TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kota Bogor, Jawa Barat, tak luput dari penambahan kasus Covid-19.
Akibat hal tersebut, jumlah pasien Covid-19 terus bertambah.
Keterisian tempat tidur pasien Covid-19 RSUD Kota Bogor mencapai 75 persen.
Pasien Covid-19 diprediksi terus bertambah.
Kota Bogor mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir.
Bahkan, tingkat keterisian tempat tidur atau BOR (Bed Occupancy Rate) naik hingga 51 persen.
Untuk itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya meminta seluruh rumah sakit menambah fasilitas ruang isolasi atau ICU dan kembali melakukan pembatasan mobilitas warga serta menghentikan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Data menunjukan bahwa Kota Bogor harus siaga menanggapi data tren Covid-19 yang sangat serius. Terjadi lonjakan tingkat positif yang berdampak pada ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Awalnya BOR di Kota Bogor dibawah 20 persen. Bahkan per hari ini angkanya 51 persen,” katanya saat konferensi pers di RSUD Kota Bogor, Rabu (16/6/2021).
Baca juga: Dalam Sehari 60 Orang Positif Covid-19 di Kota Tangerang Setelah Lebaran
Pasien terus bertambah
Sementara kata Wali Kota Bogor, angka BOR di RSUD Kota Bogor sudah sekitar 75 persen dan pasien terus bertambah.
“Tadi malam cukup padat arus pasien masuk ke RSUD, sehingga RSUD harus menambah hingga 138 bed, tetapi belum pernah RSUD menerima lonjakan pasien Covid-19 begitu tinggi dalam waktu bersamaan seperti ini,” jelasnya.
Menurut dia, Kota Bogor harus melakukan langkah-langkah cepat dan antisipasi terhadap varian baru Covid-19 yang sudah masuk ke Jakarta.
“Kota Bogor harus melakukan langkah cepat, karena konektivitas Jakarta dengan Bogor sangat erat,” katanya.
Pihaknya meminta agar seluruh rumah sakit menambah fasilitas ruang isolasi atau ICU untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Selain itu, Bima Arya meminta kepada warga Kota Bogor agar mengurangi mobilitas. Jika tidak ada kepentingan yang penting kecuali terkait dengan tugas atau pekerjaan, maka sebaiknya menahan diri keluar rumah.
“Karena data menunjukan bahwa mobilitas ini sangat berbanding lurus dengan lonjakan kasus positif,” tegasnya.
Untuk akhir pekan, ia juga meminta kepada warga Kota Bogor untuk tidak berwisata dan warga diluar Kota Bogor agar menahan diri.
Khusus untuk pendidikan tatap muka sementara dihentikan simulasinya sampai dengan waktu yang ditentukan kemudian. Hal ini mengantisipasi beberapa klaster yang timbul dari lembaga pendidikan.
“Laporan terakhir di Pesantren Madani sudah ada 93 kasus, hari ini bertambah 18 kasus lagi,” sebutnya.
Bima Arya juga kembali mewanti-wanti agar seluruh lembaga pendidikan yang akan menyelenggarakan tatap muka atau siswa-siswinya berasal dari luar kota agar tidak menggelar pembelajaran tatap muka.
“Apabila ada gejala segera koordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Bogor,” tuturnya.
Selain itu, Pemkot akan memperketat pengawasan protokol kesehatan (prokes) di lapangan, menindak tegas semua pelanggaran termasuk pelanggaran pada jam operasional, kerumunan dan lain lain.
Untuk jalur pedestrian Sabtu Minggu ini juga akan ditutup.
“Situasinya saat ini serius, rem sekarang harus ditarik, kalau tidak maka kita bisa masuk ke fase jauh lebih berbahaya dibanding sebelumnya,” jelasnya.
Secara akumulatif dari data Satgas Covid-19 Kota Bogor hingga Selasa, 15 Juni 2021, total ada 16.852 kasus positif di Kota Bogor.
Dengan 756 kasus yang masih aktif dan sedang menjalani perawatan. Sementara di luar itu, ada 15.828 kasus sembuh dan 268 kasus meninggal dunia.
Terapkan ganjil-genap
Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor akan kembali memberlakukan ganjil-genap (Gage) pada akhir pekan ini.
Tujuannya guna membatasi mobilitas warga.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro saat konferensi pers di RSUD Kota Bogor, Rabu (16/6/2021).
Kapolresta Bogor Kota ini menuturkan, pihaknya akan memperkuat PPKM Mikro RT RW dalam rangka antisipasi penyebaran Covid-19.
“Situasi Makro kami akan melaksanakan ganjil genap kembali pada pukul 10.00 - 16.00 WIB hari Sabtu dan Minggu,” katanya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak, DPRD DKI Minta Dinas Kesehatan Tak Kendor Lakukan 3T
Selain itu pihaknya akan melakukan check point tersebar di lima titik dengan menurunkan 30 personel gabungan, yakni di pertigaan Baranangsiang, Ruas jalan pajajaran (Depan Restoran Bumi Aki), Air Mancur, Jembatan Merah dan Jalan Empang (rekayasa lalin dari Otista menuju ke Empang satu arah).
“Angka terakhir plat nomor sesuai dengan tanggal. Kalau tidak sesuai akan diputar balik, kecuali darurat, pekerjaan dan angkutan online. Aturannya tidak berubah,” katanya.
Terkait jam operasional restoran, cafe dan lainnya, sudah dilakukan peningkatan pengawasan dan penindakan apabila kedapatan melanggar.
“Kami perketat kembali selain pada pelaksanaan ganjil genap, juga soal jam operasional restoran, cafe dan lainnya serta lokasi kerumunan akan terus dimonitor dan diawasi ketat, terutama pada jam-jam rawan terjadinya kerumunan,” tegasnya.
Sumber: Tribun Bogor/Warta Kota