Laporan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam Hari Raya Waisak 2566 BE (Buddhist Era), Bhikkhu Bhante Vijjadassu bahas tentang moderasi beragama yang menurutnya sangat tepat diterapkan di tengah kehidupan dewasa ini.
Menurutnya hal ini penting bagi umat Buddha maupun umat beragama lainnya melaksanakan agama masing-masing dengan sikap saling toleransi.
Sehingga terbangun kedamaian hidup antar umat beragama.
"Nilai kemanusiaan dan keseimbangan pemahaman manusia moderasi beragama jadi kebutuhan untuk menemukan persamaan dalam perbedaan. Dan bukan mempertajam perbedaan dengan sikap eksklusif," ujarnya saat menyampaikan khotbah di Vihara Silaparamita, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (16/5/2022).
Baca juga: Peryaan Waisak di Vihara Silaparamita Berlangsung Luring, Dibatasi Hanya 50 Persen Umat
Baca juga: Libur Waisak, Satlantas Polres Bogor Berlakukan One Way di PuncakĀ
Ia juga menambahkan ihwal moderasi beragama merupakan jalan bijak memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama lebih terbuka dalam kehidupan saat ini.
Sehingga moderasi beragama dapat menjauhkan sikap ekstrem bahkan pemikiran primordialisme dan intoleransi terhadap perbedaan.
"Keseimbangam pemahaman agama juga memerlukan keluasan wawasan berpikir sehingga mampu memahami agama sesuai dengan aspek konteks sejarah dan perkembangan zaman," tambahnya.
Baca juga: Hari Raya Waisak 2022, Menag Yaqut: Mari Terus Perkuat Moderasi Beragama
Untuk diketahui Hari Raya Waisak atau Trisuci Waisak adalah hari suci umat Buddha, yang mana perayaan tersebut untuk merayakan tiga peristiwa penting umat Buddha.
Adapun 3 persitiwa penting tersebut:
1. Lahirnya seorang pangeran Siddharta sebagai calon Buddha di Taman Lumbini tahun 623 SM
2. Pangeran Siddharta mencapai puncak penerangan agung dan jadi Buddha di Bodh Gaya (Buddha-Gaya) di usia 35 tahun pada tahun 588 SM.
3. Wafatnya Buddha Gautama parinibbana di usia 80 tahun pada tahun 543 SM di Kusinara