TRIBUNNEWS.COM - Era digital dan persaingan global menjadikan pendidikan sebagai pijakan fundamental untuk membentengi generasi bangsa agar tidak terlibas putaran zaman. Diperlukan semangat kuat, tekad bulat, dan kerjasama dengan berbagai pihak agar pembaharuan dalam dunia pendidikan dapat terjadi.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, diperlukan langkah-langkah inovatif untuk penguatan dunia pendidikan, terutama di dunia pesantren. Karena itu, Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid–melakukan silaturrahmi ke sejumlah akademisi untuk menyerap pandangan untuk memajukan dunia pendidikan pesantren. Salah satunya dengan para akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Gus Jazil ingin belajar sekaligus mendapat akses secara langsung dari para pengkaji dan pelaku pendidikan di perguran tinggi negeri (PTN) di Surabaya tersebut. Sebelumnya, langkah serupa juga dilakukan dengan para pakar pendidikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
”Tentunya dengan berkolaborasi bersama akademisi ini sebuah keniscayaan. Hari ini kami mendengar pencerahan dari Rektor Universitas Airlangga (Unair) dan jajarannya. Kita akan membahas terkait potensi dan tantangan dunia pendidikan mutakhir,” tutur Gus Jazil usai bertemu Rektor Unair Prof Mohammad Nasih dan para pakar lainnya di Gedung Rektorat Unair Surabaya, Kamis (30/9/2021).
Dalam kunjungan tersebut, Gus Jazil disambut hangat Rektor Unair didampingi Sekretaris Unair Koko Sri Mulyo, serta Dekan Fakultas Vokasi Unair Prof. Anwar Ma’ruf. Dalam perbincangan yang berlangsung cukup gayeng tersebut, Gus Jazil banyak mendapatkan masukan mengenai ide dan berbagai informasi berkenaan dengan pengembangan pendidikan vokasi.
Saat ini, Gus Jazil yang juga Ketua Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Ilmu Alquran Jakarta, sedang merintis sebuah pesantren modern yakni Pondok Pesantren Modern Sunanul Muhtadin di Desa Sidorukun, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Setelah sebelumnya Sudha berdiri SMP Modern Al-Maajid, pada tahun ajaran baru mendatang akan dibuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
”Kami ingin nanti sekolah kejuruan ini bisa diberikan penerapan keahlian yang memang dibutuhkan para santri untuk membekali kehidupan di masa mendatang,” ungkap Gus Jazil yang juga sebagai Ponpes Modern Sunanul Muhtadin.
Sementara itu, Rektor Unair Mohamad Nasih mengatakan, sebelumnya Unair juga telah membuka kelas di Kabupaten Gresik. Apalagi, wilayah Gresik merupakan basis industri sehingga keberadaan sekolah vokasi atau kejuruan bakal menjawab tantangan sekaligus kebutuhan Gresik sebagai Kota Industri.
”Monggo, kita siap bersinergi dengan pesantren. Memang sebelumnya di Gresik kami (Unair) telah membuka beberapa kelas untuk beberapa program studi di antaranya D3 Keperawatan, D3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), D3 Laboratorium Medis, serta D4 Tekhnologi Radiasi Pencitraan,” tutur Rektor Unair yang berasal dari Weru, Lamongan tersebut.
Lebih lanjut Nasih mengatakan, potensi pendidikan vokasi untuk SMK dan perguruan tinggi di pesantren juga bisa memberikan kecakapan dan keahlian yang nantinya akan mempermudah dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
'Yang terjadi, saat pendidikan vokasi masih ditempuh mahasiswa, pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan sudah inden (menunggu),” tutur Nasih.
Perbincangan hangat dan gayeng antara Gus Jazil dan jajaran sivitas akademik Unair ini diakhiri dengan penyerahan dokumen kerjasama bidang pendidikan vokasi antara Unair dan Pesantren Modern Sunanul Muhtadin. (*)