TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Politisi PDIP Pandapotan Sinaga, Anggota DPRD DKI Jakarta yang memberikan kritik terhadap keputusan Gubernur Anies Baswedan karena menaikkan UMP sebesar 5,1 persen.
Seperti diberitakan sebelumnya Pandapotan Sinaga menyebut Anies Baswedan hanya pencitraan menaikkan UMP sehingga menjadi sekitar Rp4,6 juta.
Politisi PDIP tersebut sempat marah saat mengatakan tanggapannya dalam rapat kerja, di mana dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Andri Yansyah.
Pandapotan Sinaga menyebut keputusan tersebut mendadak dan sepihak.
"Kalau hanya menaikkan upah buruh itu keadilan, itu keadilan untuk siapa? Kalau ada perusahaan ngos-ngosan itu keadilan bukan?" ucapnya dalam rapat, Senin (27/12/2021), dikutip dari TribunJakarta.com.
Baca juga: Pemerintah Israel Setujui Pembangunan Ribuan Pemukiman Baru di Golan
Pihaknya beralasan saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum stabil lantaran dihantam pandemi Covid-19.
Bila kebijakan ini dipaksakan, politisi PDIP ini khawatir banyak perusahaan yang akhirnya kolaps lantaran tak mampu menutupi biaya operasional.
Hal ini pun ditakutkan justru menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran di ibu kota.
Lantas siapakah sosok Pandapotan Sinaga?
Pria kelahiran Pematang Siantar 11 Oktober tahun 1963 ini merupakan Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta.
Pandapotan Sinaga juga merupakan Ketua DPC PDIP Jakarta Pusat.
Dikutip dari dprd-dkijakartaprov.go.id, pengalaman organisasinya yakni Ikatan Pialang Efek Jakarta (IPEJ), Organisasi Gereja, Organisasi Marga, dan PDI Perjuangan.
Dikutip dari Kompas.com, dirinya juga pernah menjadi tim sukses (timses) pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dalam Pilkada DKI Jakarta 2017
Saat itu dirinya sempat terlibat permasalahan yakni adanya insiden pemukulan yang terjadi di tempat pemungutan suara (TPS) 18 Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat itu mengatakan, Pemukulan ini berawal pada pukul 11.20 WIB, ketika tim pemantau Ahok-Djarot yang merupakan anggota DPRD DKI, Pandopotan Sinaga, menegur saksi yang tidak mengenakan kemeja kotak-kotak, ciri khas pakaian pemenangan Ahok-Djarot.
Baca juga: Anies dan Anak Buahnya Disindir DPRD Gara-gara UMP Naik: yang Terhormat Calon Menaker dan Presiden
Baca juga: Kejar Perkembangan Industri Bernilai Tambah, Pemerintah Dorong Kemitraan yang Saling Menguntungkan
Saksi itu mengaku tidak diperbolehkan oleh panwaslu yang ada di lokasi untuk mengenakan baju kotak-kotak.
Pandapotan kemudian tak terima akan larangan mengenakan baju kotak-kotak tersebut.
Ia pun diduga marah dan membuat keributan. Ia kemudian dibawa ke Polsektro Gambir.
Hingga akhirnya kedua belah pihak saling berdamai.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci ) (Kompas.com/Nibras Nada Nailufar)