TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengharapkan warganet (netizen dan blogger) menyebarkan nilai-nilai Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di dunia maya.
"Saya meminta teman-teman warganet menjadi mitra MPR dalam menjabarkan Empat Pilar MPR. Menebar berita-berita positif terkait MPR, soal ketatanegaraan dan pentingnya soal Pancasila," katanya dalam Ngobrol Bareng MPR dengan Warganet (Netizen/Blogger) di Jakarta, Rabu malam (27/11/2019). Jazilul Fawaid didampingi Staf Khusus Pimpinan MPR Muhammad Rizal dan Kepala Biro Humas Siti Fauziah. Ngobrol Bareng Warganet ini diikuti sebanyak 131 peserta dari kalangan netizen, blogger, dan alumni Lomba Cerdas Cermat Empat Pilar.
Baca: Hidayat Nur Wahid: Natsir Mengembalikan NKRI, Sesuai Cita-Cita UUD 1945
Menurut Jazilul, Ngobrol Bareng dengan warganet ini agar kalangan milenial mengerti, menghayati, dan mengamalkan Empat Pilar MPR.
"Untuk menumbuhkan rasa memiliki pada pilar-pilar kebangsaan sekaligus mempertahankan dan mengeksplore nilai-nilai positif atau budaya yang ada. Bukan malah menjadi konsumen dari ideologi, budaya, aliran atau pikiran dari luar. Kita memiliki ideologi yang orisinil yakni Pancasila," paparnya.
Dengan Ngobrol Bareng Netizen, lanjut Jazilul, MPR ingin menjaring aktivis di dunia maya. "MPR perlu menggaet lebih luas anak-anak muda. Artinya menyebarkan Empat Pilar melalui media massa. Kita perlu Anak muda yang memahami Empat pilar," ujar politisi PKB itu.
Jazilul Fawaid mengaku surprise berada di tengah-tengah para warganet terutama netizen dari kalangan milenial. "Saya merasa surprise karena Pimpinan MPR bisa mengajak warganet menyampaikan pesan positif di dunia maya. Saya merasa surprise karena negara ini harus diisi oleh anak-anak muda, pintar-pintar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Jazilul menyampaikan pimpinan MPR saat ini berjumlah 10 orang. Semua kekuatan politik terwakili menjadi Pimpinan MPR. Dulu MPR sebagai lembaga tertinggi negara sekarang hanya sebagai lembaga negara. Saat ini kedudukan MPR sejajar dengan DPR, DPD, Mahkamah Agung, sama dengan presiden.
"Meski demikian, MPR tetap memiliki kewenangan tertinggi yaitu menetapkan dan mengubah UUD. MPR sudah melaksanakan amandemen atau perubahan UUD dalam empat tahap tahun 1999 - 2002," jelasnya.
Jazilul menambahkan pada saat ini MPR menerima rekomendasi dari MPR periode 2014 - 2019, yaitu mengamandemen UUD terkait dengan pokok-pokok haluan negara. "Negara membutuhkan haluan negara agar perencanaan pembangunan bisa dilakukan secara terintegrasi baik di pusat sampai daerah," ujarnya.
Sementara itu Staf Khusus Pimpinan MPR, Muhammad Rizal, menambahkan, saat ini MPR juga sedang menyiapkan pokok-pokok haluan negara. Pokok-pokok haluan negara ini dianggap perlu agar pembangunan di negeri ini berjalan berkesinambungan.
Dalam menyiapkan pokok-pokok haluan negara, MPR memerlukan masukan pendapat dari semua kalangan. Termasuk juga dari warganet. “Kalau ada perubahan (amandemen UUD NRI 1945), bagaimana pendapat netizen,” ucapnya.
Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah menambahkan, MPR tidak mau meninggalkan satu segmen pun untuk terlibat dalam mensosialisasikan Empat Pilar MPR. "Kami lakukan berbagai metode dan berbagai kalangan. Sosialisasi sudah kita lakukan di kalangan SD, SMP, SMA dan juga masyarakat luas. Ini juga kalangan milenial yang tidak akan ditinggalkan," urainya.
Baca: PBNU Sepakat Amandemen Terbatas UUD NRI 1945
Siti Fauziah mengatakan, kegiatan Ngobrol Bareng Netizen ini sudah dilakukan sejak 2015 di berbagai kota seperti Jakarta, Solo, Yogyakarta, Makassar, Manado, Bandung, Jambi, dan Surabaya.
“Pada 2018, kami juga mengadakan deklarasi netizen di Gedung MPR. Kami berharap ini nanti para netizen mendeklarasikan kembali apa yang akan disampaikan. Harapan MPR para netizen bisa menulis satu kata saja dalam satu hari karena follower banyak, meski hanya dengan satu kata tapi kalau dibaca para follower jadi banyak," tuturnya. (*)