TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 menggunakan sistem polder agar dapat menahan kenaikan air laut dan penurunan muka tanah.
Sistem polder ini dirancang oleh konsultan ternama PT. Witteveen Bos Indonesia.
“Kawasan PIK2 menggunakan sistem polder, sehingga dijamin memiliki ketahanan terhadap banjir yang tinggi,” Deputy Director PT. Witteveen Bos Indonesia, Sawarendro dalam keterangannya, Selasa (19/10/2021).
Menurut Sawerendro, keberadaan danau di dalam kawasan sangatlah penting.
Seperti salah satunya, keberadaan danau yang luas di dalam Kawasan Pasir Putih Residences PIK2.
Kawasan Pasir Putih Residences PIK2 memiliki luas sekitar 150 hektare (ha).
Baca juga: Wagub DKI Tanggapi Sindiran PDI Perjuangan Terhadap Anies Soal Penanganan Banjir
Lebih dari 10 persen areanya didedikasikan sebagai area penampungan air.
Tepatnya sekitar 16,2 ha area berupa danau yang tidak hanya cantik, sekeliling danau penampungan air ini juga didesain dengan sangat eksklusif, yaitu dengan hamparan pasir putih yang eksotis di sepanjang pinggir danau.
Jelas terlihat danau yang berada di dalam kawasan Pasir Putih Residences PIK2 memiliki fungsi ganda.
Pertama sebagai bagian penting dari sistem pengelolaan air dan pencegahan banjir serta yang kedua sebagai fasilitas dan sarana rekreasi penghuni.
"Kawasan residensial lainnya di Indonesia yang diharapkan mampu memerhatikan dengan teliti dan seksama mengenai sistem pengelolaan air yang baik, sehingga mampu menekan serendah mungkin resiko terjadinya banjir," terang dia.
Senada, Ketua Lembaga Riset Kebencanaan Ikatan Alumni ITB Heri Andreas menyampaikan, kekhawatiran akan tenggelamnya suatu wilayah bisa dihindari dengan adanya penerapan sistem polder.
Sistem polder adalah sistem yang menggabungkan tanggul, danau, dan pompa.
"Secara sederhananya kita bisa mengibaratkan seperti ember, dinding tanggul yang mengelilingi kawasan diibaratkan sebagai bibir ember, dan air laut berada di luar ember," terang Andreas.
Contoh sukses penerapan sistem polder ini adalah Belanda yang sudah menerapkan selama lebih kurang 200 tahun.
Sebanyak 60 persen daratan Belanda berada di bawah permukaan laut.
Bahkan kota Amsterdam berada 3 meter di bawah permukaan laut.