News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa SMA di Serpong Korban Bullying

Kronologi Kasus Bullying di Binus School Serpong, Pihak Sekolah Segera Panggil Vincent Rompies

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bullyiing

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi sekelompok remaja yang terlibat kasus perundungan atau bullying terjadi di Binus School Serpong, Tangerang.

Adapun cuitan tersebut ditulis oleh akun X, @BosPurwa pada Senin (19/2/2024).

Akun tersebut mengunggah beberapa foto serta menuliskan terkait dugaan kronologi kejadian.

Bahkan, akun itu turut mengunggah foto terduga korban yang tengah dirawat di rumah sakit.

Dalam narasinya, para terduga pelaku merupakan murid senior dan memiliki geng.

Diceritakan bahwa para murid senior itu diduga kerap melakukan aksi bullying hingga menjurus penganiayaan terhadap juniornya.

Akun tersebut menceritakan terakhir kali aksi tersebut terjadi pada Februari 2024 di mana disebut ada lebih dari 40 murid yang terlibat.

Diduga para anggota geng ini mencekik hingga memukul korban, bahkan orang yang hadir tertawa sambil merekam video bullying tersebut.

Kini, terduga pelaku itu disebut telah di-drop out atau DO dari sekolah tersebut.

Tak sampai di situ, nama host kondang, Vincent Rompies pun turut terseret lantaran anaknya diduga menjadi pelaku bullying.

Kronologi

Akun X @BosPurwa pada Minggu (18/2/2024) amembagikan tangkapan layar dari pengunggah cerita pertama kasus ini.

Selain itu, pengunggah juga membagikan foto korban yang terbaring di rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Korban mengalami kekerasan pada 2 Februari 2024 dengan cara dipiting, dicekik, diikat di tiang, ditendang hingga diludahi.

Bahkan korban juga disundut rokok.

Kemudian pada tanggal 13 Februari 2024, korban mengalami kekerasan kembali karena ketahuan bercerita kepada keluarganya.

Selain itu, korban juga diancam akan dibunuh bahkan adik korban yang masih kelas 6 SD juga diacam akan dibunuh juga.

Selanjutnyapada unggahan itu, pengunggah membagikan tangkapan layar cerita dari ibu korban.

Korban yang merupakan adik kelas dianiaya oleh kakak kelas yang tergabung dalam GENG TAI (GT).

"Di Sekolah Binus Serpong terdapat subkultur/ geng remaja yang dikenal dengan nama GENG TAI (GT). Subkultur ini bergaul di sebuah toko kecil di belakang sekolah bernama WARUNG IBU GAUL (WIG), dimana mereka berkumpul di toko tersebut setiap hari sepulang sekolah untuk melakukan kegiatan menyimpang yang mungkin mengandung unsur kriminal, seperti kekerasan, merokok di bawah umur, dan vaping. Dalam subkultur ini, senior/kelas 12 disebut agit, mereka mengendalikan semua yang ada di geng," tulis keterangan dalam unggahan.

Geng ini memang sudah ada sejak lama dan setiap ada anggota baru maka akan melakukan kegiatan berbau kekerasan.

Namun sejumlah siswa nekat bergabung karena akan mendapat beberapa akses menarik.

"Kelompok ini telah berlangsung selama 9 generasi dan dimulai pada masa sekolah menengah atas. Agit tersebut akan merekrut anggota untuk bergabung dengan geng-geng ini, dan imbalan untuk bergabung dengan geng-geng ini bervariasi, seperti ditawari uang untuk bergabung, memiliki akses ke tempat parkir dekat binus,"

Namun ternyata, untuk bisa bergabung dalam geng ini tak mudah begitu saja.

Ada beberapa hal yang harus diterima calon anggota baru.

"Namun imbalan utama yang membujuk orang untuk bergabung adalah STATUS di sekolah. Di binus, anak laki-laki diketahui memiliki status hierarki yang lebih tinggi ketika mereka bergabung dengan geng, dan mereka juga mengalami tekanan teman sebaya dari para penghasut, yang seringkali berujung pada pemukulan jika mereka tidak mengikuti perintah yang diberikan oleh penghasut.

NAMUN, ada aturan yang harus dipatuhi untuk menjadi anggota resmi GT. Pertama, calon anggota baru akan dikumpulkan di warung-warung, di mana para orang tsb akan mengambil kendali dan meminta mereka untuk melakukan perilaku menyimpang. BEBERAPA CONTOH antara lain meneriakkan nama, membelikan makanan untuk para penghasut dan mengikuti perintah yang mereka minta, namun yang terpenting bagi mereka, MEREKA HARUS DIHUKUM SECARA FISIK. Mereka juga melecehkan calon anggota baru, untuk menunjukkan apakah mereka layak menyandang gelar anggota geng."

Kini para pelaku pun sudah dilarang sekolah sejak tanggal 15 Februari 2024.

Komentar pihak sekolah

Haris Suhendra selaku Corporate PR Binus University buka suara terkait dugaan keterlibatan anak Vincent Rompies.

Ia membenarkan jika satu dari pelajar yang melakukan perundungan adalah anak artis.

"Iya (salah satu pelaku anak dari artis Vincent Rompies)," ucap Haris saat dikonfirmasi wartawan, Senin (19/2/2024).

Haris menegaskan jika pihaknya akan memanggil Vincent Rompies selaku orang tua.

"Proses pemanggilan," pungkasnya.

Polisi buka suara

Sementara itu, pihak kepolisian nyatanya telah mengusut kasus dugaan perundungan di SMA Binus tersebut.

Polres Tangerang Selatan membenarkan terjadinya dugaan perundungan oleh siswa Binus School Serpong.

Namun hingga kini polisi belum menjelaskan lebih lanjut perihal perundungan yang terjadi hingga menyeret nama anak Vincent Rompies tersebut.

Kendati demikian, Kasi Humas Polres Tangerang Selatan AKP Wendi Afrianto memastikan sudah ada laporan polisi terkait kasus tersebut.

Unit Pelayanan Perempuan dan Anak pun telah memeriksa lokasi dan kini dalam proses penyelidikan.

Baca juga: Ini Tampang Farrel Legolas Rompies Pelaku Bullying, Punya Hobi dan Wajah Mirip Sang Ayah

"Masih dilakukan pemeriksaan," ujar AKP Wendi Afrianto di Tangerang Selatan, Senin (19/2/2024).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini