TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melonjaknya angka pasien meninggal dunia akibat Covid-19, berimbas pada menipisnya stok peti mati di Kota Depok, Jawa Barat.
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Damkar Kota Depok, Denny Romulo, mengatakan, peningkatan permintaan peti mati ini berlangsung sejak sepekan belakangan ini.
“Sepekan lah. Stok habis terus, sekarang kami ada yang ngirim berapapun (jumlahnya) pasti kami tampung, jelas Denny lewat sambungan telepon pada TribunJakarta, Selasa (6/7/2021).
Baca juga: Klaim Rp 261 Miliar ke BPJS Kesehatan Belum Dibayar, Bupati Bogor Lapor Menteri Luhut
Denny mengatakan, dalam sehari, pihaknya menerima 35 permintaan peti mati untuk pemakaman pasien Covid-19 dan suspek Covid-19.
Bahkan, sempat terjadi permintaan terbanyak hingga 45 peti dalam kurun waktu satu hari.
“Jadi kalau kita kan melayani yang meninggal Covid-19 dan suspek Covid-19 ya. Kalau dilihat atau dihitung sudah 35 sehari lah rata-rata ya, malah pernah 45 (peti) dalam waktu satu hari. Suspek covid juga wajib pemulasaran pakai prosedur covid,” jelasnya.
Lanjut Denny, untuk menunggu hingga peti mati tersedia, keluarga korban pasien Covid-19 harus menunggu dulu selama beberapa jam.
Baca juga: Geram Ibu Hamil Belum WFH, Anies : Ibu Jadi Manajer HRD Harusnya Lebih Sensitif Lindungi Perempuan
Baca juga: WNA Buat Ulah saat PPKM Darurat di Jakut: Berkerumun di Kafe, Main Billiard, Ada yang Positif Corona
“Jadi gini, pada ngantri nunggu peti akhirnya. Ya apa boleh buat. Jadi nunggu peti, nunggu dulu 2-3 jam. Itu kenyatannya karena peti susah kan. Jadi siapa saja yang mau ngirim peti pasti kita terima, mau itu peti, 8 peti, dari tukang-tukang peti. Siapa saja yang mau ngirim kita terima,” tuturnya.
“Iya ada kendala karena kelangkaan peti ya. Di daerah lain juga tinggi permintannya. Jadi kita keteteran juga karena peningkatan pasien yang meninggal,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Stok Peti Mati di Depok Menipis, Sehari Rata-rata 35 Permintaan,