuk suasana hangat untuk berbagi ilmu, Halaqah bahkan masih menjadi cirikhas favorit belajar di Masjid Nabawi, Madinah hingga kini.
Sementara, materi yang diajarkan oleh Syekh Essam nantinya berfokus pada Tahsin Surah Al Fatihah, yakni menyempurnakan bacaan agar sesuai dengan arti dan makna nya.
“Kita ada target khusus ke anak yatim karena tinggi anjuran nya dalam Islam, tapi in general, ya anak anak, karena di tangan mereka arah kedepan ditentukan,” ujar Khairan.
Baca juga: Masjid Agung Al-Azhar Gelar Salat Tarawih Ramadan Tahun ini, Jamaah Dibatasi 50 Persen
Baca juga: Keistimewaan Malam Lailatul Qadar: Turunnya Al-Quran dari Lauhul Mahfudz ke Langit Dunia
Ketika ditanya mengenai awal kecintaan nya terhadap Al Quran, pria yang kini sedang menyusun karya literasi di dampingi Prof. Dr. Nasaruddin Umar M.A Ph,D, sejak remaja sering berhadapan dengan kegelisahan dan tekanan mental.
Ia merasa terobati dengan tafsir dan memaknai Al Quran.
“Sudah biasa perih kena stereotip, selalu identik dengan nakal dan sesuka hati , ada waktunya merasa benar benar sendiri, kosong, disitulah baru kita sadar ternyata yang paling bisa jadi sahabat terbaik adalah Al Quran.. kekosongan itu terkadang jadi cara Tuhan ingin kita dekat”
Masa kecilnya tidaklah sempurna. Oleh sebab itu ia ingin menguatkan anak muda dengan nilai Al Quran agar di kemudian hari yakin kemana harus berpasrah.
“Duh mas, saya sangat menikmati kesendirian, dalam keheningan itu kita bisa merasakan tabir keindahan. Perih hati kalau mikirin tajam nya lisan manusia , nah dengan Al Quran kita punya kekuatan batin“ ujarnya.
Menurut Khairan, Al Quran memiliki kekayaan linguistik dan dialektika yang sangat indah.
Sebagai arts enthusiasts, ia merasa menemukan banyak sekali keindahan estetika dalam cara bertutur Al Quran dan falsafah Arab.