"Yang kedua atas inisial FAZ, usia 6 tahun. Dia datang dengan keluhan sakit tenggorokan, faringitis. Kemudian untuk pasien yang faringitis itu kunjungannya tanggal 21 September," ucap Ridho.
Sama seperti FA, pihak klinik juga memberikan obat-obatan penurun demam serta pereda sakit tenggorokan kepada FAZ.
Kunjungan FAZ berobat ke Klinik Dompet Dhuafa hanya berlangsung satu kali pada tanggal tersebut.
Pihak klinik sudah tak mengetahui kondisi kesehatan lanjutan FAZ setelah tanggal 21 September.
Adapun baru-baru ini Klinik Dompet Dhuafa juga dikunjungi aparat kepolisian dari Polres Metro Jakarta Utara yang datang bersama perangkat pemerintahan terkait.
Baca juga: Legislator Golkar Dukung Kebijakan Jokowi Gratiskan Biaya Perawatan Pasien Gagal Ginjal
Ridho menjelaskan, kunjungan polisi dan pemerintah untuk mengonfirmasi soal kondisi kesehatan dua anak perempuan yang sempat berobat di Klinik Dompet Dhuafa sebelum belakangan meninggal dunia karena gagal ginjal akut.
"Kunjungan kemarin itu dari Polres Metro Jakarta Utara itu terkait konfirmasi adanya kasus pasien yang mengalami AKI (acute kidney injury) dan meninggal di rumah sakit," katanya.
"Bahwa, kunjungan itu mengonfirmasi apakah pasien itu sempat berobat ke sini, kemudian mengenai gejala yang muncul pada saat kunjungan itu apa aja, dan mendapatkan pengobatan apa saja," ucap Ridho.
Ridho menegaskan, Klinik Dompet Dhuafa Rorotan merupakan fasilitas kesehatan yang tidak memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi pasien gagal ginjal akut.
Proses identifikasi kasus gagal ginjal akut hanya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan setara rumah sakit.
Gagal ginjal akut ini kasus yang sedikit kompleks buat diidentifikasi, ada pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan.
"Seperti pemeriksaan darah, urine, dan semacamnya. Kita tidak bisa melakukan proses tersebut di klinik maupun di Puskesmas," terang dia.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Sempat Minum Obat Sirup, Dua Anak Perempuan di Cilincing Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut,