TRIBUNNEWS.COM -- Siti Mauliah telah berhasil mendapatkan anak kandungnya setelah berjuang lebih dari satu tahun.
Ia bisa dibilang memenangkan pertarungan kasus bayi tertukar di Rumah Sakit Sentosa Bogor.
Namun apa hendak dikata, bayi yang ia rawat selama setahun lebih itu membuat dirinya kangen berat.
Baca juga: Kasus Bayi Tertukar di Bogor, Dian Akan Ganti Nama Anak Kandungnya
Kini Siti Mauliah sudah bisa bersama dengan anak kandungnya.
Diketahui bayi Siti Mauliah tertukar dengan anak Dian Prihatini dan Hartono, pada Juli 2022 silam.
Selama 13 bulan, Siti Mauliah mengurus anak Dian Prihati dan Hartono, yang diberi nama Muhamad Rangkuti Galuh.
Lalu anak Siti Mauliah dan Muhammad Tabrani, dirawat Dian dan Suami, diberi nama El Rumi.
Saat ini, Dian Prihatini dan Siti Mauliah sedang menjalani proses transisi atau adaptasi lingkungan hingga tanggal 29 September 2023 mendatang.
Selama masa transisi mini Siti Mauliah dan Dian Prihatini telah sepakat untuk tak bertemu dulu agar kedua bayi tertukar ini bisa lebih terbiasa dengan ibu dan ayah kandung masing-masing.
Akan tetapi baru beberapa hari berpisah dengan Galuh, Siti Mauliah sudah menangis seharian karena tak kuat menahan rindu.
"Tetap hati mah berat sama Galuh yah, walaupun kita udah ada anak biologis, kita tetep gak keobatin, dari kemarin sampai tadi nangis terus, sampai bapaknya 'udah mah yang ada aja kita urusin sekarang'," kata Siti Mauliah.
Baca juga: Tawaran Ganti Rugi RS Sentosa Bogor Terkait Bayi Tertukar Ditolak, Dian: Sedih Saya Dengarnya
"Saya sih menantikan secepatnya banget karena ingin cepat selesai masalah ini jadi kita leluasa untuk kunjungan, fokus merawat bayi biologis saya, saya juga bisa kunjungan memantau Galuh lagi," kata Siti.
Siti Mauliah mengaku rasanya sangat berat jauh dari Galuh.
Sambil menggendong anak kandungnya, Siti Mauliah terpergok kerap menangisi anak kandung Dian Prihatini yang ia rawat selama setahun lebih.
"Saya tetep gak akan bisa lepas dari Galuh (anak Dian), walau udah dicoba juga sampai sekarang tetap gak bisa," katanya.
Saking tak kuat menahan rindu pada bayi tertukar, Siti Mauliah sampai berkonsultasi pada petugas Dinas Sosial Kabupaten Bogor.
Ia mengadu tak kuat menahan kangen pada Galuh.
"Saya telepon Dinsos minta konsultasi karena saya saking gak kuatnya pengen bener-bener ketemu Galuh, kangen banget, gimana ini memecahkan saking kangennya sama Galuh. Dinsos datang nanti kami sampaikan keinginan ibu," katanya.
"Rasa kangennya gak terobati," tambah Siti Mauliah.
Siti Mauliah bahkan mengatakan ia lebih baik mati daripada harus berpisah dengan Galuh.
"Walau ini anak darah daging kita, tapi tetap beda. Rasa kangen kita tuh sama anak sendiri sama Galuh tuh kangennya sama, tapi bener-bener setelah dia (Galuh) pergi dari saya bener-bener kayanya lebih baik kehilangan nyawa daripada kehilangan Galuh," kata Siti Mauliah.
Siti merasa bahwa anak kandung Dian sudah seperti darah dagingnya sendiri.
Hal ini jauh berbanding terbalik dengan usaha keras Siti saat mencari-cari Gibran atau baby El.
"Saya udah ngerasa kaya anak saya sendiri, gak ada perasaan dia anak orang, udah saya anggap darah daging saya sendiri. Gak pernah lepas dari saya, walau saya lagi repot tetap saya bawa," kata Siti Mauliah.
Ibu beranak empat tersebut kemudian mengukapkan perbedaan Galuh dan El.
"Biasa bangun ganti popok bikin susu. ini gak. Kalau El cuma dua kali bilang 'mah', bobo sampai pagi," kata Siti Mauliah.
Keponakan Siti, Ria pun mengungkap perubahan drastis sejak ibu kandung menemukan bayi tertukar di Bogor.
"iya bener, aku juga merasakan banget (sedih), biasanya selalu ada Galuh/Danis di rumh jadi sekarang berasa sepi. Tapi sekarang udah ada baby el, tpi kita bakalan selalu kangen danis," tulis Ria di akun TikTok-nya.