News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tarif Listrik Naik

Pengusaha Pasti Keteteran jika TDL Naik

Editor: Iwan Apriansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pabri botol kemasan plastik untuk beragam produk kemasan cair diproduksi di PT Dynaplast Tbk, Bekasi, Jawa Barat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan daya 220 volt ampere (VA) sampai 900 VA boleh bersorak girang. Pasalnya, tarif dasar listrik (TDL) mereka tidak ikutan naik.

DPR hanya menyetujui kenaikan tarif setrum pada 1 Juli 2010 nanti untuk golongan pelanggan berdaya 1.300 VA ke atas, mulai 6 persen hingga 20 persen atau rata-rata sebesar 10 persen. Kecuali, pelanggan yang masuk golongan rumah tangga dengan daya di atas 6.600 VA dan bisnis serta pemerintah berdaya 6.600 VA-200 volt ampere (kVA).

Menurut Ketua Komisi Energi (VII) DPR Teuku Rifky Harsya, anggaran subsidi listrik tahun ini sebesar Rp 55,1 triliun dibagi secara sistematis yang berkeadilan ke semua golongan pelanggan PLN. "Serta tetap menjaga daya saing industri nasional," ujarnya dalam rapat dengan pemerintah soal kenaikan TDL, Selasa (15/6/2010).

Tapi sejatinya, keputusan DPR ini tak bulat karena ada dua fraksi, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang menolak kenaikan TDL.

Dasar penolakan mereka: pemerintah seharusnya bisa menutup kekurangan subsidi listrik. Caranya, dengan meningkatkan penggunaan gas dan batubara serta panas bumi untuk bahan bakar pembangkit listrik. Lalu, PLN juga harus meningkatkan efisiensi.

Direktur Jenderal Pemanfaatan Listrik dan Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jacobus Purwono menyatakan, kenaikan TDL itu tidak memberatkan. Contoh, untuk pelanggan rumah tangga berdaya 1.300 VA. Meski TDL-nya naik 18 persen, namun secara nominal kenaikannya cuma Rp 24.000 perbulan. Lalu, "Untuk pelanggan rumah tangga 2.200 VA hingga 5.500 VA, estimasi kenaikan rekening, listriknya antara Rp 43.000 hingga Rp 87.000," kata dia.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiyono mengatakan, kenaikan TDL pasti berdampak besar pada industri plastik. Pasalnya, listrik merupakan komponen biaya produksi terbesar kedua setelah bahan baku resin plastik. "Komponen harga listrik dalam industri plastik mencapai 15 persen" ungkap Fajar.

Nah, begitu TDL naik mulai bulan depan, Fajar memperkirakan, produsen plastik bakal mengerek harga jual produknya rata-rata sebesar 5 persen, meski sejak tiga bulan terakhir pasar dalam negeri sedang lesu darah digempur barang China.

Selama ini, Fajar mengungkapkan, industri plastik dalam negeri sudah keteteran bersaing dengan produk impor. Misalnya, terpal plastik. China berani menjual dengan harga lebih murah 30 persen. "Dengan naiknya TDL, jadi makin susah bersaing dengan China," keluhnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini