"Kalau Assyifa, kami dengan dia dan keluarganya juga tidak ada kontak apa-apa. Sempat dijembatani beberapa pihak (untuk bisa menjenguk Assyifa), tetapi tidak berhasil," kata Suroto.
Cinta Segitiga
Ade Sara, Hafitd, dan Assyifa sudah saling mengenal sejak mereka duduk di bangku SMA di SMAN 36 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur.
Hafitd sempat berpacaran dengan Ade Sara. Setelah putus, Hafitd kemudian berpacaran dengan Assyifa.
Hafitd dan Assyifa membunuh Ade Sara karena memiliki motif yang berbeda.
Hafitd mengaku sakit hati kepada Sara yang memutuskannya karena alasan perbedaan agama.
Ia semakin geram saat mengetahui Sara kembali berpacaran dengan laki-laki berbeda agama.
Hafitd juga kesal karena Sara enggan bertemu dan berkomunikasi dengannya setelah putus.
Di sisi lain, Assyifa mengaku cemburu lantaran Hafitd masih sering menghubungi mantan pacarnya.
Ia pun takut Hafitd kembali berpacaran dengan Sara. Pasangan sejoli itu pun menyiksa Ade Sara hingga tewas.
Penyiksaan itu dilakukan di dalam mobil KIA Visto milik Hafitd.
Mereka bergantian menganiaya Sara berupa pemukulan, penyetruman, pencekikan menggunakan tali tas, dan penyumpalan mulut korban dengan tisu dan kertas koran.
Setelah Ade Sara meninggal, Hafitd dan Asyifa tetap menempatkannya di kursi belakang mobil Hafitd.
Mereka berdua membawa jasad itu berkeliling Jakarta dan sekitarnya, hingga kemudian membuang jasad Sara di pinggir tol.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Curhat Ortu Ade Sara, Anak Gadis Semata Wayangnya Dibunuh Mantan, Jasadnya Dulu Dibawa Keliling Kota