TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR Zulkifli Hasan menyampaikan Orasi Kebangsaan bersama ratusan anggota dan pengurus PP Gerakan Pemuda Al Wasliyah, di aula Gedung Museum Joang Menteng, Jakarta, Sabtu (30/9).
Pada kesempatan itu Zulkifli mengungkapkan bahwa yang seharusnya diperhatikan dan diperbincangkan bangsa saat ini, adalah kepedulian anak muda melawan praktik praktik Politik uang yang merusak demokrasi.
“Ada banyak hal yang harus diperbaiki dalam demokrasi kita. Saya mengajak anak anak muda termasuk Pemuda Al Wasliyah peduli lawan korupsi,”
"Ingat ini dalam dua minggu, empat walikota dan dua Bupati kena tangkap KPK. Sebelumnya Gubernur kena OTT KPK, lebih banyak lagi jika dirunut ke belakang sudah sangat banyak, ini apa yang sebenarnya terjadi," ujar Zulkifli.
Zulkifli menyimpulkan bahwa pelaku korupsi di Indonesia karena tidak menerapkan nilai-nilai demokrasi Pancasila dimana kedaulatan tertinggi di tangan rakyat. “Jika semuanya bertujuan kepada kepentingan rakyat, maka tidak akan ada yang namanya pejabat kena OTT KPK,” tegasnya.
Menurut Zulkifli, permasalahan korupsi berawal karena uang menjadi landasan utama untuk memperoleh kekuasaan dan jabatan.
“Jika kekuatan uang yang menjadi faktor utama yang menentukan seseorang untuk memegang kekuasaan atau jabatan, maka kedaulatan rakyat akan dinafikkan berganti dengan kepentingan pribadi atau golongan,"
Mengenai silang sengketa yang terjadi beberapa waktu ini, Zulkifli menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang sudah sangat khatam akan demokrasi dan toleransi.
Menurutnya, umat Islam di Indonesia seperti NU, Muhammadiyah, atau lainnya telah menjalankan kehidupan beragama sekaligus menerapkan nilai-nilai demokrasi.
Namun Zulkifli meyadari bahwa dalam fenomena riilnya di Tanah Air masih ada sebagian kecil masyarakat yang menerapkan fanatisme berlebih dan keras.
Bang Zul, sapaan akrab Zulkifli Hasan, percaya bahwa kondisi ini juga terjadi di dunia lain baik di Amerika maupun Eropa. Menurutnya kondisi ini berlaku di semua golongan bukan hanya agama tertentu.
“Ini yang harus diluruskan. Kesalahpahaman tersebut harus betul-betul diluruskan," tutupnya