TRIBUNNEWSW.COM - Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, Senin ( 7/3 ), di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR RI menerima kunjungan pengusaha terkenal Peter F Gontha dan rombongan. Perbincangan menarik muncul dalam pertemuan tersebut.
Perbincangan awal Peter F Gontha mengeluarkan isi hatinya atau unek-uneknya soal dunia pariwisata Indonesia yang menurutnya masih tereksan jalan di tempat. Menurut analisa Peter, semua ini dikarenakan Indonesia salah konsep dalam mempromosikan atau ‘menjual’ Indonesia.
“Selama ini kita salah dalam menjual Indonesia. Kita kebanyakan menjual kultur yang sebenaranya tidak laku di dunia luar. Presentasi kenaikan wisatawan luar negeri karena kultur Indonesia sangat sedikit. Kita mestinya harus merubah konsep promosi tersebut, itu harus dilakukan,” ujarnya.
Perubahan konsep promosi wisata di Indonesia menurut Peter adalah dengan menarik wisatawan dengan konsep modernitas. Peter memberi contoh, negara Amerika Serikat tidak menjual kulturnya. Tapi, yang mereka jual adalah modernitas seperti gemerlap Las Vegas dengan perjudiannya, gemerlap Holywood.
Lalu negara Singapura, yang mereka jual bukan kultur tetapi pusat belanja, merek-merek produk terkenal, semua tentang modernitas.
Sedangkan Indonesia masih menjual kultur. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk promosi pulau Komodo dan binatang Komodonya, tapi wisatawan yang datang sangat seidkit tidai sesuai harapan. Begitu pula dengan batik. Batik, menurut Peter, tidak laku di negara-negara luar.
“Mungkin pendapat saya ini membuat banyak pihak bingung. Tapi begini, jika para wisatawan sduah ribuan dan sesuai target kita dan bisa mengalahkan jumlah wisatawan negara-negara lain, baru kita mengenalkan kultur kita kepada mereka. Kita bawa mereka ke Bandung, Jogja, melihat candi, laut, batik dan sebagainya,” katanya.
Di kesempatan yang sama, Peter F. Gontha mempernalkan dua orang muda asal Ukraina, salah satunya bernama Jack Mashtakov. Mereka diperkenalkan Peter kepada Oesman Sapta sebagai founder dan CEO ‘Finspi’. Finspi adalah media sosial seperti Facebook dengan konsep baru.
Bahkan penemunya berani mengatakan bahwa teknologi Fisnpi lebih hebat dari Facebook dan sangat aman sebab akan memprotek data-data pengguna secara aman. Pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Finspi, Jack Mashtakov, mengatakan, media sosial baru ini dibuat murni sebagai hiburan bagi para penggunanya.
Jack mengatakan, Finspi memiliki keunggulan untuk menghubungkan pengguna dari berbagai belahan dunia berdasarkan kesamaan minat.
“Saya sangat mengangumi karya mereka dan mereka bisa mengalahkan dominasi facebook. Hal ini sangat berpotensi dan menguntungkan Indonesia jika mereka mau mengembangkan teknologi mereka di Indonesia dan saya berhasil menegosiasikan dan membujuk mereka untuk mengembangkannya di Indonesia,” ujar Peter.
Namun, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta sempat mempertanyakan keamanan data-data pribadi para pengguna di Indonesia.
“Saya tidak yakin data-data pengguna tidak mereka ketahui. Pasti ada yang mereka ketahui. Mereka harus terbuka jika ingin mengembangkan karya mereka di Indonesia,” katanya.
Merespon hal tersebut Jack Mashtakov menjamin bahwa data-data pribadi seperti pekerjaan, data-data keluarga, tempat tinggal dan data pribadi lainnya tidak akan dibuka dan diketahui mereka.
“Kami hanya mengetahui alamat emailnya saja lain tidak,” jelasnya.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta berharap, semua karya apapun itu dan darimana asalnya harus karya yang baik dan bermanfaat untuk negara dan rakyat Indonesia “Saya hanya agar rakyat Indonesia mendapatkan manfaat dari semua yang berkembang di Indonesia termasuk teknologi,” tandasnya (Advertorial)