Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duka mendalam tengah dirasakan oleh politikus Partai Golkar, Nurul Arifin.
Dini hari tadi, putrinya Maura Magnalia Madyaratri, wafat akibat serangan jantung di kediamannya yang beralamat di Perumahan Puri Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Dijumpai wartawan, Nurul mengatakan bahwa putrinya memang tengah mengalami tekanan hingga menyebabkan stres dan depresi.
Tekanan tersebut dialami oleh putrinya yang tak bisa wisuda S2 karena terkendala lockdown imbas pandemi Covid-19.
"Sekolah sudah selesai tapi belum wisuda dan di sisi lain dia harus mencari kerja. Dari beberapa lamaran itu ternyata kemarin dia cerita ada satu yang minta datang akan mem-follow up tapi di Bali," kata Nurul di kediamannya, Selasa (25/1/2022).
"Nanti Maret itu dia bisa nggak pergi ke Australia untuk wisuda, mereka kan masih lockdown di sana," sambungnya.
Baca juga: Putri Nurul Arifin Sempat Mengeluh Sakit, Maura Magnalia Disebut Meninggal karena Serangan Jantung
Nurul menuturkan, almarhumah putrinya bercita-cita ingin menjadi dosen.
"Iya dia pingin jadi dosen, kan dia selama sebelum pandemi dia ngajar ekskul tentang sains, nah dia tuh nemukan passionnya tuh disitu, kaya bapaknya lah, dia senengnya ngajar ceritanya mau jadi dosen," bebernya.
"Jadi apa yang saya lihat sekarang memang ini bentuk frustasi ya mungkin salah satunya ada unsur akibat dari apa ya pandemi kan, banyak larangan ini itu membuat dia tidak bisa bebas berekspresi, jadi kelihatannya frustasinya agak dalam," pungkasnya.
Detik-Detik Terakhir Sebelum Wafat
Sebelum ditemukan tak sadarkan diri, Nurul Arifin berujar bahwa almarhumah putrinya masih sempat berkomunikasi dengan suaminya, Mayong Suryo Laksono.
"Tadi malam jam 01.00 itu masih ngobrol sama mas Mayong. Masih chat sama teman-temannya. Nah jam 04.30 pembantu kami bangun dia sudah tertidur di meja makan, diangkat sudah dingin," kata Nurul.
Dikatakan Nurul Arifin, ia meyakini bahwa kini almarhumah putrinya sudah tak lagi merasakan sakit.