TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggaran Pemprov DKI Jakarta mulai menipis untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Jika selama ini jenazah korban Covid-19 diangkut menggunakan ambulans maka nantinya jenazah akan diangkut pakai truk.
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri menyampaikan hal tersebut dalam rapat bersama Komisi C DPRD DKI Jakarta.
Dalam rapat itu awalnya Edi menjelaskan soal anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) yang saat ini sudah digunakan dan tersisa Rp186 miliar.
Ia menyebut dana BTT selama ini digunakan untuk membeli peti jenazah bagi pasien Covid-19.
"Uang ini tinggal Rp 186 miliar dari Rp 2,133 triliun. Sudah terpakai buat apa saja? Sudah digunakan untuk beli peti jenazah," ucapnya, Rabu (23/6/2021).
Edi bercerita, kemarin dalam satu hari ada 146 jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19.
Jumlah ini meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan pada gelombang pertama Covid-19 yang terjadi 2020 lalu.
"Gelombang satu tertinggi 75 orang dalam satu hari, itu gelombang satu tahun lalu. Tahun ini baru jam 18.00 WIB sudah ada 146 orang," ujarnya.
Baca juga: Bertambah 15.308, Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Tembus Rekor Tertinggi Sejak Pandemi
Hal ini pun membuat petugas ambulans dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta kewalahan.
Untuk menyiasati banyaknya jenazah yang bakal dikubur menggunakan protokol Covid-19, Pemprov DKI akhirnya menggunakan truk untuk membawa menuju tempat pemakaman.
"Ambulans tidak mungkin lagi, (akhirnya diangkut) dengan truk dengan kapaistas satu truk delapan peti," kata dia.
Kebutulan juga, seluruh pemakaman menggunakan protokol Covid-19 saat ini hanya dilakukan di TPU Rorotan.
"Hanya satu tempat yang tersedia di Rorotan saja," kata dia.
Penjelasan Wagub DKI
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria dengan tegas membantah adanya pengangutan jenazah pasien Covid-19 yang menggunakan truk.
Riza menegaskan, hingga saat ini Pemprov DKI masih memiliki cukup ambulance untuk mengangkut pasien.
Bahkan Riza mengaku baru mendengar informasi jika ada wacana penggunaan truk untuk mengangkut jenazah pasien Covid-19.
"Kita belum pernah terpikir menjadikan truk sebagai angkutan jenazah. Sejauh ini mobil ambulance masih dapat memenuhi. Saya baru denger itu," kata Riza dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (23/6/2021).
Menurut Riza, sampai sejauh ini Pemprov DKI masih bisa mengendalikan terkait pengangkutan jenazah pasien Covid-19 dengan ambulans.
Namun jika nantinya ambulance dirasa tidak mampu, maka pihaknya akan mencarikan alternatif terbaik untuk menggantinya.
"Sejauh ini kami masih bisa mengandalikan dan menggunakan ambulance."
"Nanti kalau ambulance dirasa tidak mampu, baru nanti kita carikan alternatif yang terbaik," sambungnya.
Anggaran Kota Bekasi Juga Menipis
Hal serupa juga dialami Kota Bekasi.
Anggaran penanganan Covid-19 yang masuk dalam belanja tak terduga (BTT) APBD 2021, tinggal tersisa Rp 19 miliar.
Padahal dana itu sudah dianggarkan hingga akhir tahun 2021.
Ketua DPRD Kota Bekasi Chairoman J Putro tak mengira dana dari BTT APBD telah terpakai hingga Rp156 miliar sebelum akhir tahun 2021.
"BTT untuk penanganan Covid-19 tahun ini dianggarkan Rp175 miliar ," kata Chairoman saat ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi Selatan, Rabu (23/6/2021).
"Katanya sudah teralokasilan Rp156 miliar, jadi sisanya kurang lebih Rp19 miliar," katanya lagi.
Kondisi anggaran tersebut mengkhawatirkan mengingat operasional penanganan Covid-19 pada Juni 2021 ini besar seiring meningkatnya kasus Covid-19.
"Dalam waktu enggak terlalu lama dikhawatirkan akan mengganggu operasional penanganan Covid apabila tidak ada alokasi anggaran," katanya.
Sejak awal, alokasi BTT penanganan Covid-19 tahun 2021 telah disesuaikan dengan nilai anggaran tahun lalu yang besarannya mencapai Rp175 miliar.
Namun, jumlah dana yang terserap tahun ini telah melebihi jumlah jika dibandingkan tahun lalu.
Anggaran BTT penanganan Covid-19 pada tahun 2020 hanya terserap sebanyak 65 persen.
Dia tak menduga bahwa jumlah anggaran BTT telah terpakai tahun 2021 telah mencapai Rp159 miliar sebelum akhir tahun.
"Masalahnya gelombang kedua ini di luar perkiraan ya. Tahun lalu ketika kami anggarkan untuk penanganan Covid, hanya terealisasi 65 persen saja kok."
"Makanya kami mengira Rp176 itu sudah cukup besar anggarannya (untuk tahun 2021). Ini di luar dugaan ya," tutur Chairoman.
Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, anggaran penanganan Covid-19 semakin menipis.
Oleh sebab itu, dia bakal berdiskusi dengan Kemendagri dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).