TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pratu Sahdi (22) tewas dikeroyok sejumlah preman di kawasan Taman Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022).
Dua dari tiga buron yang menjadi DPO sudah diamankan.
Total ditambah yang sudah ditangkap sebelumnya menjadi 9 pelaku.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, semuanya pelaku telah ditangkap.
Salah satunya merupakan otak pelaku utama dalam penganiayaan maut bernama Baharudin.
"Ada 2 yang diamankan. Satu pelaku utama, satu lagi yang membantu melakukan penganiayaan," kata kepada wartawan, Kamis (20/1/2022).
Baca juga: Melihat Penampakan Kapal Cumi, Tempat Persembunyian Penusuk Anggota TNI hingga Tewas di Pluit
Tubagus menjelaskan, pelaku utama yakni Baharudin sebelumnya bersembunyi di kapal nelayan yang bersandar di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Hal itu terungkap setelah bosnya memberitahukan ke polisi hingga ia diamankan aparat Polres Metro Jakarta Utara.
"Bosnya yang menyampaikan ke polisi kalau dia di dalam kapal. Kemudian kami jemput untuk diamankan," ucap dia.
Sementara itu, satu DPO lain diamankan saat berada di rumah kerabatnya daerah Penjaringan, Jakut. Kini seluruh DPO yang ditetapkan menjadi tersangka telah diamankan di Polres Metro Jakarta Utara.
"Ditangkap kemarin semua. Empat DPO menjadi tersangka," ujar dia.
Baca juga: Polda Metro Beberkan Proses Penangkapan 4 Tersangka Buron Tersangka Pembunuhan Anggota TNI di Pluit
Lebih lanjut Tubagus memaparkan, terdapat satu orang itu tidak terlibat secara langsung.
"Saat rilis kemarin kita tunjukkan foto 3 DPO, dua di antaranya sudah dapat. Satu lagi (belum) dia hanya antar saja tidak terlibat," ujar dia.
Ditangkap tanpa perlawanan
Baharudin ditangkap di dermaga Muara Baru pada Selasa (18/1/2022) malam.
Pelaku tidak ada perlawanan saat polisi membekuknya.
Baca juga: Ini Wajah Baharudin, Penjaga Kapal yang Tusuk Pratu Sahdi hingga Tewas Saat Ngopi di Waduk Pluit
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Wibowo mengatakan, pelaku ditangkap, saat sedang bekerja dan tidak melawan.
"Jadi tadi malam pelaku sedang bekerja, selanjutnya diamankan oleh tim gabungan. Tidak ada perlawanan," kata Wibowo, di Kantor Polres Jakarta Utara, Rabu (19/1/2022).
Menurut Wibowo, peristiwa pengeroyokan dan penusukan itu terjadi karena salah sasaran.
Sebab, pelaku sebenarnya memiliki masalah dengan orang lain.
"Sebelumnya para pelaku ada masalah dengan orang. Kemudian ya malam itu terjadi salah sasaran sebenarnya," tutur Wibowo.
Kronologi
Dikutip dari Kompas.com, pengeroyokan terhadap Pratu Sahdi terjadi pada Minggu (16/1/2022), pukul 03.06 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan, kejadian bermula ketika empat pelaku datang dengan berboncengan dua sepeda motor ke lokasi kejadian.
"Pelaku turun dan mendatangi para saksi satu per satu menanyakan 'apakah kamu orang Kupang', kemudian saksi menjawab bukan," ujar Zulpan, dalam keterangan pers, Senin (17/1/2022).
Setelah itu, kata Zulpan, pelaku bertanya kepada S. Namun, korban tak menjawab pertanyaan pelaku hingga terjadi cekcok.
Baca juga: Polisi Pamerkan Wajah 4 Pembunuh Pratu Sahdi, Anggota TNI Korban Pengeroyokan Salah Sasaran di Pluit
"Satu pelaku mencekik leher korban sambil memegang tangannya," ungkap Zulpan.
"Kemudian salah satu pelaku menusuk korban menggunakan senjata tajam sebanyak dua kali hingga korban tersungkur," tutur dia.
Bahkan pelaku sempat melukai dua orang yang berniat melerai pengeroyokan, hingga seorang mengalami luka di dada sebelah kanan dan punggung, satu orang lainnya terluka di bagian tangan.
Satu pelaku diburu
Kini total sudah ada 8 pelaku yang ditangkap pihak kepolisian, namun masih ada satu lagi pelaku yang masih diburu.
Polisi saat ini masih mengejar seorang lainnya berinisial J yang juga terlibat dalam peristiwa berdarah Minggu lalu.
Selain itu polisi juga masih proses mencari senjata tajam yang digunakan unutk menusuk korban, nantinya digunakan sebagai barang bukti.
Diketahui Baharudin membuang senjata tajam yang Ia gunakan untuk menusuk Pratu Sahdi.
Karenanya, polisi saat ini masih mendalami ke mana Baharudin membuang alat yang dipakainya untuk menusuk Pratu Sahdi itu. (Tribunnews/TribunJakarta.com)