News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Temuan Kandungan Parasetamol Tinggi di Perairan Ancol dan Angke, Begini Respons Pemprov DKI 

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi obat-obatan. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan menindaklanjuti temuan kandungan parasetamol tinggi di Ancol dan Angke, Jumat (1/10/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta bakal menindaklanjuti temuan parasetamol tinggi di perairan Ancol dan Angke.

Diketahui,  sebuah studi mengungkapkan air laut di sejumlah titik di Teluk Jakarta mengandung parasetamol.

Menanggapi hal tersebut, Humas DLH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan, pihaknya akan menelusuri sumbernya dan membuat sebuah kebijakan  untuk mengatasi pencemaran itu.

"Nanti kami dalami, kami telusuri di mana sumbernya dan akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran itu," ucap Yogi kepada wartawan, Jumat (1/9/2021).

Baca juga: Pakir 200 Meter dari Polsek Tanjung Priok, Motor Milik Pramugari Digondol Maling 

Menurutnya, kandungan obat-obatan di air laut termasuk ke dalam parameter khusus yang jarang diteliti.

Namun demikian, adanya temuan ini dapat dikategorikan sebagai pencemaran air laut. 

Maka dari itu, DLH DKI Jakarta membutuhkan pendalaman untuk menguji kualitas air laut di Teluk Jakarta.

"Iya (pencemaran), karena bukan pada tempatnya. Parasetamol kok ada di laut, apa pun yang tidak pada tempatnya, apapun yang melebihi kadarnya di suatu tempat tergolong pencemaran," ucapnya.

Baca juga: Pengakuan DAS Raja Jambret: Biasa Beraksi Dini Hari di Pulogadung, Tak Menyangka Korbannya Tewas 

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pencemaran tersebut akan sangat berdampak bagi biota laut.

"Kan harus di tempatnya ya, pasti akan berpengaruh ke biota laut gitu kan, bisa juga teracuni atau seperti apa.  Mungkin kalau untuk manusia nggak berefek ya tapi terhadap biota laut lainnya ada pengaruhnya," ucapnya.

Sementara itu,  kata Yogi, ia bersama pihaknya telah rutin melakukan pemantauan air laut selama dua kali dalam setahun.

Namun,  parasetamol tidak menjadi komponen yang diuji.

"Kalau parasetamol bukan parameter yang standar ya. Cuma memang si perisetnya meneliti yang lebih spesifik, mungkin karena punya pengalaman tertentu makanya kepikiran ke arah sana. Nanti kita cek juga sih, nanti bisa jadi parameter yang kita ukur juga," ucapnya.

Baca juga: Dibantah Wagub DKI Ahmad Riza Patria, Wali Kota Jaktim Ralat Pernyataan Soal PPKM Level 1

Sebelumnya diketahui, sebuah studi berjudul 'Konsentrasi Tinggi Paracetamol di Wilayah Perairan Teluk Jakarta, Indonesia' yang ditulis peneliti Oseanografi LIPI Wulan Koagouw dan beberapa peniliti lain, melaporkan Teluk Angke dan Ancol yang ada di wilayah Jakarta Utara, tercemar paracetamol dengan konsentrasi tinggi.

Penelitian ini melibatkan sampel dari empat wilayah teluk di Jakarta dan satu dari wilayah teluk di Jawa Tengah.

Hasil dari penelitian sampel tersebut menunjukkan wilayah perairan tersebut telah terkontaminasi, dan beberapa kandungannya adalah senyawa dari obat-obatan.

Data pada penelitian awal ini menunjukkan sejauh mana kualitas wilayah perairan tersebut dan hasilnya adalah kandungan yang ada di perairan tersebut melewati batasan paramater dari standar kualitas air laut di Indonesia.

Baca juga: Belum Sebulan PTM Digelar, Sejumlah Siswa SD, SMP, SMA di Bekasi dan Tangerang Terpapar Covid-19

Kemudian yang menarik dari hasil penelitian tersebut adalah ditemukan kandungan paracetamol yang tinggi pada dua wilayah di Jakarta, yaitu Angke dan Ancol.

Kandungan paracetamol yang terkandung di Angke bahkan mencapai 610 nanogram per liter.

Sedangkan di Ancol kandungannya mencapai 420 nanogram per liter.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pemprov DKI Tindaklanjuti Temuan Kandungan Parasetamol Tinggi di Perairan Ancol dan Angke

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini