TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nurbaiti, seorang Guru SDN Rawa Badak Selatan 11, Koja, Jakarta Selatan, tampak kebingungan mencari keberadaan 3 siswa sekolah itu yang masih belum diketahui keberadaannya.
3 siswa itu terdiri dari 2 siswa laki-laki dan satu siswa perempuan yang hilang pasca terjadi kebakaran di Depo Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamina Plumpang pada Jumat malam.
Nurbaiti tampak mencari informasi mengenai keberadaan 3 siswa sekolah tersebut di RSUD Koja, Jakarta Utara.
"Ke sini (RSUD Koja) mau mencari murid saya, sampai saat ini infonya 3 orang yang belum ditemukan, salah satunya murid saya, murid kelas satu," kata Nurbaiti, dalam tayangan Kompas TV, Sabtu (4/3/2023).
Siswanya yang bernama Iqbal berusia 9 tahun, sebelumnya hilang namun telah ditemukan selamat.
Kendati demikian, dirinya masih belum mengetahui di rumah sakit mana siswanya itu dirawat.
Sedangkan Fajri, siswa berusia 11 tahun masih belum ditemukan.
Begitu pula dengan seorang siswa lainnya yang berjenis kelamin perempuan, belum diketahui keberadaannya.
"Dua anak laki-laki usia 9 dan 11 tahun, yang perempuan kelas satu juga, usianya 9 tahun. Iqbal 9 tahun sudah ketemu di rumah sakit tapi tidak tahu dirawat di rumah sakit mana, (siswa lainnya) Fajri 11 tahun kelas 5 (belum diketahui keberadaannya)," jelas Nurbaiti.
Saat peristiwa kebakaran terjadi, ketiganya tengah bermain di luar rumah.
"Mereka sedang bermain, sedang tidak berada di dalam rumah, jadi ada di luar rumah," papar Nurbaiti.
Nurbaiti pun bersyukur salah satu siswanya yakni Iqbal telah ditemukan, meskipun dirinya belum mengetahui rumah sakit apa yang merawat bocah tersebut.
"Tapi alhamdulillah info terkininya, anak yang bernama Iqbal sudah ditemukan, dilarikan ke rumah sakit tapi belum tahu rumah sakit apa," tutur Nurbaiti.
Ia pun mengaku telah mendatangi beberapa rumah sakit yang memang diperuntukkan merawat korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Namun Iqbal tidak dirawat di rumah sakit tersebut.
"Tadi ke Rumah Sakit Mulyasari, ke Rumah Sakit Tugu Koja tidak ada," pungkas Nurbaiti.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di Depo Plumpang merambat ke pemukiman warga pada Jumat malam.
Kebakaran diduga dipicu sambaran petir karena jelang terjadinya peristiwa, hujan pun turun disertai petir.
Kemudian tidak lama, ada warga yang mencium bau gas maupun minyak yang sangat menyengat.
Lalu sesaat kemudian terdebgar ledakan dan muncul kobaran api yang memicu terjadinya kebakaran yang turut melanda rumah warga.
Hingga saat ini korban tewas dalam peristiwa itu mencapai 17 orang, sedangkan puluhan korban mengalami luka- luka.
Terkait para korban luka dalam peristiwa, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan bahwa pihak medis telah terlebih dahulu melakukan triase atau identifikasi pada para korban yang mengalami luka-luka dan telah dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Bayi Perempuan Dilarikan ke RS Tugu Koja Akibat Sesak Nafas Dari Bensin saat Kebakaran Plumpang
Yang memiliki luka ringan, kata dia, dapat menjalani perawatan di rumah.
Sedangkan mereka yang mengalami luka para dengan cakupan di atas 80 persen, maka harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Tentu kami melakukan triase sesuai prinsip kegawatdaruratan, ada yang memang sudah bisa pulang karena (luka) ringan, tapi juga ada yang (luka parah) di atas 80 persen," kata Widyastuti, di RSUD Koja yang dikutip dari tayangan Kompas TV, Jumat (3/3/2023) malam.