Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video yang menampilkan pengakuan seorang perempuan terkait arisan sosialita di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan viral di media sosial.
Dalam video tersebut, perempuan itu mengatakan terdapat ritual penumbalan manusia dalam arisan sosialita yang digelar.
Video yang dibuat di aplikasi TikTok itu awalnya memuat pengakuan seorang perempuan yang ditawari menjadi MC.
Baca juga: Suami Kaget Dikirimi Video Istrinya Sedang Berbuat Mesum dengan Pria Brondong
Perempuan tersebut mengaku ditawari bayaran Rp 10 juta per jam di acara arisan sosialita tersebut.
Sosok perempuan di video itu kemudian mengatakan bakal ada pria muda alias berondong yang akan dijadikan tumbal.
"Nah si klien aku mulai jelasin rangkaian acaranya. Nanti si berondongnya mulai merangkak dan digantung. Hah ini acara apa sih?," kata perempuan dalam video viral itu.
"Jadi itu tumbal untuk pesugihan. Pesugihan untuk awet muda, kecantikan, kekayaan, karir dan lain-lain," tambahnya.
Dalam video viral tersebut, perempuan itu juga mengunggah tangkapan layar yang percakapannya saat ditawari menjadi MC.
Baca juga: Hadiri Acara Resepsi Pernikahan & Arisan, Klaster Penularan Covid-19 Muncul di Perumahan THB Bekasi
Menanggapi hal itu, Kapolsek Kebayoran Lama mengaku baru mengetahui video viral tersebut.
Namun, ia mengatakan bakal menyelidiki video itu.
"Saya lacak dulu sejauh mana kebenarannya. Lagi ditelusuri. Nanti kita kabari perkembangannya," kata Donni saat dikonfirmasi, Rabu (30/6/2021).
Sementara itu, dalam video yang beredar, awalnya, pihak penyelenggara menawarkan MC dengan bayaran Rp 8 juta untuk dua orang MC.
Namun, partner MC harus seorang perempuan.
Di video itu dijelaskan bahwa ia tidak boleh bersama dengan MC pria.
"Terus dia mau nawarin harganya satu sendiri jadi Rp 10 juta satu jam. Tergiur enggak sih? Ya tergiur lah. Nge-mc cuma satu jam dibayar Rp 10 juta. Siapa enggak mau," ujarnya di video itu.
Pihak penyelenggara lalu menjelaskan bahwa setelah acara ulang tahun akan diadakan sebuah eksekusi.
Brondong (pria muda) di acara itu menyetujui akan menjadi tumbal dalam sebuah pesugihan.
"Pesugihan untuk awet muda, kecantikan, kekayaan, karier dan lain-lain," lanjutnya.
Ritual eksekusi itu dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan mesin.
Menurut penjelasan di video itu, para brondong tidak dipaksa ditumbalkan.
Mereka telah dibayar ratusan juta sampai miliaran.
"Ini sekte elite karena acaranya juga diadakan di Jakarta Selatan di mana itu tempat rumahnya orang-orang kaya," ceritanya.
Katanya acara itu sudah sampai 16 kali diadakan.
Para brondong itu juga diceritakan memang menjadi simpanan dari peserta.
"Kalau udah waktunya, si brondong ini baru dibeli lagi dengan harga yang mahal untuk dijadikan tumbal."
"Dan, biasanya background si brondong berbeda-beda."
"Ada uang dipakai bayar utang, orangtuanya kelilit utang atau orangtuanya di kampung sakit," ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa pengalaman itu benar-benar dialaminya.
Tanggapan Lurah Pondok Pinang
TribunJakarta.com mengonfirmasi kebenaran video viral itu kepada Lurah Pondok Pinang, Rizky Januar.
Rizky belum bisa memastikan kebenaran video tersebut.
"Saya juga baru dengar itu. Saya belum dapat info, nanti saya cek dulu ya kebenarannya. Saya lagi urusin jenazah melulu ini," ujar Rizky.
Pelaku Penipuan Berkedok Arisan Online Dilaporkan ke Polda Metro Jaya
Kasus arisan lainnya adalah seorang warga asal Bekasi bernama Skenly melaporkan DW alias Jeje yang diduga melakukan penipuan berkedok arisan online, ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (12/6/2021) malam.
Dari aksi Jeje, kata Skenly, dirinya bersama teman-teman yang lain mengalami kerugian senilai Rp 745.130.000.
"Pada Sabtu malam, kita sudah melaporkan seseorang atas nama DW atau Jeje atas aksinya melakukan penipuan berkedok arisan online dengan nilai kerugian sebesar Rp 745.130.000," kata Skenly di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Jumlah tersebut, kata Skenly berasal dari 27 orang yang diduga menjadi korban penipuan berkedok arisan online dari Jeje.
Menurut Skenly, Jeje melakukan aksinya dalam kurun waktu Desember 2020-Juni 2021.
Jumlah kerugian yang dialami masing-masing korban bervariasi mulai dari Rp 3 juta hingga ratusan juta rupiah.
"Kami apresiasi Polda Metro Jaya sudah menerima laporan kami para korban dan berharap pelaku cepat ditangkap. Semoga kejadian serupa tidak terjadi lagi pada masyarakat Indonesia," imbuh Skenly.
Skenly mengakui mengenal Jeje dari kawannya pada Januari 2021, lalu berkawan dan berjalan baik-baik saja pada awalnya.
Kemudian, mulai Februari 2021, Skenly ditawarin Jeje ikut arisan per 10 hari, per minggu, per 2 minggu hingga per bulan dengan nominal arisan bervariasi dari Rp 1 juta sampai Rp 10 juta.
"Tetapi dia sering juga minta saya untuk beli arisan orang dan terkadang ada nomor lain juga yang WA saya untuk beli arisannya misal ‘Kak tolong beli arisan saya mau bawa anak saya berobat, jual Rp 3,5 dapat Rp 4 juta seminggu, Ka please banget, mohon banget’."
"Nah, dikarenakan dia memohon seperti itu, jadi saya memberikan duit saya dan saya konfirmasi ke Jeje dan saya mentransfer duit langsung ke Jeje, ke rekening atas nama DS," cerita Skenly.
Dalam perjalanan waktu, Skenly sering sekali mengikuti jual beli arisan yang ditawari Jeje karena adanya iming-iming uang lebih dari jual beli arisan tersebut, misalnya kita beli dengan harga Rp 6 juta maka kita akan dapat Rp 10 juta dalam waktu 2 minggu kemudian.
Akhirnya, kata Skenly, pada Kamis, 10 Juni 2021, dirinya menghubungi Jeje melalui WA untuk segera transfer jatah arisan yang harus didapat Skenly sebesar Rp 12 juta.
"Saya tunggu sampai malam, dia belum transfer dan bilang kalau dia lagi kerja dan nunjukin foto di tempat karaoke."
"Terakhir saya kontak dia jam 21.30 WIB untuk minta ditransfer dan setelah jam 1 subuh saya tanya lagi ke dia kenapa belum ditransfer dan ternyata di situ sudah cecklist 1 dan saya cek di instagram dia sudah deactive account (jeje.jess) dan saya juga ke tempat kostnya di Cikarang sudah tidak ada barang apapun di sana," terang dia.
Karena situasinya sudah seperti itu, Skenly bersama para korban lain pun akhirnya melaporkan Jeje ke Polda Metro Jaya pada Sabtu (12/6/2021) malam dengan dugaan penipuan dengan kedok arisan online.
"Kerugian saya sendiri sebesar Rp 200.000.000, itu nilai uang tidak termasuk bunga dari uang yang dijanjikan sama dia sebelumnya," tutur Skenly.
Baca juga: Terperdaya Slogan Ontime dan Amanah, 49 Warga PALI Tertipu Lelang Arisan, Totalnya Rp 1,5 Miliar
Laporan Skenly diterima Polda Metro Jaya dengan Nomor LP/B/3028/VI/2021/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 12 Juni 2021.
Dalam laporan tersebut, diterangkan bahwa perkara yang dilaporkan adalah penipuan dan atau penggelapan dan atau penipuan melalui media elektronik dengan waktu kejadian Desember 2020 hingga Juni 2021 di Kabupaten Bekasi.
Skenly mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 200 juta yang sebagian dikirimkan secara bertahap ke rekening BCA terduga pelaku atas nama DS dan sebagian diberikan secara tunai.
Tindak pidana yang diduga dilakukan pelaku melanggar Pasal 378 KUHP dan atau 372 KUHP dan atau Pasal 28 ayat (1) Jo Pasal 45A ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang ITE.
Skenly dan rekan-rekannya menyerahkan barang bukti berupa print out bukti transfer, identitas pelaku, foto-foto pelaku dan screen shoot chat group arisan.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Viral Video Perempuan Ditawari MC Arisan Sosialita Pakai Tumbal Berondong, Polisi Cek Kebenarannya