TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika mengapresiasi ketegasan Polri khususnya jajaran Korlantas dalam mengelola arus mudik kendaraan.
Nova yang sampat berada di Pos Penyekatan Cikarang Barat, mengamati langsung proses pengaturan yang telah berlangsung sejak awal larangan mudik ditetapkan pemerintah.
"Pengelolaan Korlantas ini adalah hasil kajian yang cukup lama dan mendalam, bersama stakeholder lain yang menghasilkan kebijakan yang tidak hanya berorientasi pada manajemen arus lalu lintas, melainkan terutama fokus pada upaya mencegah penyebaran Covid-19 dari Kluster Mudik lebaran," ungkap Nova.
Menurut Nova, IBSW berharap seluruh masyarakat bisa memberikan dukungan untuk menyukseskan program penyekatan arus mudik tersebut.
Pasalnya, tujuan penyekatan dan larangan mudik tersebut sungguh mulia, yakni mencegah potensi penyebaran Covid-19, sekaligus mengatur lalu lintas managemen pergerakan barang dan jasa yang menunjang perekonomian nasional.
“Yang paling kita khawatirkan adalah terjadinya tsunami Covid-19 sebagaimana yang menjadi malapetaka besar di India, yang membuat pemerintah negara itu kewalahan dan nyaris menyerah. Kita tentu berdoa agar bencana seperti itu tidak terjadi, namun tentu saja harus menjauhi segala peluang yang bisa memungkinkan penyebaran Covid-19,” kata Nova.
Lebih lanjut Nova menyatakan mewakili masyarakat menyampaikan simpati kepada seluruh jajaran Polri, terutama Korlantas, yang akan sangat sibuk melakukan penyekatan guna memastikan kian kecilnya peluang terjadinya penyebaran Covid-19 karena lautan massa pemudik, berhasil dengan baik.
“Kami sadar, tidak hanya 155 ribu personel Polri yang terlibat dalam upaya mulia ini. Sokongan banyak pihak, juga dari warga masyarakat untuk keberhasilan program ini pun terlihat nyata.Untuk itu kami menyatakan simpati, dukungan dan doa agar semua bisa berjalan baik dan sukses hingga waktu penutupan program,” jelasnya.
Penyekatan arus mudik Lebaran mulai diberlakukan dengan Pos Pengaturan, antara lain, di area Pintu Tol Cikarang Barat.
Kakorlantas Irjen Polisi Drs Istiono MH menjelaskan, pengelolaan manajemen lalu lintas terkait Penyekatan Arus Mudik sangat perlu dilakukan, di samping pihaknya juga melakukan pembagian masker kepada pengendara. "Intinya kami ingin mencegah sebaran Covid-19 yang berpotensi membangun adanya klaster Mudik," ujar Istiono.
Istiono juga menegaskan bahwa penyekatan arus mudik, yang merupakan bagian dari Operasi Ketupat 2021, akan mengedepankan tindakan persuasif dan humanis.
“Saya tegaskan kepada personel saya, bahwa Operasi Ketupat 2021 adalah operasi kemanusiaan yang mengedepankan tindakan persuasif dan humanis. Jadi mereka pun harus mengutamakan hal tersebut dalam bertindak,” kata Istiono, tegas.
Dia juga meminta masyarakat maklum dan mendukung penyekatan arus mudik yang dilakukan Polri sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah yang melarang mudik di masa pandemi Covid-19. Ada 381 titik penyekatan yang dilakukan Polri, melibatkan 155 ribu personel aparat Polri, dari ujung pulau Jawa hingga Bali.
Sejalan dengan upaya menahan arus mudik tersebut, Istiono mengatakan, hingga Selasa (4/5) Polri telah 200-an travel gelap yang kedapatan membawa para pemudik untuk pulang ke kampung halaman mereka di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Travel-travel gelap yang kami amankan kurang lebih ada 200. Itu dari wilayah Jakarta, Jawa Barat, Tangerang, dan Banten. Sudah kami lakukan langkah-langkah razia. Untuk travel-travel yang tidak ada izinnya, sudah kami tindak tegas," jelas Istiono.
Travel-travel gelap yang diamankan itu sebagian besar lantaran membawa penumpang tanpa syarat administrasi lengkap, seperti tiadanya surat keterangan bebas Covid-19.
Dalam pada itu Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Sambodo, menjelaskan teknis arus Penyekatan sebagai antisipasi larangan mudik yang dimulai 06 Mei 2021.
Beberapa waktu lalu, kata Sambodo, ada video viral tentang penutupan pintu tol yang dikeluhkan beberapa sopir angkutan barang.
Sebenarnya hal itu sudah kami selesaikan dalam lima menit saja. Semua hanya karena adanya kesalah pahaman,” tutur Sambodo.
Ia menyatakan, kendaraan yang masuk pintu gerbang tol Cikarang Barat tersebut adalah kendaraan dari Cikampek ke Jakarta, bukan arus mudik dari Jakarta ke arah Cikampek.
“Segera kami buka sekatnya, karena kami pertimbangkan arus barang dan jasa serta kegiatan ekonomi harus terus berjalan,” kata Sambodo.