TRIBUNNEWS.COM - Pada September 2020, Provinsi Papua akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Seiring semakin dekatnya waktu pelaksanaan, pimpinan MPR, DPR, DPD, dan Kementerian PUPR, pada 3 Maret 2020, mengadakan peninjauan di Komplek Stadion Papua Bangkit, Sentani.
Hadir dalam peninjauan itu Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPD Sultan Najamudin, Wakil Ketua DPR Rachmad Gobel, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Arsul Sani, Fadel Muhammad; anggota DPD dan DPR dari dapil Papua dan Papua Barat yang tergabung dalam MPR For Papua, seperti Yorrys Raweyai, Filep Wamafma, Herlina Munib, Ruben Uamang, Willem Wandik, Trifena Tinal; serta Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal.
Dalam peninjauan yang diliput puluhan media nasional dan lokal, Bambang Soesatyo, Fadel Muhammad, Arsul Sani, dan Lestari Moerdijat melihat perkembangan pembangunan hall cabang aquatik. Di hall yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga aquatik itu, Fadel Muhammad bahkan sampai naik ke tribun penonton.
Selepas melihat progress pembangunan hall cabang aquatik, selanjutnya pimpinan MPR, DPR, DPD, dan Kementerian PUPR menuju ke Stadion Papua Bangkit. Stadion yang digunakan untuk pertandingan cabang olahraga sepakbola tersebut, para pimpinan sampai mengecek rumput lapangan. Fadel Muhammad menyebut Stadion Papua Bangkit sangat bagus.
Kepada para wartawan, Bambang Soesatyo menuturkan setelah dirinya mengamati progress atau perkembangan kawasan Stadion Papua Bangkit, dirinya dengan mantap mengatakan, “kesan saya adalah hanya dua kata, dahsyat dan luar biasa”. Pembangunan yang begitu cepat persiapan PON Papua menurut Bambang Soesatyo diibarakan seperti kisah Sangkuriang dengan tangkuban perahu-nya. “Dalam waktu setahun bangunan lebih dari Rp1 triliun hampir selesai dan ditargetkan Juni bisa tuntas,” harapnya. Dirinya berharap lagi pada September, PON bisa dimulai dengan baik.
“Saya yakin dan percaya dengan kerja sama semua pihak sarana PON bisa rampung sesuai target,” ucapnya.
Selepas PON dirinya meminta agar Pemerintah Provinsi Papua merawat sarana yang sudah dibangun dengan baik agar asset yang ada tidak menjadi asset yang sia-sia sebagaimana pernah terjadi pada PON-PON sebelumnya, begitu PON selesai, sarana yang ada tidak dirawat hingga hancur tempat itu.
“Jangan sampai bangunan yang dibiayai hingga Rp1 triliun sia-sia,” tegasnya.
Membangun komplek olahraga PON Papua menurut Bambang Soesatyo merupakan salah satu proyek besar yang berstandar internasional. Dirinya berharap dalam ajang pertandingan dan perlombaaan berbagai cabang olaharaga itu lahir atlet-atlet yang beraraf nasional bahkan internasional.
“Di seluruh cabang olahraga,” ujarnya.
Arsul Sani dalam peninjauan itu mengakui proses pembangunan sarana PON terus dilakukan. “Itu yang kita lihat,” tuturnya.
Paling penting menurut pria asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu adalah sebelum PON dimulai semua sarana yang dibutuhkan sudah rampung sehingga pada saat PON berlangsung, tak ada complaint, misalnya kekurangan fasilitas ini dan itu.
“Atlet akan nyaman bertanding atau berlomba apabila apa yang dibutuhkan ada,” ujarnya. Ha demikian diakui akan mempengaruhi prestasi dalam menelurkan record-record baru dalam berbagai cabang olaharga.