News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penamaan Nama Jalan Merupakan Bentuk Hubungan Resiprokal Kedua Negara

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akademisi Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Dr. Syauqillah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pemerintah DKI Jakarta mengubah satu nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk menuai polemik baik pro maupun kontra dari berbagai kalangan, 

Akademisi Kajian Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Dr. Syauqillah berpendapat penamaan jalan merupakan bentuk hubungan resiprokal dalam konteks diplomasi kedua negara, dimana founding father Indonesia Sukarno telah menjadi nama jalan di ibukota Turki, Ankara.

"Ataturk dalam bahasa Turki berarti bapak Turki, memiliki kesamaan peran historis dengan Sukarno dalam konteks perlawanan kolonialisme," kata Syauqillah di Jakarta, Senin (18/10).

Baca juga: Tujuh Bulan Lagi Jakarta Jadi Tuan Rumah Formula E, Lokasinya Masih Jadi Tanda Tanya

Ia bilang, Erdogan yang memiliki banyak simpatisan dan pengagum di Indonesia, adalah sosok yang mengagumi Mustafa Kemal Ataturk.

Hal itu, lanjutnya, seringkali ditemukan dalam peresmian megaproyek AKP, foto Erdogan bersanding dengan Kemal Ataturk.

"Ada pandangan di Turki bahwa Erdogan adalah sosok yang mampu mentransformasikan ajaran Mustafa Kemal Ataturk di era modern saat ini," ujarnya.

Ia menegaskan, Kemal Ataturk adalah sosok yang berhasil menanamkan nilai-nilai persatuan, yang menjadikan Turki dapat melewati beberapa fase sulit dalam kesejarahannya.

Berbeda dengan dunia Arab lainnya, yang mudah sekali terjadi perpecahan bahkan konflik internal.

Baca juga: Malam-malam Petugas Damkar Selamatkan 7 Pengunjung Mal di Bekasi yang Terjebak di Lift

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Bajing Loncat yang Viral Beraksi di Siang Bolong, Sasar Truk di Jalan Raya Bekasi

Nilai nasionalisme yang ditanamkan oleh Mustafa Kemal Ataturk dapat dinilai menyatukan Turki saat peristiwa Gezi Park 2013, demo hampir sebulan penuh saat itu, banyak pengamat luar negeri menilai Turki akan terdampak Arab Spring dan memiliki nasib seperti beberapa negara tetangganya, mengalami konflik internal, nyatanya Turki tetap bersatu.

"Perlawanan percobaan kudeta 2016 juga dapat memperlihatkan betapa nasionalisme yang diwariskan oleh Kemal Ataturk mampu menggerakan demonstran melawan percobaan kudeta, hanya dengan bekal genggaman bendera Turki," tukasnya. 

Wagub Ariza Jelaskan Wacana Mustafa Kemal Ataturk Bakal jadi Nama Jalan di Jakarta

Pemprov DKI Jakarta berencana menjadikan nama Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di ibu kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengatakan pemberian nama tersebut merupakan bentuk kerjasama dengan pemerintah Turki.

"Jadi memang ada keinginan dari kita dan dari pemerintah Turki agar ada nama dari (tokoh) kita yang ada di Turki dan nama tokoh dari Turki," kata Ariza, sapaan karibnya, di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (17/10/2021).

Baca juga: Minimarket di Condet Ambruk Timpa 5 Kendaraan dan Tukang Ayam, Saksi: Bunyi Kencang, Seperti Gemuruh

Rencana ini sebagai timbal balik atas dijadikannya nama Presiden pertama Indonesia, Sukarno, sebagai nama ruas jalan di depan kantor KBRI Ankara, yakni Jalan Ahmet Soekarno.

Namun Riza tidak membeberkan ruas jalan mana yang akan diberi nama dengan Mustafa Kemal Ataturk, pun apakah lokasi benar di wilayah Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.

"Nanti akan disampaikan ya," ujarnya.

Baca juga: Turki-Indonesia Saling Akui Sertifikat Vaksin

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mengatakan Pemerintah Turki menggunakan nama Presiden pertama Indonesia Soekarno sebagai nama jalan.

"Pemerintah Turki juga menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara yang baru dengan nama Jalan Ahmet Soekarno," kata Retno dalam konferensi pers virtual usai melakukan kunjungan ke Turki, Selasa (12/10/2021).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini