TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemandangan mengejutkan terjadi di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sepekan lalu.
Peristiwa tersebut tepatnya terlihat di kandang jerapah yang terletak di sisi barat TMR.
Diantara ribuan pengunjung yang datang berwisata, terlihat satu rombongan pengunjung eksklusif yang tiba di kandang kandang.
Tidak diketahui siapa sosok pengunjung istimewa itu, namun kedatangannya menyita perhatian pengunjung lainnya yang berada di sekitar kandang jerapah.
Tak hanya menumpang sebuah mobil buggy golf yang disopiri petugas TMR, rombongan yang terdiri dari pria dan perempuan dewasa serta anak-anak itu dikawal petugas memasuki kandang jerapah.
Padahal, larangan memasuki kandang jerapah tertulis jelas pada papan peringatan yang terpasang di gerbang masuk kandang jerapah.
Tak hanya memasuki kandang, hal mengejutkan juga terlihat sesaat rombongan berada di dalam kandang jerapah.
Mereka dengan bebas terlihat memberi makan tiga ekor jerapah yang ada di dalam kandang.
Mirisnya, terdapat sejumlah petugas di dalam kandang jerapah.
Mereka tidak melarang rombongan istimewa itu untuk memberi makan jerapah.
Padahal, larangan untuk memberi makan satwa di kawasan TMR secara jelas dilarang.
Puas memberi makan satwa dan bercengkrama di dalam kandang, rombongan eksklusif itu pun beranjak meninggalkan kandang jerapah.
Mereka pun kembali menaiki mobil buggy golf berwarna putih untuk kembali berkeliling TMR.
Pelanggaran pun terlihat kembali dilakukan.
Mereka terlihat melanggar protokol kesehatan dengan tidak menjaga jarak antara penumpang.
Begitu juga dengan masker yang tidak dikenakan sempurna oleh seluruh rombongan.
Momen tersebut secara langsung mengundang pertanyaan masyarakat.
Tak hanya pengunjung dewasa, sejumlah anak-anak yang melihat momen tersebut dari luar kandang menanyakan alasan mengapa rombongan bisa masuk ke dalam kandang.
Anak-anak itu pun meminta kepada orantua mereka untuk bisa ikut masuk ke dalam dan memberi makan jerapah.
"Kok bisa masuk, mah aku juga mau masuk," celoteh seorang anak bernama Kayla (8) kepada Ibunya, Erita Febrianti (35) warga Jalan Gongseng Raya RT 08/09 Baru, Pasar rebo, Jakarta Timur.
Menjawab pertanyaan sang anak, Erita hanya bisa menggeleng.
Dirinya memberikan pengertian kepada anaknya mengenai larangan masuk kandang yang terpasang pada pagar masuk kandang.
"Nggak boleh nak, kan ada tulisannya itu, 'dilarang masuk kecuali petugas'. Jadi nggak boleh masuk," ungkap Erita.
Setelah dibujuk beberapa kali, Kayla pun akhirnya menurut.
Namun kekecewaan dilontarkan oleh Erita.
Dirinya mengaku kecewa dengan petugas TMR yang justru melanggar peraturan.
Terlebih banyak pengunjung lainnya yang ikut menyaksikan dan mengalami kekecewaan yang sama ketika ditanyakan anak-anak mereka.
"Jelas kecewa, itu kan jadi contoh yang nggak baik buat anak-anak. Ditulis nggak boleh masuk kandang dan kasih makan, itu malah dibolehin masuk sama petugasnya lagi," ungkap Erita menunjuk rombongan istimewa.
Dirinya pun menyampaikan pihak pengelola tidak boleh pilih kasih terhadap pengunjung.
Sebab, seluruh pengunjung menurutnya memiliki hak dan kewajiban sama selama berada di kawasan TMR.
Dirinya pun meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan melakukan evaluasi terhadap pengelola TMR.
"Mamangnya harus bayar berapa? memangnya mereka bayar berapa sampai-sampai petugas langgar peraturan?," ungkap Erita.
"Ini yang harus dievaluasi sama pak Anies, ini bukti kesenjangan masih ada di Jakarta," tegasnya.
Terkait fenomena tersebut, Warta Kota mencoba mengklarifikasi Plt Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Gumilar Ekalaya maupun Kepala Humas TMR Wahyudi Bambang sejak sepekan lalu.
Namun, keduanya tidak membalas sambungan telepon maupun pesan singkat hingga berita ini diturunkan.