News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diduga Aliran Sesat di Tangerang, Para Pengikut Ritual Mengelilingi Kuburan Kosong di Dalam Rumah

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan gambar kegiatan warga diduga aliran sesat dengan memuja kuburan palsu di dalam rumah Abah Aliyudin di Kampung Cibuluh, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah warga di Kampung Cibuluh, Desa Cibugel, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang melakukan ritual aneh yang diduga sebagai bagian dari aliran sesat.

Dari video viral yang beredar, sejumlah orang terlihat melakukan kegiatan ritual memuja kuburan kosong yang dibangun di dalam rumah sang pimpinan, Aliyudin.

Dalam video berdurasi kurang dari 10 detik itu, menunjukkan ada beberapa orang duduk mengelilingi beberapa kuburan kosong yang disusun dari batu.

Mereka juga terdengar melantunkan kata-kata yang diduga sebagai kalimat pemujaan.

Baca juga: Aliran Hakikinya Hakiki di Makassar Diduga Sesat, Begini Tanggapan Wali Kota Danny Pomanto

Camat Cisoka, Encep Sahayati saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Pihaknya sudah membongkar makam palsu dan kosong itu.

"Kami ketahui dari video yang beredar, dimana yang melakukan itu atas nama Abah Ali. Kita langsung lakukan klarifikasi," kata Encep saat dikonfirmasi, Rabu (15/2/2023).

Agar tidak meresahkan warga sekitar, pembongkaran makam palsu itu dilakukan pada Selasa (14/2/2023) kemarin.

Pembongkaran juga melibatkan Abah Ali.

Dari hasil pembongkaran, makam tersebut dipastikan palsu dan kosong.

Hanya susunan batu biasa yang dibuat menyerupai makam.

"Makamnya kosong, dan saat ini yang bersangkutan dalam pengawasan baik Muspika dan MUI," kata Encep.

Baca juga: Aliran Sesat di Gowa, Larang Pengikut Shalat, Pimpinan Yayasan Klaim Kantongi Surat dari Kemenkumham

Pengikut Aliran Sesat Hakikinya Hakiki Bertobat

Sementara itu empat warga Makassar yang diduga pengikut aliran sesat (Hakikinya Hakiki) akhirnya menyatakan bertaubat saat berdiskusi dengan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar.

Diskusi berlangsung di Sekretariat MUI Makassar, Jl Tarakan, Kecamatan Wajo, Makassar, Senin (9/1/2023) sore.

Seperti diungkapkan Yoga, satu dari ke empat pengikut.

Sebelumnya dikatakan bahwa aliran Hakikinya Hakiki mempunyai 13 rukun iman seperti temuan MUI Sulsel diakui Yoga tidak benar adanya.

Juga dengan pengakuan pernah bertemu Allah, ditampik warga Jalan Sunu itu.

"Jadi itu semua itu tidak benar. Jadi kalau dibilang ajaran ini sesat, kami meminta maaf dan bersedia dibina MUI Makassar," ucap Yoga dalam pertemuan itu.

Hal senada diungkapkan Akbar.

Pengakuan pernah bertemu Nabi Muhammad, Allah, Nabi Idris, Sawerigading adalah pengakuan tak berdasar alias omongan ngelantur.

Pengakuan itu, dilontarkan saat melakukan pengobatan.

Baca juga: Dugaan Aliran Sesat di Cianjur: Tak Wajibkan Salat, Rambut Dicat Merah dan Jarang Berpakaian

Pasalnya, saat itu dirinya mengaku mendapat ancaman teror akan dibunuh hingga terpaksa membuat pengakuan tersebut.

"Video yang viral itu, saya mengatakan itu karena saya terdesak karena satu ada yang mau membunuh saya, satu ada yang mau pukuli saya," ucapnya.

Sekretaris MUI Kota Makassar Masykur Yusuf saat ditemui seusai pertemuan.

"Alhamdulillah pertemuan hari ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Makassar, mengundang kelompok yang diberi nama Hakikinya Hakiki itu, itu nama kelompok saja," ujar Masykur Musa.

Setelah berlangsung diskusi dan pencerahan terhadap Yoga dan Akbar serta dua pengikut lainnya, ke empatnya bersedia dibina kembali 'taubat''.

"Alhamdulillah setelah kita melakukan pertemuan, dan hari ini adalah pertemuan kedua sebagai tindak lanjut.

Mereka tadi itu sudah menyampaikan pernyataan bahwa, kalau apa yang saya lakukan ini salah dan dianggap sesat," ujar Masykur.

"Sekalipun dia tidak mengakui itu sebenarnya tidak benar itu yang dituduhkan, tapi prinsipnya mereka itu siap bertaubat dan dibina oleh MUI Kota Makassar," sambungnya.

Guru yang dijadikan panutan ke empat orang itu, bernama Mukhlis yang sudah meninggal dunia.

"Jadi, sebenarnya mereka sadar kalau ada kesalahan yang dilakukan karena intinya mereka itu pengobatan. Tidak ilmunya, gurunya juga sudah meninggal," bebernya Masykur.

Selain aliran yang diyakini dianggap sesat, metode pengobatan Akbar dan Yoga juga dianggap menyimpan.

"Pengobatannya juga masih ada keliru, kalau dianggap pengobatan. Karena ada dalam Islam namanya tafaul, tafaul yang digunakan itu salah karena, ada Kaci. Ada emas yang dilebur, itu juga memang dianggap salah," tuturnya. (Tribun Jakarta, Tribun Timur)
 

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Geger Aliran Sesat di Kabupaten Tangerang: Warga Memuja Kuburan Kosong di Dalam Rumah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini