Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berdakwah. Salah satunya melalui pariwisata.
Bali masih menjadi sentral pariwisata terbesar dan masih berkembang di Indonesia sampai sekarang. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah turis lokal dan mancanegara yang berkunjung ke provinsi yang pernah menjadi sasaran pengboman teroris beberapa tahun silam.
Ini lah yang dilakukan Sebagai warga Muhammadiyah, sentra pariwisata harus bisa dimanfaatkan sebagai media dakwah, bukan justru lari dari kenyataan. "Karena kita ada di Bali, makanya kita masuk dalam sektor pariwisata ini," kata Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bali, Muslim Latief, di kampus UMY, Yogyakarta, Senin (5/7/2010).
Menurut Muslim, PWM Bali ingin berusaha memberikan nuansa yang Islami di sektor pariwisata. "Ketika ingin memberikan warna yang Islami, tentunya kita tidak akan mungkin lari dari sektor ini dan menyerahkannya ke orang lain. Kita tetap harus ikut tapi dengan memberikan warna yang Islami," ungkapnya.
Selama ini sektor pariwisata dipandang sebelah mata oleh warga. Dipandang negatif, karena di situlah masalah-masalah yang "tidak benar" muncul. "Nah kita harus mengubah pola yang seperti itu dengan membuat pariwisata yang bagus," ujarnya.
Muslim mengisahkan, pernah ada utusan dari Arab datang ke kantor PWM Bali untuk meminta guide (pemandu) yang bisa berbahasa Arab sebanyak 15 orang untuk memandu sejumlah wisatawan asal Arab. Mereka juga minta dicarikan tempat-tempat makanan yang Islami dan penginapan-penginap an yang Islami. "Maka dari itu Muhammadiyah harus terjun langsung," tegasnya.
Padahal, lanjut Muslim, dalam Al-Qur'an disebutkan berjalanlah dimuka bumi dan lihatlah bagaimana akibat dari perbuatan -perbuatan orang terdahulu. "Untuk musafir, sholat yang harusnya 4 rakaat boleh dijadikan 2 rakaat, itu kan pariwisata," paparnya.
Beberapa program sudah dijalankan PWM Bali, seperti bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan travel agent milik orang Islam dalam bentuk pembinaan secara Islami. Pembinaan ini, dilakukan dengan cara memberi tahu kalau tamu adalah orang Islam sehingga waktu-waktu sholatnya di sediakan, dan disediakan makanan yang benar-benar jelas kehalalannya. "Dan juga mereka puas dengan itu," pungkasnya.
Pariwisata Bali Dilirik Jadi Media Dakwah
Editor: Anita K Wardhani
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger