Pada saat kejadian, Sukartono menduga penyanderaan tersebut lantaran pelaku mengalami stres lantaran ditinggal oleh sang istri.
"Stres ditinggal istrinya kali, iya stres. Ditinggal istrinya dari anaknya kecil 1,5 tahun lah," ujarnya.
Polisi Lakukan Negosiasi Selama 6 Jam, Korban Berhasil Diselamatkan saat Pelaku Lengah
Hengki menjelaskan negosiasi dalam rangka menyelamatkan sang anak sempat berjalan alot.
Bahkan, selama proses negosiasi, sang anak terus ditempeli sangkur di bagian lehernya.
Menurut Hengki, jika ada kesalahan dalam negosiasi maka bisa saja sangkur yang dibawa pelaku bisa melukai leher korban.
"Jadi posisinya menodongkan sangkur ke leher anaknya tapi tidak terluka ya (cuma ditempelkan), maka itu kita hati-hati betul," beber Hengki.
"Apabila pada saat itu kita salah dalam bernegosiasi, mungkin akan berakibat fatal terhadap putrinya. Oleh karena itu kita menunggu selama enam jam negosiasi," timpalnya lagi.
Adapun strategi dari polisi untuk menyelamatkan korban adalah dengan penjagaan di sekitar lokasi.
"Oleh karena itu kita menunggu selama enam jam negosiasi, dan pada saat yang bersangkutan lengah baru kita amankan, kita juga di-back up Brimob Polda Metro Jaya," timpalnya.
Baca juga: Terjerat Utang Puluhan Juta, Ibu Muda di Bogor Pura-pura Menjadi Korban Penculikan
Hengki menuturkan berhasilnya polisi untuk menyelamatkan korban juga disebabkan pelaku lengah ketika masih menodongkan sangkur ke leher sang anak.
Setelah itu, korban pun berhasil direbut dari pelaku.
Namun ketika digendong oleh petugas, sang anak terus menangis dan menjerit.
Petugas pun mencoba untuk menghentikan tangisan sang anak yang trauma atas kejadian yang menimpanya.