Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahu dan tempe tidak banyak didapatkan di Pasar Pamor, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Senin (21/2/2022).
Kelangkaan tahu dan tempe terjadi karena mogok produksi para perajin selama tiga hari yang dilakukan perajin tahu dan tempe.
Siti, pedagang di Pasar Pamor, mengungkapkan tidak ada stok tahu dan tempe di kios sayuran miliknya.
"Kosong sekarang. Katanya baru ada tiga hari lagi. Kamis nanti sudah ada," ucap Siti kepada Tribunnews.com, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Tahu dan Tempe Langka, Pedagang di Bekasi Harap Pemerintah Ambil Tindakan
Dirinya berharap pemerintah melakukan langkah agar kelangkaan panganan yang berasal dari kedelai ini dapat diatasi.
Menurut dia, banyak konsumen yang menanyakan tahu dan tempe kepada para pedagang di Pasar Pamor.
"Ya semoga pemerintah bantu kitalah biar ada lagi tahu tempe. Soalnya banyak banget yang nanyain ini," kata Siti.
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com, sejumlah kios yang menjual tahu dan tempe tampak menutup dagangannya.
Sementara pedagang sayur harus menjajakan dagangannya tanpa tahu dan tempe.
Seperti diketahui, perajin tahu dan tempe di Pulau Jawa akan mogok produksi selama tiga hari, mulai hari ini Senin (21/2/2022), hingga Rabu (23/2/2022).
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan, aksi mogok tersebu semula hanya dilakukan oleh perajin di Jabodetabek dan Jawa Barat saja.
Namun, aksi mogok tersebut diikuti secara su bkarela oleh perajin di Banten, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
"Rencananya 21, 22, 23 Februari (aksi mogok dilakukan), kalau pemerintah tidak mengabulkan tuntutan kami," kata Aip kepada Kompas.com, Minggu (20/2/2022).
Aip menjelaskan aksi mogok tersebut merupakan respons terhadap mahalnya harga kedelai di pasaran saat ini.
Dia mengatakan saat ini harga kedelai diperdagangkan di kisaran harga Rp 11.000.