News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

7 Mayat Mengapung di Bekasi

Penemuan 7 Mayat di Kali Bekasi, Keluarga Menangis Saat Kenali Jasad Korban Dari Pakaian

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dwi Septiani Wulandari keluarga 7 remaja yang tewas di Bekasi (kiri) dan 7 mayat yang ditemukan di Kali Bekasi (kanan).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tangis keluarga tidak terbendung saat mengetahui saudaranya masuk dalam daftar tujuh remaja yang ditemukan tewas di Kali Bekasi, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2024).

Keluarga para korban diketahui mendatangi RS Polri Kramat Jati, Minggu sore untuk mengecek keberadaan korban.

Satu di antaranya keluarga Muhammad Rizky (19).

Muhammad Rizky terindentifikasi menjadi satu korban dari tujuh mayat yang ditemukan di Kali Bekasi.

Keluarga meyakini satu di antara tujuh mayat tersebut saudaranya setelah melihat foto dan mengenali pakaian terakhir yang dikenakan korban.

Dwi Septiani Wulandari, sepupu korban Muhammad Rizky tak bisa membendung air matanya setelah mengenali jasad keluarganya.

Baca juga: Tewasnya 7 Remaja di Kali Bekasi, Kapolda Metro: Patroli Tidak Salah

Korban Muhammad Rizky menurut Dwi, terakhir mengenakan pakaian Crewneck hitam, persis seperti yang melekat di tubuh korban saat ditunjukkan pihak rumah sakit.

"Ini pak, ini pak)," kata  Dwi sambil menangis dan menunjuk foto jenazah korban di RS Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu sore.

Reza Kurniawan, kakak kandung korban pun membenarkan bila jenazah tersebut adiknya yang bernama Muhammad Rizky.

"Iya ini adik saya, ucapnya.

Dwi Septiani Wulandari mengatakan sebelum ditemukan tewas, Rizky awalnya berkumpul bersama teman-temannya untuk merayakan ulang tahu, Sabtu (21/9/2024) sore.

Baca juga: Awalnya Pamit Rayakan Ulang Tahun, 7 Remaja Ditemukan Tewas Terapung di Kali Bekasi

Dari situ sepupunya tersebut sempat beberapa kali pindah lokasi sebelum akhirnya berkumpul di depan sebuah pabrik semen dekat Kali Bekasi.

"Ada temannya ulang tahun dan ngumpul di Cikunir, nah dari sana pindah ke depan rumah, nah pindah lagi ke depan pabrik semen dekat Kali," ucap Dwi.

Berdasarkan informasi dari teman Rizky, Dwi menceritakan, sepupunya tersebut bersama teman-temannya sempat dikejar  petugas kepolisian saat berada di dekat pabrik semen.

Setelah itu Rizky dan teman-temannya dikabarkan jatuh ke Kali Bekasi.

Hanya saja Dwi tidak mengetahui pasti kenapa Rizky bisa sampai dikejar pihak kepolisian.

Ia hanya menyebut informasi itu ia dapat dari teman Rizky yang berhasil kabur dari kejaran petugas.

Dwi juga menuturkan kejadian tersebut terjadi pada  Minggu sekitar pukul 04.00 WIB dini hari.

"Tiba-tiba dikejar polisi. Abis itu tiba-tiba katanya dipress polisi. (Tau Rizky dikejar polisi) tau dari temannya yang berhasil lolos. Dia bilang pada jatoh ke Kali, abis itu sudah tidak tahu lagi," ucapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran (Kabid Yandokpol) Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Kombes Herry Wijatmoko menduga bahwa 7 jenazah yang ditemukan mengapung di Kali Bekasi telah terendam air selama 24 jam.

Herry menjelaskan hal itu diketahui berdasarkan pemeriksaan awal terhadap tujuh jenazah pada saat dilakukan proses identifikasi di Instalasi Kedokteran Forensik.

"Dari pemeriksaan awal, ke 7 jenazah tersebut memiliki ciri yang hampir sama, satu terendam air," kata Hery kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/9/2024).

Selain itu, Herry juga menuturkan telah terdapat adanya tanda-tanda proses pembusukan pada tubuh ketujuh jenazah tersebut.

Kata Herry adanya proses pembusukan itu terjadi setelah ketujuh jenazah diangkat dari dalam air yang sebelumnya bersuhu rendah.

"Jadi air itu suhunya rendah jadi sehingga kehisap tapi begitu sudah diambil dia akan proses pembusukan berjalan. Jadi setidaknya 24 jam (jenazah terendam air)," ujar Herry.

Herry pun menyebut saat ini pihaknya masih melakukan proses pemeriksaan lebih lanjut terhadap tujuh jenazah tersebut.

Salah satunya mencocokkan baik data post mortem maupun antemortem yang diberikan keluarga para jenazah.

Sehingga hingga kini pihaknya belum bisa menyimpulkan lebih jauh mengenai penyebab kematian daripada korban.

"Kan nanti akan kita cocokkan data antemortem meliputi medis, gigi, sidik jari, DNA kemudian properti," pungkasnya.

 

(Tribunnews.com/ Fahmi/ kompas.tv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini