Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Selama masa larangan mudik 6-17 Mei 2021, jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta berkurang sangat drastis.
Berdasarkan data yang didapatkan dari PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama (KCU) Bandara Soekarno-Hatta, selama masa peniadaan mudik, jumlah penumpang hanya sekira 7.000 perhari
Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta, Agus Haryadi menjelaskan, data tersebut hanya untuk penumpang domestik.
"Selama peniadaan mudik yang sudah ditetapkan pemerintah tgl 6-17 Mei 2021, memang grafik penumpang kita terus menurun. Rata-rata pergerakan penumpang sekitar 7.000-an ini untuk domestik," jelas Agus di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (11/5/2021).
Untuk jumlah penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta juga mengalami pengurangan yang teramat drastis.
Baca juga: Emak-emak Protes Dilarang Mudik: Lebih Baik Saya Dipenjara!
Menurut Agus, saat masa larangan mudik 6-17 Mei 2021, penumpang internasional di Bandara Soekarno-Hatta hanya 600 orang perhari.
"Dua-duanya menunjukan penurunan, kita lihat datanya traffic internasional kisaran 1000-1500-an, sekarang 600-an, sudah mendekati angka 60 persen," papar Agus.
Sebagai informasi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta dua maskapai pelat merah tetap beroperasi selama masa peniadaan mudik periode 6 - 17 Mei 2021.
Dua maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia dan Citilink.
Hal tersebut disampaikan Budi saat meninjau Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (11/5/2021).
"Kita tetap memberikan kesempatan pergerakan kepada mereka yang membutuhkan (untuk terbang)," ujar Budi.
Budi Karya mengungkapkan, pihaknya telah meminta kepada pihak maskapai Citilink dan Garuda Indonesia untuk tetap beroperasi selama masa peniadaan mudik.
Tentu saja, khusus penumpang yang memenuhi syarat untuk terbang.
"Yang pasti untuk yang akan terbang dengan memenuhi syarat sehingga kita tidak membatasi jika mereka memang memenuhi syarat," jelas Budi.
Budi Karya menuturkan, pihaknya juga meminta Satuan Tugas alias Satgas Covid-19 untuk melakukan tugas sesuai protokol kesehatan.
Juga standar operasional prosedur (SOP) baik untuk penumpang yang berangkat maupun yang datang.
"Secara khusus langsung saya sampaikan kepada Satgas untuk mengamati secara baik proses keberangkatan dari Bandara dan tempat Karantina," jelas Budi.
Sementara, pada masa peniadaan mudik pada tanggal 6 - 17 Mei 2021, maskapai Garuda Indonesia mengaku akan tetap mengudara.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra memastikan pihaknya akan tetap beroperasi untuk mengangkut penumpang yang memiliki kepentingan tertentu.
Tentu saja, lanjutnya, penumpang yang masuk kategori pengecualian berpergian di masa peniadaan mudik 2021.
"Kita sepakat sebagai flag carrier dalam kondisi apapun kita memastikan konektivitas tetap ada, dan penerbangan tetap akan ada," ujar Irfan saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, semua masyarakat yang punya kepentingan untuk terbang atau kedinasan dapat tetap menjalankan kewajibannya.
Maskapai pelat merah itu tentu saja mendukung penuh upaya pemerintah dalam mencegah penularan Covid-19.
Yakni memastikan seluruh penumpang yang terbang selama masa peniadaan mudik ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Jadi yang kita lakukan adalah mengurangi frekuensi penerbangan dan kita monitor terus, kita pastikan mereka yang naik Garuda Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku," jelas Irfan.