TRIBUNNEWS.COM - Tiga orang siswa meninggal dunia dalam insiden tembok roboh di MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022).
Robohnya tembok MTsN 19 Pondok Labu terjadi di tengah hujan deras, sekira pukul 14.30 WIB.
Dilansir Tribun Jakarta, tembok tersebut roboh akibat diterjang banjir.
Peristiwa robohnya tembok MTsN 19 Pondok Labu juga terekam ponsel seorang siswa.
Tiga siswa yang tertimpa tembok dinyatakan meninggal dunia merupakan siswa kelas VIII, yaitu Dicka Safa Ghifari (13), Muh Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13).
Diketahui sejumlah siswa bermain di dekat tembok yang roboh saat hujan deras.
Baca juga: Banjir di Jakarta, Ada 17 Ruas Jalan Terendam Banjir
Sedangkan sejumlah siswa di lantai dua sekolah terlihat menonton teman-temannya yang sedang bermain di tengah hujan dan ada yang merekamnya.
Para siswa kemudian histeris ketika bangunan tembok sekolah itu roboh dan menimpa sejumlah siswa.
Anies Baswedan Melayat
Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, melayat ke rumah korban tewas dalam peristiwa robohnya tembok MTs Negeri 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (6/10/2022) malam.
Diberitakan Kompas.com, Anies takziah ke kediaman korban bernama Dendis Al Latif di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Malam ini saya takziah, kita semua, berduka atas wafatnya Dendis Al Latif, yang tadi mengalami musibah di MTsN 19," ujar Anies, dalam rekaman suara yang diterima, Kamis.
"Kita menyatakan bela sungkawa kepada keluarga, mendoakan supaya (korban) husnul khotimah," sambung dia.
Baca juga: BPBD: Tiga Siswa MTsN 19 Pondok Labu Meninggal Tertimpa Tembok Runtuh Akibat Luapan Banjir
Sementara itu dilihat dari unggahan Instagram story akun pribadinya, Anies menyampaikan duka cita kepada keluarga dan berdoa di samping jenazah.
Anies mengungkapkan jajarannya bakal memberikan santunan kepada keluarga korban.
Pemerintah DKI dan Jakarta Selatan juga akan memberikan konseling bagi keluarga korban.
"Tapi, saya harus garis bawahi, sebesar apa pun santunan yang diberikan, tidak akan bisa menggantikan perasaan ibunya, tidak akan bisa menggantikan beratnya kehilangan anak," ujar Anies.
Tanggapan KPAI
Sementara itu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut pentingnya sebuah sekolah memiliki standard operating procedure (SOP) atau prosedur operasi standar dalam penanganan bencana.
Hal itu diungkapkan Komisioner KPAI Retno Listyarti menanggapi kejadian bencana robohnya tembok di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan yang mengakibatkan tiga siswa meninggal dunia.
"Diperlukan SOP bencana pada sekolah-sekolah, apalagi sekolah yang berada dekat sungai," kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/10/2022), dilansir Kompas.com.
Baca juga: Fakta-fakta 3 Siswa MTSN 19 Jakarta Tewas Akibat Tembok Roboh: Kronologi hingga Kesaksian Siswa Lain
Retno menyebut SOP bencana di sekolah dinilai perlu karena bencana alam dapat terjadi kapan saja, termasuk saat jam belajar di sekolah.
Bencana tersebut berpotensi mengancam anak-anak dan dewan guru di sekolah.
Menurut Retno, orang yang terdampak pun akan banyak sekali karena di saat jam belajar atau waktu aktif masuk sekolah, tidak jarang jumlah siswa dan guru bisa sampai ratusan di satu sekolah saja.
"Bisa ada petir, terserat air atau ketimpa tembok sekolah seperti kejadian ini," kata dia.
Sekolah, kata Retno, wajib memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana.
Misalnya ketika gempa bumi, anak-anak dievakuasi keluar ruangan.
Kemudian ketika banjir terjadi, sebelum ada pertolongan karena hujan deras masih berlangsung, warga sekolah harus dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi.
"Karena itu, SOP itu wajib dilatih atau dipraktikkan ke warga sekolah agar saat bencana terjadi semua tertib diarahkan ke jalur evakuasi untuk penyelamatan," ujarnya.
Polres Metro Jakarta Selatan Gandeng Puslabfor
Sementara itu dikutip Tribun Jakarta, Polres Metro Jakarta Selatan akan berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) peristiwa tembok roboh di MTSN19 Pondok Labu, Cilandak.
"Iya, dalam olah TKP saat ini identifikasi masih bekerja dan kami akan berkoordinasi dengan Puslabfor," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary di lokasi, Kamis malam.
Namun, Ade belum menjelaskan secara detail waktu pelaksanaan olah TKP.
"Kita bersama-sama semuanya mengamankan TKP, kemudian ada barang-barang sekolah dan aset milik sekolah sama-sama kita amankan bersama. Kami berharap kerjasama dari semua pihak," ujar dia.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim) (Kompas.com/Muhammad Naufal, Ellyvon Pranita)