TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rangkaian kegiatan Silaturahmi Kebangsaan Pimpinan MPR kepada para Pimpinan Parpol, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lainnya, dalam rangka serap aspirasi terus digencarkan dengan membahas segala hal tentang kebangsaan terutama seputar amandemen UUD 1945.
Kali ini, Pimpinan MPR Hidayat Nur Wahid dan Arsul Sani mewakili Pimpinan MPR lainnya, menyambangi Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi), di Gedung UGM Samator, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono dan sekitar 20 orang jajaran pimpinan serta anggota.
Baca: Bamsoet: Kemampuan Lulusan Vokasi Harus Sesuai Kebutuhan Lapangan Kerja
Dalam pertemuan tersebut, HNW mengungkapkan bahwa MPR mengajak berdiksusi serta meminta masukan kepada Permabudhi tentang hal yang sangat penting tersebut.
“Seperti diketahui, MPR periode sekarang menerima rekomendasi tentang amandemen UUD 1945 dari MPR periode lalu yang mesti kami tindak lanjuti. Diskusi dan serap aspirasi kepada masyarakat Indonesia dari berbagai elemen termasuk Permabudhi, tentang masalah tersebut, menurut kami Pimpinan MPR, sangat penting dilakukan,” katanya, usai pertemuan.
Serap aspirasi rakyat dalam membahas agenda-agenda penting bangs
Baca: Ketua MPR Sebut PAN Setuju Dilakukan Amandemen Terbatas UUD 1945
a, ditegaskan HNW, memang mesti ada. Sebab, MPR adalah rumah kebangsaan. MPR adalah rumahnya seluruh rakyat Indonesia.
“Kami MPR membuka pintu selebar-lebarnya untuk rakyat. Bahkan, untuk memaksimalkan sinergi antara MPR dan rakyat, kami tidak sekedar menunggu bola, tapi kami aktif menjemput bola dengan langsung mendatangi elemen-elemen masyarakat,” tambahnya.
Sebelumnya, untuk membahas soal amandemen UUD, para Pimpinan MPR memang aktif mengunjungi tokoh bangsa, pimpinan parpol dan elemen masyarakat lainnya seperti mengunjungi Megawati Soekarnoputri, Pimpinan DPP PAN, Pimpinan DPP Nasdem, dan para Pimpinan Redaksi media massa nasional. Hasilnya, MPR menerima berbagai masukan yang sangat berharga serta berkualitas dari para tokoh tersebut.
Respon Permabudhi sendiri dalam menyikapi seputar amandemen UUD, dikatakan HNW, Permabudhi secara tegas menyampaikan bahwa amandemen UUD adalah agenda penting bangsa.
Baca: Ketua MPR Sebut PAN Setuju Dilakukan Amandemen Terbatas UUD 1945
Untuk itu, Permabudhi akan melihat ini secara serius dan akan melakukan pembicaraan internal secara mendalam, lalu hasilnya akan disampaikan kepada MPR dalam pertemuan selanjutnya.
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Ketua Umum Permabudhi Arief Harsono.
Baca: Ma’ruf Cahyono: Bakohumas Bersinergi Sosialisasikan Empat Pilar MPR ke Seluruh Masyarakat
“Kami betul-betul akan membuat agenda pembahasan soal amandemen menjadi bahan diskusi yang penting dengan pemikiran-pemikiran yang sangat mendalam,” tegasnya.
Arief mewakili Permabudhi dan umat Budha Indonesia, dalam kesempatan itu juga menyampaikan apresiasinya kepada Pimpinan MPR, yang sudi menyambangi elemen bangsa seperti Permabudhi untuk urun rembug memberi kesempatan berperan dan memberi warna dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. (*)