News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolda Metro Jaya Kunjungi Masjid Cut Meutia Beri Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen. Pol.) Muhammad Fadil Imran bersama Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Mutia, H Benny Suprihartadi SH.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen. Pol.) Muhammad Fadil Imran mengunjungi Masjid Cut Meutia, Rabu (28/4/2021).

Kehadiran Irjen. Pol. M. Fadil Imran disambut langsung oleh Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Meutia, H Benny Suprihartadi SH.

Kunjungan tersebut dalam rangka melakukan kerja sama dengan Yayasan masjid sekaligus memberikan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi umat.

"Hari ini saya mengunjungi Masjid Cut Meutia dalam rangka melakukan kerja sama dengan pihak yayasan sekaligus memberikan bantuan untuk disalurkan ke masjid-masjid sekitar guna pemberdayaan ekonomi umat," ujar Irjen. Pol. M. Fadil Imran di sela-sela kunjungannya.

Kapolda yang menggantikan posisi Irjen. Pol. Nana Sujana, tersebut menuturkan bahwa bantuan yang diberikan berupa satu ton beras, 300 pcs sajadah serta 250 pcs Al-Quran.

"Insya Allah bantuan tersebut akan tiba di masjid pada Kamis (29/4/2021) siang. Semoga bantuan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi jamaah masjid Cut Mutia dan masjid-masjid sekitarnya," tambahnya.

Sementara itu, H Benny Suprihartadi SH, menyambut baik kedatangan serta kerja sama dan pemberian bantuan dari Kapolda Metro Jaya.

"Alhamdulillah, Yayasan Masjid Cut Meutia dipercaya oleh Kapolda untuk menjalin kerja sama guna menangkal paham radikalisme yang berkembang saat ini dan memberikan bantuan guna pemberdayaan ekonomi umat," kata Benny Suprihartadi.

Benny menjelaskan secara rinci tentang paham radikalisme. Yaitu, tindakan melakukan perubahan secara cepat dan tidak mengindahkan aturan, dengan cara keras atau brutal.

Penyebab orang melakukan tindakan radikalisme, lanjutnya, biasanya faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan adanya rasa termarjinalkan. Hal ini memudahkan seseorang terkena paham radikalisme.

“Semakin orang berpendidikan akan semakin kritis, dan orang yang merasa terpinggirkan, tersisihkan, akan mudah terpengaruh,” ujarnya.

Oleh karena itu, guna mencegah masuknya paham radikalisme diperlukan rasa persaudaraan antar masyarakat. Di antaranya meningkatkan rasa saling menghargai, mempererat persaudaraan, hingga menyosialisasikan tentang kewaspadaan terhadap radikalisme.

“Suku, ras, agama, budaya, dan adat istiadat merupakan kekayaan dan keberagaman dari bangsa Indonesia. Kita harus jaga serta hidup rukun berdampingan. Oleh sebab itu, dasar kerja sama ini guna menjaga sinergitas antara TNI, Polri, pemerintah, elemen-elemen masjid bersama masyarakatlah yang harus tetap kita laksanakan dan terus kita jaga,” terang Benny.

Sebagai penutup, Benny dan Kapolda mengatakan generasi muda perlu pengertian mengenai paham radikalisme, sehingga tidak mudah terprovokasi dan dimasuki paham radikalisme yang keras.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini