TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Jamaah haji yang dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah mayoritas terserang penyakit darah tinggi (hipertensi) dan diabetes. Hal itu dikatakan Kepala Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) dr Subagyo, seperti dikutip dari Kementerian Agama, Madinah, Senin (18/10/2010).
"Ya memang hipertensi jadi primadona. Selain itu juga diabetes," ujarnya.
Ia mengimbau para jamaah yang sudah memiliki penyakit sejak di Tanah Air seperti diabetes dan hipertensi, untuk tidak memaksakan diri untuk beribadah dengan aktifitas yang cukup tinggi. Sebab, volume ibadah yang tinggi justru akan memicu penyakit seperti hipertensi dan jantung.
Dikatakan, sebaiknya jamaah haji tidak memaksakan arbain (salat 40 waktu) di Masjid Nabawi. "Karena puncak ibadah haji yakni saat wukuf di Arafah," ujar Subagyo.
Mesti biasanya pasien dengan penyakit seperti itu sudah membawa bekal obat-obatan dari Tanah Air, tetapi biasanya tidak ada pihak yang mengontrol pemberian obat bagi para jamaah tersebut. Sehingga, banyak jamaah yang ngedrop ketika sedang beribadah.
"Jadi banyak jamaah yang wafat di jalan atau di masjid tanpa terpantau," kata dia.
Subayo mengaku pihaknya melakukan metode jemput bola terhadap pasien-pasien yang berstatus risiko tinggi (risti). Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kejadian sakit parah tanpa terdeteksi lebih dini.(Andri Malau)
Hipertensi Jadi Primadona Jamaah Haji
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Juang Naibaho
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger