News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembelajaran Tatap Muka

Covid-19 dan BOR Pasien Meningkat, PTM Dihentikan, Sekolah di Kota Tangerang Kembali PJJ

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WARTA KOTA, TANGERANG - Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan kapasitas 100 persen setiap hari di SDN 03 Rawa Buntu 03 Serpong, Tangerang Selatan, Rabu, (4/1/2022) pembelajaran siswa kelas 1-6 masih menekankan protokol kesehatan. Untuk menjaga banyak nya siswa pelajaran setiap kelas dibagi dua kelompak dimana kelompok pertama jam jam 07.00-10.30 dan di ganti jam 11.00-14.30. //HENRY LOPULALAN

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang akhirnya menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah dan kembali menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi seluruh sekolah tingkat TK, SD, dan SMP.

Sebelum mengambil kebijakan menghentikan PTM, Pemkot Tangerang sudah mengubah PTM 100 persen menjadi 50 persen.

Pemberlakuan PTM 50 persen ini baru berlaku pada Senin (24/1/2022) kemarin.

Kini diputuskan PTM dihentikan, kembali ke sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Hal ini ditempuh karena kasus Covid-19 terus meningkat.

Ilustrasi (Shutterstock)

Hentikan PTM, Kota Tangerang Kembali PJJ

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin mengatakan, penghentian PTM tersebut dilakukan berdasar hasil evaluasi pihaknya bersama Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Dimana terkait dengan meningkatnya kasus Covid-19 beserta varian Omicron di Kota Tangerang.

"Hasil dari evaluasi bersama dengan Dinas Kesehatan maka diputuskan kembali menutup PTM dan kembali menerapkan PJJ di semua TK, SD, dan SMP di Kota Tangerang," ujar Jamaluddin saat dikonfirmasi Wartakotalive.com, Selasa (25/1/2022).

"Penerapan PJJ ini kita lakukan, demi kesehatan dan keselamatan anak-anak dan warga sekolah lainnya, melihat kasus Covid-19 yang kembali meningkat," imbuhnya.

Jamaluddin menerangkan, penghentian PTM dilakukan lantaran khawatir akan munculnya klaster baru Covid-19 di lingkungan sekolah.

Sebab hingga saat ini terdapat dua sekolah di Kota Tangerang yang ditutup lantaran positivity rate berada di atas lima persen, setelah dilakukan tracing secara acak oleh Dinkes Kota Tangerang.

Baca juga: Ganasnya Covid-19: DKI Tambah 2000 Kasus, 9 Orang Meninggal, di Tangsel 1000 Lebih Warga Terpapar

"Jika PTM terus dilanjutkan, kita khawatir akan menimbulkan klaster-klaster yang baru, karena sejauh ini sudah ada dua sekolah yang ditutup karena positivity rate-nya di atas lima persen," ungkapnya.

"Makanya agar anak-anak dan semuanya tetap dalam kondisi sehat, makanya kita terapkan kembali PJJ," sambungnya.

Kendati demikian, Jamaluddin enggan menyebutkan tingkatan sekolah yang ditutup dengan alasan positivity rate rendah tersebut.

Ia hanya menyebut, sekolah tersebut berada di kawasan Ciledug dan Larangan.

"Sekolah yang ditutup sudah ada dua, yaitu di Ciledug dan di Larangan," terangnya.

Baca juga: PTM 100 Persen di Tangerang Dihentikan, Wagub Ariza Sebut Penghentian PTM DKI di Kemendikbudristek

Sebelumnya Pemkot Tangerang juga sudah mengurangi kapasitas PTM dengan hanya 50 persen dengan alasan yang sama, sejak Senin (24/1/2022) kemarin.

Selain itu, Pemkot Tangerang juga kembali memberlakukan pola kerja dengan sistem Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) di lingkungan instansi pusat Pemerintahan Kota Tangerang.

"Sesuai dengan arahan dari Pak Presiden RI, kita akan mengoptimalkan untuk mengurangi mobilisasi masyarakat dengan menerapkan Work From Home (WFH)," kata Wali kota Tangerang, Arief Wismansyah.

"Saya juga meminta kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar mengatur pegawainya yang WFH dan WFO. Jadi nanti semua kantor-kantor yang masuk pegawainya hanya 50 persen, kembali seperti dulu yang pernah dilakukan," pungkas Arief Wismansyah.

Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah. (HandOut/Istimewa)

BOR Pasien Covid-19 di Kota Tangerang Jadi 11,4 Persen, Wali Kota: Naik dari Pekan Lalu

Tingkat keterisian kasur atau BOR di Kota Tangerang saban hari terus meningkat.

Berdasarkan data yang diperoleh TribunJakarta.com, BOR pasien Covid-19 di 32 rumah sakit rujukan di Kota Tangerang sudah menyentuh angka 11,4 persen.

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, data di atas terbaru sejak Senin (24/1/2022).

Menurutnya, ada peningkatan BOR yang terjadi di Kota Tangerang jika dibandingkan dengan pekan lalu.

"BOR RS bertambah jadi 11,4 persen. Minggu kemarin dari data saya itu masih lima persen," papar Arief melalui sambungan telepon, Selasa (25/1/2022).

Baca juga: Cara Dapat Obat Gratis bagi Pasien Omicron di Link Resmi isoman.kemkes.go.id

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeini mengatakan, total ada 796 tempat tidur khusus pasien Covid-19 saat ini.

Ratusan kasur itu tersebar di 32 RS rujukan yang ada di Kota Tangerang.

Ke-796 kasur itu terdiri dari kasur biasa, ruang insentive care unit (ICU) ventilator, dan ruang ICU non-ventilator.

"796 bed di RS. Jadi, 796 ini sudah termasuk tempat tidur isolasi, kemudian ICU baik ventilator mau pun non-venti, ini sudah semua," papar Dini.

Menurutnya, BOR 11,4 persen itu setara dengan 91 pasien.

Berdasar jumlah tersebut, maka ada 701 kasur khusus pasien Covid-19 di Kota Tangerang yang masih tersedia.

"Tadi yang terisi 91 pasien yang dirawat di RS," sambung Dini.

Baca juga: 16 Warga Tangerang Selatan Positif Omicron

Sementara itu, Dinkes Kota Tangerang juga menyediakan rumah isolasi terkonsentrasi (RIT) bagi pasien Covid-19 yang tanpa gejala dan bergejala ringan.

RIT itu terletak di Puskesmas Jurumudi Baru, Belendung, Kecamatan Benda, Kota Tangerang.

Dari 70 kasur yang tersedia di RIT tersebut, Dini menyebut bahwa sudah ada 24 pasien yang dirawat di sana.

"Sekarang Puskesmas Jurumudi Baru diisi 24 pasien, bertambah 11 pasien dari pekan lalu," terang Dini. (tribun network/thf/Wartakotalive.com/TribunJakarta.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini