"Jadi saat ini pemulihan ekonomi akan sangat tergantung pada kinerja Menteri Kesehatan dalam mengatasi problem kesehatan," ujarnya.
Di sektor riil, Chatib menyarankan agar rantai pasokan dalam perdagangan harus melakukan diversifikasi daerah tujuan ekspor untuk memperkuat sektor tersebut.
Chatib mengaku sulit untuk memperkirakan besaran angka pertumbuhan ekonomi secara lebih rinci tahun ini, karena masih ada sejumlah variabel yang tidak pasti, seperti pandemi.
Founder dan Senior Ekonom CORE Indonesia, Hendri Saparini memperkirakan kondisi perekonomian 2022 akan lebih baik daripada tahun 2021.
Menurut dia, secara umum pada tahun 2022 perekonomian Indonesia optimistis. Namun, tambahnya, Indonesia masih punya sejumlah pekerjaan rumah, sehingga optimisme itu sangat tergantung pada kemampuan bangsa ini menuntaskan pekerjaan rumah tersebut.
Hendri menilai, perekonomian kita didominasi ekonomi domestik lewat konsumsi rumah tangga dan Pemerintah. Meski begitu, ujarnya, sejumlah perubahan global, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok misalnya, berpotensi mempengaruhi pertumbuhan domestik.
Demikian pula, jelas Hendri, banyaknya kekhawatiran terhadap pandemi lewat kebijakan menekan mobilitas masyarakat. Padahal, tambahnya, pertumbuhan ekonomi sangat tergantung dari terjadinya mobilitas masyarakat.
Untuk mempertahankan dan mendorong pertumbuhan, Hendri menyarankan agar pertumbuhan ekonomi domestik dioptimalkan.
Kepala Ekonom BCA, David Sumual menilai perekonomian Indonesia saat ini sudah masuk masa pemulihan lewat peningkatan demand konsumen.
Pemulihan demand, ujar David, juga sudah terjadi di luar Jawa lewat boomingnya sektor komoditas. Diakuinya pemulihan ekonomi sudah menjangkau sejumlah sektor saat ini.(*)