TRIBUNNEWS.COM - Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta karena polusi menjadi permasalahan serius bagi Pempov DKI.
Pada Senin (14/8/2023) siang, data IQAir menunjukkan Jakarta menempati posisi kedua kota paling berpolusi di dunia.
Dikutip dari TribunJakarta.com, kualitas udara di Jakarta berada di angka 159 AQI US.
Artinya, udara di Jakarta tidak sehat untuk pernapasan dan disarankan menggunakan masker saat bepergian.
Beberapa waktu lalu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan polusi udara disebabkan karena banyaknya kendaraan dari berbagai daerah yang lalu lalang di ibu kota.
Baca juga: Kualitas Udara di Jabodetabek Buruk, Jokowi Dorong Rekayasa Cuaca hingga Kantor Terapkan WFO-WFH
Ia mengatakan hal itu menjadi beban berat bagi Jakarta hingga berbuntut kualitas udara yang memburuk.
“Jadi memang ini beban Jakarta berat,” ucap eks Wali Kota Jakarta Utara ini, Rabu (9/8/2023).
"Data yang saya terima, 1,5 tahun terakhir kendaraan roda empat itu dari 4 juta jadi 6 juta loh sekarang."
“Begitu juga kendaraan roda dua naik dari 14 juta jadi 16 juta,” jelas dia.
Untuk menangani permasalahan polusi udara di ibu kota, Heru Budi mengatakan pihak Pemprov DKI berusaha meningkatkan kenyamanan dan keamanan mode angkutan umum supaya masyarakat mau berpindah ke transportasi massal.
Pemprov DKI disebut Heru juga terus menggalakkan penggunaan kendaraan ramah lingkungan operasional.
“Contoh DKI menambah kendaraan bus dengan listrik. Dua tahun ke depan kami tambah 100 bus."
"Begitu juga kendaraan dinas secara bertahap (diganti dengan kendaraan listrik) walau anggaran terbatas,” ucap Heru.
Tak hanya dengan itu, Pemprov DKI disebut Heru juga terus menggencarkan program penghijauan di sudut-sudur kota lewat program 'Jumat Menanam'.