TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian satu keluarga tewas di dalam rumah di Kalideres diyakini berbeda-beda.
Ada yang meninggal dunia secara natural.
Ada lagi karena desperate death atau kematian yang sengsara.
Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga pasangan suami istri bernama Rudyanto Gunawan/RG (71) dan Renny Margaretha/RM (68) meninggal secara natural.
Kematian natural ini bisa karena sakit atau faktor usia.
Adrianus tidak melihat bahwa penyebab kematian pasangan suami istri tersebut karena pembunuhan atau desakan pihak tertentu untuk bunuh diri.
Baca juga: IPW Bandingkan Kematian Satu Keluarga di Kalideres dengan Kasus Brigadir J
Dua korban lain anak RG dan RM yakni Dian (42) dan adik RG, Budyanto Gunawan (42) meninggal secara sengsara.
Kematian secara sengsara ini lantaran keduanya tidak mampu lagi bertahan hidup karena hanya mengandalkan RG dan RM.
Hal ini dapat terlihat dari korban BG yang menjual barang-barang di rumah untuk menyambung hidup dirinya dan keponakannya.
"Pada dua orang ini saya dapat kesan mereka masih mau bertahan hidup. Mereka yang saya duga melakukan penjualan barang, terutama barang-barang yang bungkusnya masih ditemukan kepolisian dan diletakkan di luar," ujar Adrianus, Rabu (30/11/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.
Tekait dugaan ritual tertentu dengan ditemukannya mantera, buku-buku lintas agama dan kemenyan, Adrianus menilai hal tesebut dilakukan sebagai pengharapan untuk bertahan hidup.
Namun kegitan ritual berserah diri meminta pertolongan tersebut tetap tidak mengubah keadaan. Keduanya perlahan meninggal dengan tidak mendapat asupan nutrisi.
"Kalau di awal tadinya saya percaya ritual yang bersifat mistik itu sebagai teori apokaliptik, mereka melakukan ritual dalam rangka bersiap untuk mati karena mereka yakin akan dapat dunia akhir zaman yang indah itu," ujar Adrianus.
"Tapi kemudian saya membuka kemungkinan bahwa mereka melakukan ritual-ritual itu untuk bertahan hidup. Jadi mirip sama fungsinya dengan kalau orang berdoa. Namun karena hasilnya tetap tidak ada jadinya pasrah, maka perlahan kekurangan asupan makanan, pingsan atau drop dan pada akhirnya meninggal," imbuhnya.
Hasil Penyelidikan Polisi Diumumkan Pekan Depan
Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menargetkan hasil penyelidikan dan penyidikan kasus satu keluarga tewas di Kalideres akan diumumkan pekan depan.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi dalam keterangan tertulis menjelaskan sejauh ini penyidik sudah mengumpulkan sejumlah petunjuk dari pemeriksaan 28 saksi, ahli, hasil autopsi dan forensik terkait penyebab kematian satu keluarga hingga mengering di dalam rumah.
Menurut Hengki dalam kasus penyidik tidak menemukan adanya jejak dari pihak luar di lokasi tempat kejadian perkara.
Dalam olah TKP seluruh akses masuk ke rumah terkunci dari dalam, sehingga sangat kecil kemungkinan ada pihak luar yang masuk dan melakukan tindak pidana.
"Dari pemeriksaan DNA hasil riksa TKP, olah TKP, tidak ditemukan adanya jejak-jejak adanya pihak luar masuk ke dalam TKP. Baik itu dari jejak-jejak pemeriksaan dari labfor, kunci-kunci yang ternyata memang dikunci dari dalam," ujar Hengki dalam keterangan tertulis, Kamis (1/12/2022).
Hengki mengatakan sangat kecil kemungkinan adanya tindak pidana di luar daripada kegiatan yang dilakukan oleh empat orang ini di dalam rumah.
Baca juga: Kronologi Urutan Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Sang Anak Meninggal Paling Akhir
Hengki menambahkan dari proses penyelidikan dan penyidikan, terdapat fakta-fakta yang mengerucut kepada penyebab kematian keempat korban.
Salah satunya kecenderungan terhadap ritual-ritual tertentu.
Menurutnya, dari keterangan saksi salah satu korban diduga memiliki pemahaman soal kegiatan spiritual tertentu.
Di samping itu, penyidik menemukan kemenyan dan tulisan diduga mantra yang mungkin terkait dengan ritual tertentu. Penyidik juga mendapatkan buku berbagai macam agama milik anggota keluarga tersebut.
"Kira-kira apakah perilaku ini yang mengindikasikan mereka sangat tertutup, sangat mencegah hubungan dengan pihak-pihak luar, di luar empat orang ini. Kemudian adanya kecenderungan terhadap ritual-ritual tertentu, apakah ini merupakan suatu motif? Ini yang akan kami dalami lagi," ujar Hengki.
"Kami juga sampai sekarang masih menanti pemeriksaan tim ahli kedokteran forensik gabungan, dari kedokteran forensik Polri maupun dari RSCM UI untuk mencari sebab pasti daripada kematian ini," pungkas Hengki.
Kronologis penemuan mayat
Sebelumnya diberitakan, warga Perumahan Citra digegerkan dengan ditemukannya empat orang anggota keluarga tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11/2022).
Keempat jasad itu yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.
Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.
Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.
Terakhir, yakni ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.
Kematian keempatnya menjadi misterius karena tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam.
Hal lain yang menjadi sorotan adalah tidak ditemukan sari-sari makanan di lambung keempat korban tewas tersebut. Diduga, mereka tidak makan dalam waktu cukup lama sebelum akhirnya tewas.