Gemulai tujuh penari Rempak Rebana turut mewarnai Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
Mereka bergerak dinamis, maju, mundur, ke kanan dan ke kiri, berputar seraya memukul rebana yang ada di tangan. Rempak Rebana merupakan seni tari masyarakat Melayu, yang masih lestari hingga saat ini.
Selain Rempak Rebana, Gelar Seni pertunjukan Empat Pilar MPR RI dengan tema "Indonesia Aku Cinta Kau" itu, juga menampilkan tari Hanjuang, yaitu tari tradisional masyarakat Dayak. Juga tari tiga etnis, musik jalanan, puisi, musik instrumental sape, dan tari Tionghoa.
Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI itu diselenggarakan di teater terbuka, Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (29/11/2017).
Ikut hadir pada acara tersebut, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, Anggota Fraksi PPP MPR Irgan Chairul Mahfiz, Anggota Fraksi Partai Gerindra MPR Khaterine Angela Oendoen, Wakil Sesjen MPR Selfi Zaini, dan Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah, serta tokoh adat, budayawan dan ratusan warga masyarakat.
Saat membuka acara tersebut, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta berpesan, agar hasil seni budaya yang ada di Pontianak dan Kalimantan Barat pada umumnya harus dijaga dan dilestarikan. Karena itu Oesman Sapta menyambut baik acara tersebut, dengan harapan masyarakat makin mengenal dan dekat dengan seni budaya warisan nenek moyang.
"Kalau kita tak kenal mana mungkin kita sayang. Karena itu acara ini sangat baik, agar masyarakat makin mengenal dan mencintai hasil seni budaya nenek moyangnya sendiri", kata Oso menambahkan.
Saat ini, bangsa Indonesia menanti lahirnya pahlawan di era globalisasi. Tetapi pahlawan yang ditunggu adalah pahlawan pembangunan, pahlawan kesejahteraan, dan pahlawan persatuan.
"Jangan minder karena merasa berasal dari suku kecil, atau sombong karena sukunya besar. Di Indonesia semua sama, karena kita sama-sama memegang Pancasila. Mari kita kawal Pancasila, jangan coba-coba mengganti pancasila dengan dasar dan ideologi apapun", kata Oso lagi.