Kemudian bergeser ke kanan, zaman bergulir ke periode proklamasi.
Terdapat sebuah tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia yang kemudian berkembang menjadi Monumen Nasional (Monas).
Lalu setelah masa proklamasi bermunculan bangunan-bangunan monumental seperti Gelora Bung Karno, Monumen Selamat Datang, Hotel Indonesia, dan Jembatan Semanggi yang menandai mulai berkembangnya gedung-gedung dan kepadatan di Kota Jakarta.
Hingga akhirnya di kanan atas bidang lukis kita jumpai pelabuhan yang besar, ramai, maju, serta diisi kapal-kapal besar dan kecil. Inilah pelabuhan masa depan yang akan mendukung perkembangan industri Indonesia.
Perjalanan zaman meninggalkan jejak di gaya arsitektur yang berubah, jalan yang bertambah panjang dan saling terhubung, perkembangan teknologi yang memudahkan manusia, serta bergesernya budaya.
Srihadi memvisualkan itu semua. Bangunan-bangunan monumental digambarkan sesuai dengan gaya arsitektur saat awal dibangun, bukan bentuk yang kita lihat hari ini ketika sudah mengalami renovasi dan perluasan.
“Melihat peristiwa-peristiwa itu ibarat kita melihat wayang beber. Bahkan harapan akan kejayaan masa depan Indonesia pun saya gambarkan di situ,” ujar Srihadi.
Pemahaman yang mendalam terhadap warna terlihat dari cara Srihadi memilih warna-warna dalam lukisan ini.
Lebih jauh, akademisi seni rupa Farida Srihadi menjelaskan Srihadi bukan hanya mengajak untuk melihat, melainkan juga merasakan warna yang merupakan unsur utama dalam karya.
"Penggunaan warna emas dalam lukisan ini untuk menunjukkan kejayaan dan kemakmuran sebuah era," katanya.
Keterangan :
1. Pelabuhan Sunda Kelapa Abad Ke- 17
2. Benteng VOC
3. Pemukiman warga
4. Istana Merdeka
5. Gereja Kathedral
6. Museum Nasional (Gajah)
7. Museum Fatahillah
8. Tempat proklamasi kemerdekaan RI
9. Monumen Nasional (Monas)
10. Galeri Nasional
11. Balai Kota
12. Gelora Bung Karno
13. Tugu Selamat Datang
14. Monumen Pembebasan Irian Barat
15. Simpang Susun Semanggi
16. Masjid Istiqlal
17. Pelabuhan Tanjung Priuk