TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selebaran bertuliskan 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' kini muncul di Jakarta Timur.
Tepatnya ditempel di Halte Wijaya Kusuma, Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo.
Beberapa waktu lalu tulisan Dipaksa Sehat di Negara yang sakit muncul dalam bentuk mural di Jalan Diponegoro, Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, pada bagian bawah kalimat 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' di selebaran terdapat tagar bertuliskan #melawan Covid-19 dan #menolak dibodohi.
Didi (47), warga sekitar mengatakan dia tidak mengetahui pasti sejak kapan selebaran ditempel dan siapa sosok pembuatnya.
"Enggak tahu ya, saya sendiri baru sadar ada selebaran ditempel. Tapi sepertinya masih baru, mungkin sekitar satu atau dua hari ini, atau baru banget ditempel," kata Didi di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (21/8/2021).
Perkiraan waktu penempelan karena para Jumat (20/8/2021) saat melintas di Jalan Raya Bogor dari arah Depok menuju Jakarta lokasi Halte Wijaya Kusuma dia tidak melihat adanya selebaran.
Kondisi kertas pun masih tampak anyar, belum lusuh meski lokasinya berada di Halte Wijaya Kusuma, Jalan Raya Bogor yang setiap hari ramai dilintasi kendaraan karena jadi akses utama.
"Kalau siapa yang nempel ya saya enggak tahu. Karena ini kan lokasinya di pinggir jalan ramai orang lewat. Kalau ditempel pas siang hari juga mungkin orang enggak sadar, karena ukurannya enggak terlalu besar," ujarnya.
Baca juga: Muncul Lagi Mural di Kota Tangerang : Dipenjara Karena Lapar
Meski selebaran dengan kalimat 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' di Halte Wijaya Kusuma hanya satu, tapi ada selebaran dengan pesan serupa terkait penanganan pandemi Covid-19 di lokasi.
Satu lagi bertuliskan 'Berani Membatasi Harus Menghidupi. Negara Jangan Lepas Tanggung Jawab' yang di bagian bawahnya terdapat ilustrasi tampak seorang anak bersama ibunya.
Sang anak laki-laki tampak duduk menatap kosong, sementara ibunya terbaring tepat di depannya seolah tidak berdaya dan sedang menanti bantuan, di bawah ilustrasi tersemat kata 'Dirgahayu'.
"Bagus-bagus saja sih pesannya menurut saya, enggak provokator mengajak warga melawan pemerintah. Ini masih wajar sebatas kritik ya. Kalau dibilang bikin kotor ya semua Halte sekarang juga enggak ada yang bersih," tutur Didi menanggapi.
Selebaran lain di Halte Wijaya Kusuma bertuliskan 'Kalian bisa saja menghapus mural atau menyobek-nyobek selebaran. Tapi ingat, kalian tidak pernah bisa menghapus alasan kenapa sampai mural dan selebaran itu ada'.
Jarak ketiga selebaran yang ditempel di Halte Wijaya Kusuma itu hanya terpaut sekitar dua meter, dua ditempel di tembok pembatas dan satu di bagian tiang penyangga Halte.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Selebaran Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit Muncul di Cijantung Jakarta Timur,