Tak hanya itu, Reza turut menyoroti sedikitnya personel polisi yang menurutnya turut memengaruhi kecepatan dalam merespons laporan KDRT.
"Petugas Bhabinkamtibmas juga, berdasarkan pengamatan di lingkungan Bogor Barat, kurang gesit dan rendah responsivitasnya.
Di sisi lain, Reza turut menyoroti keselamatan jiwa dari personel polisi ketika merespons laporan KDRT.
"Padahal, saya bertanya-tanya, seberapa jauh polisi kita sudah terlatih agar bisa menangani insiden KDRT secara aman," katanya.
Lebih lanjut, Reza menilai berkaca dari kasus ini, maka perlunya program berskala luas untuk mengatasi kasus KDRT di Indonesia.
Hal tersebut lantaran menurutnya kasus ini menjadi tanda bahwa bunuh diri yang bertalian dengan KDRT sudah menjadi epidemi.
"Dengan asumsi ini merupakan satu kasus yang menandai suicide epidemic, dan bertalian dengan KDRT, maka tidak cukup lagi penyikapan kasus per kasus."
"Butuh program berskala luas untuk mengatasi KDRT dan bunuh diri," tuturnya.
Berkaca dari argumen Reza ini, memang pada saat polisi melakukan olah TKP, terduga pelaku disebut mencoba bunuh diri usai membunuh keempat anaknya tetapi gagal.
Baca juga: Ayah Empat Bocah Tewas di Jagakarsa Belum Bayar Sewa Kontrakan Selama Tujuh Bulan
Kini, terduga pelaku pun sudah dirawat di rumah sakit.
Reza pun menilai ketika memang P terbukti menjadi tersangka maka upaya pemenjaraan terhadapnya tidak serta-merta dapat membuatnya jera.
"Perlakuan punitive berupa pemenjaraan, misalnya, tidak serta-merta mujarab. Dalam kasus KDRT dua seleb belum lama ini, yang berujung penjara bagi suami, saya mengusulkan ada perlakuan selektif berupa waji rehabilitasi bagi pelaku, antara lain anger management dan drug intoxification," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandha Sakti)
Artikel lain terkait 4 Anak Tewas di Jakarta Selatan